Pejabat Militer Inggris Akui Posisi Negaranya di NATO Melemah
Komandan senior Inggris mengakui bahwa Inggris kehilangan posisi berpengaruhnya dalam aliansi militer NATO, karena kekuatan militer negaranya mengecil.
Sejak awal perang di Ukraina, Inggris telah memicu ketegangan dan konflik di Ukraina dengan mengambil posisi anti-Rusia, mengirimkan senjata dan perlengkapan militer serta menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Jenderal Tim Radford, Wakil Panglima Tertinggi Sekutu Eropa, yang merupakan komandan militer kedua NATO, hari Rabu (21/6/2023) mengatakan, "Setelah bertahun-tahun mengalokasikan anggaran yang rendah untuk sektor pertahanan di Inggris, posisi negara ini sebagai salah satu negara-negara terkemuka di NATO akan dipertanyakan,".
Angkatan Darat Inggris saat ini memiliki 76.000 tentara yang bertugas aktif, yang berkurang 21.000 orang dari satu dekade lalu.
Angka ini juga merupakan sepertiga dari jumlah tentara yang berada di Angkatan Darat Inggris saat Jenderal Tim Radford bergabung.
"Mungkin kita tidak akan bertahan lagi. Meskipun kami sekarang berada dalam posisi yang menguntungkan di NATO, jika kami tidak memimpin sebagaimana mestinya, kami akan kehilangan posisi ini," papar Radford.
Menurut pejabat NATO ini, Inggris telah pulih sampai batas tertentu setelah perang Ukraina, tetapi harus mengadopsi pendekatan teknologi dua arah dan kekuatan militer yang keras.(PH)