Konfrontasi Militer Rusia-AS di atas Laut Hitam
(last modified Thu, 16 Mar 2023 03:40:54 GMT )
Mar 16, 2023 10:40 Asia/Jakarta

Pusat Komando AS di Eropa mengumumkan bahwa pada Selasa (14/03/2023) pagi, jet tempur Sukhoi 27 Rusia bertabrakan dengan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper Amerika Serikat di atas Laut Hitam, yang menyebabkan pesawat tak berawak itu jatuh ke perairan internasional. Dua jet tempur Sukhoi 27 Rusia mencegat drone Amerika dalam situasi yang oleh Komando AS di Eropa disebut "tidak aman dan tidak profesional".

Dalam pernyataan ini, diklaim bahwa pesawat Rusia, selain menabrak drone Amerika, juga menyemprotkan bahan bakar ke atasnya dan terbang di depannya dengan cara yang sembrono dan tidak profesional.

Jenderal James B. Hecker, Komandan Pusat Komando AS di Eropa mengklaim, Drone kami sedang melakukan operasi rutin di wilayah udara internasional ketika dicegat dan ditabrak oleh pesawat Rusia, dan tabrakan ini menyebabkan kecelakaan dan hilangnya drone sepenuhnya. Sebenarnya, tindakan Rusia yang tidak aman dan tidak profesional ini hampir menyebabkan kedua pesawat jatuh.

Drone MQ-9 Reaper 

Setelah pecahnya perang di Ukraina dan dukungan yang sangat luas dari posisi dan tindakan Amerika Serikat dan sekutunya sejalan dengan dukungan militer dan senjata Ukraina, hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat telah memasuki proses ketegangan yang meningkat.

Isu ini terkait dengan dukungan intelijen NATO dan Amerika Serikat terhadap Ukraina, yang tentunya dilakukan dengan menggunakan berbagai platform informasi seperti satelit, pesawat AWACS dan tentunya berbagai jenis drone pengintai seperti MQ9 Reaper selain memberikan informasi yang sangat penting dan sensitif mengenai posisi dan pergerakan pasukan Rusia di berbagai wilayah Ukraina, sehingga tentara Ukraina dapat memberikan pukulan penting pada Rusia.

Rusia sangat menyadari tujuan pergerakan dan operasi penerbangan pesawat pengintai dan mata-mata AS dan telah berulang kali memperingatkan Washington dalam hal ini.

Insiden serangan udara pada hari Selasa di atas Laut Hitam dianggap sebagai perkembangan penting dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam konteks konfrontasi militer antara Rusia dan Amerika Serikat, dan sejatinya, untuk pertama kalinya di bidang intersepsi udara terhadap pesawat Barat, terutama Amerika, oleh Angkatan Udara Rusia, Moskow telah mengambil tindakan praktis terhadap drone Amerika, yang akhirnya menyebabkan jatuhnya.

Tentu saja, Rusia telah menyajikan versinya tentang insiden ini.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (14/3) malam, Pada pagi hari tanggal 14 Maret, sebuah drone MQ-9 Amerika terbang di atas Laut Hitam dan dekat semenanjung Krimea, yang terbang menuju perbatasan negara bagian Federasi Rusia yang berada di wilayah udara Angkatan Udara Rusia. Drone itu terbang dengan pemancar dimatikan dan melanggar perbatasan zona sementara yang ditetapkan sejak dimulainya operasi militer khusus di Ukraina. Perbatasan ini telah dikomunikasikan kepada semua pengguna wilayah udara internasional dan dipublikasikan sesuai dengan standar internasional. Untuk mengidentifikasi agresor, pesawat tempur Angkatan Udara lepas landas, dan sebagai akibat dari manuver tajam yang dilakukan drone sekitar pukul 9:30 waktu Moskow, ia kehilangan kendali dan menghadapi penurunan ketinggian dan menghantam permukaan air.

Pusat Komando AS di Eropa mengumumkan bahwa pada Selasa (14/03/2023) pagi, jet tempur Sukhoi 27 Rusia bertabrakan dengan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper Amerika Serikat di atas Laut Hitam, yang menyebabkan pesawat tak berawak itu jatuh ke perairan internasional. Dua jet tempur Sukhoi 27 Rusia mencegat drone Amerika dalam situasi yang oleh Komando AS di Eropa disebut "tidak aman dan tidak profesional".

Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan, "Pesawat tempur Rusia tidak menggunakan senjata lintas udara dan tidak melakukan kontak dengan drone dan kembali ke pangkalan udara mereka dengan selamat."

Dengan demikian, Moskow telah menyangkal peran atau tanggung jawab apa pun dari Rusia dalam jatuhnya pesawat tak berawak Amerika.

Sekalipun demikian, tindakan Rusia ini merupakan peringatan serius bagi pihak Amerika bahwa jika operasi mata-mata AS terus berlanjut untuk mendapatkan dan mengirim informasi sensitif militer ke Ukraina, Moskow tidak akan duduk diam dan dengan tindakan apa pun yang melanggar keamanan dan garis merah militer Rusia dan atau terancam akan ditangani dengan keras dan tegas.

Dalam hal ini, Anatoly Antonov, Duta Besar Rusia di Washington mengatakan, Kami ingin AS menghentikan penerbangan pengintaian di dekat perbatasan Rusia.

Menurut Antonov, "John Kirby, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika mengatakan bahwa penerbangan pengintaian Amerika (di perbatasan Rusia) adalah kegiatan sehari-hari. Namun pertanyaannya adalah, apa yang dilakukan drone ini ribuan mil jauhnya dari Amerika? Jawabannya jelas. Drone AS mengumpulkan informasi yang nantinya akan digunakan oleh rezim Kiev untuk menyerang angkatan bersenjata dan wilayah Rusia."

Anatoly Antonov, Duta Besar Rusia di Washington

Rusia telah berulang kali memperingatkan tentang kehadiran pasukan asing di wilayah sekitar Ukraina, termasuk Laut Hitam, dan kemungkinan kesalahan perhitungan militer.

Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa karena perkembangan di Ukraina, Rusia dan Barat telah memasuki perang proksi, dan kelanjutan dari situasi ini dapat menyebabkan perang langsung antara Rusia dan NATO.(sl)

Tags