ASEAN Memutuskan untuk Menggunakan Mata Uang Lokal
Dengan ditandatanganinya perjanjian antara Indonesia, Malaysia dan Thailand, mata uang lokal negara-negara tersebut juga telah memasuki pasar perdagangan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Para gubernur Bank Sentral Indonesia, Malaysia dan Thailand, di sela-sela pertemuan para menteri keuangan ASEAN di Jakarta, ibu kota Indonesia, dengan menandatangani perjanjian penggunaan mata uang regional maka secara resmi dan operasional telah mengapus dolar AS di pasar perdagangan ASEAN.
Indonesia, sebagai negara yang menjabat ketua periodik ASEAN pada tahun ini, telah menjalin kerja sama Local Currency Transaction (LCT) atau penggunaan mata uang lokal.
Perjanjian LCT di antara sepuluh negara anggota ASEAN ditambah Cina, Jepang dan Korea Selatan, telah disepakati untuk memperluas kerja sama keuangan regional.
Salah satu klausul terpenting dalam perjanjian ini adalah mendorong penggunaan mata uang lokal dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Dalam hal ini, Bhima Yudhistira, Ekonom dan Direktur Pusat Studi Ekonomi dan Hukum Indonesia (CELIOS) mengatakan, Keketuaan berkala ASEAN di Jakarta pada tahun 2023 adalah kesempatan yang baik untuk mempromosikan Penggunaan mata uang nasional dalam transaksi komersial berada dalam kerangka perjanjian LCT.
Sebelumnya, organisasi-organisasi penting seperti Eurasia, Organisasi Kerja Sama Shanghai dan BRICS telah menyatakan keinginan mereka untuk menghapus dolar dari perdagangan regional.
Sejumlah negara Amerika Selatan dan Tengah juga aktif dalam bidang ini.
Bagaimanapun, perluasan kerja sama dengan lebih banyak negara, termasuk program-program terpenting pemerintah Indonesia selama masa keketuaan ASEAN telah diumumkan
Dengan ditandatanganinya perjanjian antara Indonesia, Malaysia dan Thailand, mata uang lokal negara-negara tersebut juga telah memasuki pasar perdagangan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Mengingat upaya yang berlipat ganda dari berbagai negara di dunia untuk menghapus dolar AS dari transaksi perdagangan regional, para ahli percaya menghapus dolar dari bursa regional dalam kerangka ASEAN dapat terwujudkan dengan menandatangani perjanjian baru-baru ini.
Ketentuan dan dasar untuk penggantian dan penguatan mata uang lokal secara cepat akan disediakan dalam siklus pertukaran perdagangan yang luas di negara-negara anggota ASEAN.
Kepala 10 negara anggota ASEAN baru-baru ini, dalam rangka penandatanganan nota ekonomi yang komprehensif, mereka telah mengaktifkan sistem pembayaran elektronik lintas batas menggunakan mata uang regional mereka.
Menurut statistik terbaru yang diterbitkan oleh Dana Moneter Internasional, dengan penerapan kebijakan de-dolarisasi oleh banyak negara di dunia, porsi dolar dalam cadangan devisa suatu negara telah menurun dari 71% pada tahun 2000 menjadi 58% pada tahun 2022.
Studi menunjukkan bahwa penerapan strategi menghapus dolar dari transaksi regional dan global memerlukan rantai pasokan global.
Jika lebih banyak negara beralih ke mata uang lokal dibandingkan dolar dan euro dalam perdagangan, dampak yang lebih positif akan terjadi pada negara-negara anggota yang menentang kebijakan ekspansionis dan unilateralis Amerika Serikat, termasuk ASEAN.
Publikasi statistik Dana Moneter Internasional juga menunjukkan bahwa perekonomian Amerika Serikat sangat rentan dalam hal dihapuskannya dolar dari transaksi berbagai negara di dunia.
Jelas sekali bahwa kelanjutan proses ini akan menimbulkan kerusakan mendasar pada perekonomian Amerika dan juga akan mengakibatkan runtuhnya perekonomian negara tersebut yang mendominasi.(sl)