Dampak Serangan terhadap Pendukung Sheikh Zakzaky di Nigeria
Tekanan terhadap uma Muslim Nigeria dan pendukung Sheikh Zakzaky masis terus berlanjut. Sekaitan dengan ini pasukan keamanan dari kegubernuran negara bagian Kaduna menewaskan enam pendukung Sheikh Zakzaky.
Pembantaian ini terjadi ketika anggota Gerakan Islam Nigeria mengadakan demonstrasi damai dan meminta pemerintah Nigeria untuk membebaskan paspor internasional Sheikh Ibrahim Zakzaky dan istrinya karena mereka tidak bisa pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pengobatan. (MF)
Sheikh Ebrahim Zakzaky dan istrinya ditangkap pada 13 Desember 2015 dalam serangan militer Nigeria di Huseiniyah di kota Zaria.
Setelah banyak upaya dan protes serta tekanan domestik dan internasional, pengadilan Nigeria pada Agustus 2019 mengizinkan Sheikh Zakzaky dan istrinya melakukan perjalanan ke India untuk berobat, tetapi karena ketidakpuasan dengan proses perawatan, pembatasan keamanan dan kurangnya dokter terpercaya, Sheikh Zakzaky dan istrinya meninggalkan negara ini ke Nigeria setelah tinggal di India selama dua hari.
Pasukan keamanan Nigeria membawa Sheikh Zakzaky dan istrinya ke tempat yang tidak diketahui setelah mereka tiba di bandara Abuja.
Setelah bertahun-tahun dipenjara, Sheikh Zakzaky dan istrinya dibebaskan, tetapi karena tekanan penjara dan kurangnya perawatan penyakit fisik mereka, kondisi fisik mereka tidak baik, sehingga kondisi umum mereka memburuk dan mereka harus keluar negeri untuk berobat. Dalam hal ini, para pengunjuk rasa Nigeria meminta pemerintah federal negara ini untuk mengeluarkan paspor internasional Sheikh Ibrahim Zakzaky sehingga dia dapat bepergian ke luar negeri untuk perawatan dan mendapatkan pasokan obat-obatan. Pakar medis menekankan bahwa perawatan khusus yang dibutuhkan oleh Sheikh Zakzaky hanya tersedia di luar Nigeria.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Nigeria meningkatkan tekanan terhadap umat Islam di negara ini, sehingga kegiatan keagamaan umat Islam dan diadakannya upacara keagamaan seperti Tasu'a dan Asyura, bahkan diadakannya hari raya keagamaan dengan kerumunan besar dinyatakan terlarang. Padahal, selama bertahun-tahun, pemerintah Nigeria telah berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan keberadaan umat Islam dari berbagai arena sosial dan politik di Nigeria, namun sejauh ini belum berhasil dalam hal tersebut.
Akar dari eskalasi pendekatan pemerintah Nigeria yang anti-Muslim negara ini dapat dicermati dalam perubahan politik dalam negeri, internasional, intervensi asing dan kekayaan alam serta posisi negara ini.
Sejatinya, pemerintah Nigeria telah berurusan dengan umat Islam di negara ini dengan pendekatan keamanan dalam beberapa tahun terakhir. Pengaruh Israel dan sekutunya di negara Afrika Barat yang penting dan besar ini serta tekanan mereka terhadap pemerintah Nigeria telah menyebabkan umat Islam di negara ini semakin tertekan. Dari sudut pandang mereka, arus Islam yang kuat di Nigeria merupakan hambatan besar untuk mengembangkan hubungan dan mencapai kepentingan mereka, termasuk penggunaan sumber daya minyak Nigeria yang besar dan kekayaan alam negara ini.
Sheikh Zakzaky seraya mengisyaratkan bahwa pembantaian Zaria dilakukan atas instruksi asing oleh Washington dan sekutunya, mengatakan, gerakan ini akan menindaklanjuti berkas pengaduan yang disusun oleh organisasi HAM Muslim London yang diajukan ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Meski beragam tekanan yang ada, Muslim Nigeria berulang kali mendukung Sheikh Zakzaky dan menuntut bantuan pemerintah dalam pengobatan ulama ini dan mengizinkannya keluar negeri untuk berobat, melalui berbagai aksi demo mereka. Kini mereka dalam aksinya menuntut pengobatan Sheikh Zakzaky dan pembebasan paspornya.
Al-Tasafi, anggota tim medis Sheikh Zakzaky, pemimpin Syiah Nigeria, mengatakan dalam hal ini,"Pemerintah Nigeria menolak mengizinkan Sheikh Zakzaky berobat keluar negeri, karena takut setelah ia sembuh dan kembali ke Nigeria, akan terbuka peluang terealisasinya sebuah revolusi Islam."
Meski terjadi perubahan politik di Nigeria, pejabat negara tetap tidak menunjukkan keberpihakan kepada umat Islam, terutama beberapa pejabat negara yang menjadi pengambil keputusan itu sendiri, sehingga belum lama ini, " Nasir El-Rufai", gubernur negara bagian Kaduna, berjanji bahwa jika pencalonannya berhasil dalam pemilihan Gubernur, ia akan mengakhiri misi yang belum selesai untuk menghilangkan anggota Gerakan Islam Syiah di Negara Bagian Kaduna. Tampaknya sekarang mereka mengambil langkah ke arah ini.