Mengapa AS Menjatuhkan Sanksi pada Negara-Negara Asia Tengah?
(last modified Sun, 23 Jul 2023 04:44:17 GMT )
Jul 23, 2023 11:44 Asia/Jakarta

Sejalan dengan kebijakan hegemonik dan unilateralisme Amerika Serikat di dunia, Washington memasukkan empat perusahaan Kirgistan dalam daftar sanksinya dengan dalih melakukan kerja sama dengan Rusia.

Sehubungan dengan hal ini, Kementerian Keuangan AS menyatakan, Langkah-langkah ini telah dimasukkan ke dalam agenda sejalan dengan komitmen para pemimpin G-7 dalam pertemuan 24 Februari dan 19 Mei 2023, di mana pemerintah AS berusaha membatasi akses Rusia ke produk yang meningkatkan kemampuan militer negara dan mengurangi pendapatan Moskow dari sektor logam dan mineral.

Kementerian Keuangan AS juga mengklaim bahwa empat perusahaan Kirgistan telah memberi Rusia teknologi tujuan ganda, yang juga memiliki fungsi militer.

Kementerian Keuangan AS

Dalam konteks ini, Washington Post menulis, Pemerintahan Joe Biden berencana menekan Kirgistan untuk menghentikan perdagangan dengan Rusia dan melewati sanksi dengan langkah-langkah ekonomi baru.

Surat kabar ini mengklaim, Sistem tersembunyi diorganisir di Asia Tengah untuk memasok teknologi terlarang ke Rusia.

Jelas bahwa tindakan politisi Amerika terhadap negara-negara yang lebih lemah berarti bahwa para pemimpin Gedung Putih berusaha mengurangi kehadiran negara ini dalam perdagangan dunia dengan menghentikan negara-negara di dunia untuk berbisnis dengan Rusia.

Sebaliknya, penerapan kebijakan tersebut berarti Amerika Serikat berusaha menekan negara-negara di dunia untuk tetap menjadi negara adidaya di abad ke-21.

Namun sebenarnya, sanksi terhadap negara-negara Asia Tengah, termasuk Kirgistan, tidak dapat membantu Amerika mencapai tujuan hegemoniknya di dunia.

Dalam reaksi pertama atas tindakan Amerika, Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengumumkan, Moskow akan menanggapi ancaman Washington terhadap Bishkek.

Pejabat Rusia ini juga menyatakan, Kirgistan adalah mitra dekat dan sekutu Rusia, dan kami bermaksud memperluas hubungan bilateral dengan negara ini di berbagai bidang.

Dalam situasi ini, yang pasti sanksi Amerika tidak akan banyak berdampak pada perekonomian Kirgistan dan negara Asia Tengah lainnya.

Di sisi lain, jika suatu saat Rusia memberikan sanksi kepada salah satu negara Asia Tengah, negara-negara ini, termasuk Kirgistan, akan hancur.

Sejalan dengan kebijakan hegemonik dan unilateralisme Amerika Serikat di dunia, Washington memasukkan empat perusahaan Kirgistan dalam daftar sanksinya dengan dalih melakukan kerja sama dengan Rusia.

Karena selain fakta bahwa perdagangan negara-negara Asia Tengah dengan Rusia berada pada tingkat yang sangat signifikan, jutaan warga negara Asia Tengah terpaksa bekerja di Rusia untuk menghidupi diri dan keluarganya.

Pemerintah Asia Tengah juga memiliki keuntungan dalam proses ini. Jelas, ketergantungan ini membuat negara-negara Asia Tengah ragu untuk beraliansi dengan AS.

Karena penyelarasan ini tidak dapat mengkompensasi kerugian ekonomi negara-negara tersebut.

Dalam konteks ini, Kedutaan Besar Kirgistan di Washington mengumumkan dalam sebuah pernyataan, Kirgistan dan Rusia adalah anggota Uni Ekonomi Eurasia, dan secara umum, Rusia adalah salah satu mitra bisnis utama pemerintah Bishkek. Lebih dari satu juta warga Kirgiz bekerja di Rusia.

Menanggapi pertanyaan tentang dampak ancaman sanksi sekunder terhadap hubungan antarnegara, Menteri Luar Negeri Kirgistan Jeenbek Kulubaev di televisi Rusia Kanal 1 mengatakan, Bishkek tentu saja tidak melihat adanya hambatan untuk bekerja sama dengan Rusia dan memandu kepentingannya sesuai dengan itu.

Dalam hal ini, Abdmanan Shiraliyev, seorang pakar masalah ekonomi percaya, Tidak seperti Kazakhstan dan Uzbekistan, ekonomi Tajikistan dan Kirgistan sangat bergantung pada Rusia.

Menurut pakar ekonomi ini, Rusia telah berulang kali menunjukkan bahwa ia dapat membuat ekonomi negara-negara Asia Tengah bertekuk lutut dengan memberikan tekanan langsung pada para imigran.

Abdmanan Shiraliyev juga menyatakan, Secara resmi lebih dari 30% dan dalam praktiknya lebih dari setengah produk domestik bruto Tajikistan dibentuk oleh uang imigran, dan cukup bagi pejabat untuk memilih sanksi Barat ketika memutuskan apakah akan bergabung atau tidak.

Singkatnya, tindakan AS dalam memberikan sanksi kepada empat perusahaan Kirgiz bukanlah tindakan pertama AS untuk membatasi dan memboikot perusahaan negara ini dan akan terus berlanjut di masa mendatang.

Bendera Kirgistan

Sementara itu, tekanan AS terhadap perusahaan-perusahaan ekonomi Asia Tengah tidak dapat mencegah perusahaan-perusahaan tersebut untuk bekerja sama dengan Rusia.

Karena Rusia memiliki banyak alat penekan untuk menekan negara-negara tersebut, terutama Kirgistan.

Alhasil, para pemimpin Amerika dan sekutunya yang berpikiran sempit tidak bisa pamer di kawasan ini.(sl)