Nov 13, 2023 21:38 Asia/Jakarta
  • Para pendukung Palestina
    Para pendukung Palestina

Eskalasi kejahatan Israel terhadap bangsa Palestina dan dukungan penuh negara-negara Barat atas genosida rezim ini telah meningkatkan anti-Semitisme di dunia.

Bahkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam suratnya mengecam peningkatan aksi-aksi anti-Semit di negaranya, dan mengkritik atas maraknya gelombang anti-Semitisme yang tidak dapat ditoleransi.

Maraknya anti-Semitisme di dunia telah mendorong Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu secara terang-terangan mengumumkan, "Kami tidak menginginkan masyarakat dunia mengkritik kami. Tapi kami meminta dukungan mereka."

Meskipun otoritas negara-negara Eropa sejak awal, ketika mendukung Israel, menganggap kebijakan penindasan dan pembunuhan terhadap warga Palestina yang dilakukan rezim Zionis sebagai hak Israel, dan sejalan dengan mendukung Tel Aviv, mereka mengancam dan menghukum para pendukung Palestina, namun kenyataan terjadi dan terbunuhnya warga Palestina dalam perang Gaza justru menyebabkan banyak masyarakat di Eropa dan Amerika mengutuk kebijakan Israel terhadap Palestina dan mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk membela hak-hak rakyat Palestina.

Berlanjutnya sikap keras penguasa Eropa terhadap Palestina dan penerapan standar ganda, bertentangan dengan semua slogan libertarian masyarakat Barat terhadap para pendukung Palestina, sebenarnya telah menyebabkan meluasnya diskriminasi ras dan agama di dunia. Menurut statistik yang dipublikasikan, lebih dari 1.100 tindakan anti-Semit telah tercatat di Prancis sejak tanggal 7 Oktober, yang menurut Macron, menunjukkan adanya peningkatan tiga kali lipat tindakan kebencian terhadap orang Yahudi yang tinggal di Prancis dalam beberapa minggu terakhir dibandingkan dengan keseluruhan tahun lalu.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dia "malu dan marah" dengan serentetan insiden anti-Semit baru-baru ini di negaranya dan memperingatkan bahwa pemerintahnya tidak akan mentolerir kebencian terhadap orang Yahudi.

Faktanya, dalam beberapa minggu terakhir, negara-negara Barat telah menunjukkan kepada masyarakat dunia dengan kebijakan dan dukungannya terhadap Israel bahwa mereka tidak berpegang teguh pada slogan-slogan mereka mengenai isu kebebasan, bahkan mereka meminggirkan penulis dan jurnalis yang membela Palestina; kebijakan ini, telah meningkatkan kemarahan publik di masyarakat Barat.

Menurut undang-undang di sebagian besar negara Eropa, termasuk Perancis, tidak ada seorang pun yang mempunyai hak merampas hak-hak sosial, politik dan ekonomi masyarakat karena warna kulit, ras, agama, usia dan kecacatan. Namun kenyataan saat ini di negara-negara Barat menunjukkan bahwa undang-undang tersebut sebagian besar sebatas di atas kertas, dan kini statistik menunjukkan peningkatan kekerasan ras dan agama tidak hanya di Prancis tetapi di seluruh Eropa." Christopher A. Wray, kepala FBI, memperingatkan dalam hal ini: Anti-Semitisme telah mencapai tingkat yang bersejarah.

Sementara negara-negara Eropa berusaha untuk terus mempertahankan kebijakan pembunuhan Israel atas nama perang melawan terorisme, tampaknya opini publik dunia bukan saja tidak menerima isu ini, namun kini dengan meningkatnya kemarahan publik, bertentangan dengan semua slogan dan cita-cita libertarian, kemanusiaan, kesenjangan antara agama dan ras semakin meningkat. Sebuah isu yang, jika semakin intensif, justru akan mengganggu keamanan publik dan kekosongan slogan-slogan masyarakat Barat akan semakin terlihat. Miguel Ángel Moratinos,  Perwakilan Tinggi PBB untuk Aliansi Peradaban beberapa waktu lalu memperingatkan pelecehan terhadap sakralitas agama, kitab suci dan juga simbol agama, dan mengatakan, aksi-aksi ini dapat berujung pada peningkatan kekerasan agama.

Sepertinya kebijakan keliru negara-negara Barat kini kian memperparah keadaan, dan kemarahan akibat kebijakan ini kembali ke masyarakat dan publik. (MF)

 

Tags