Nov 25, 2023 12:22 Asia/Jakarta

Mao Ning, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina memperingatkan Amerika Serikat dan Filipina tentang pelanggaran kedaulatan wilayahnya.

Sementara itu, bersamaan dengan latihan militer bersama antara AS dan Filipina, Cina juga menyiagakan tentaranya.

Sensitivitas Cina mengenai latihan ini disebabkan oleh sengketa wilayah dan perbatasan dengan Filipina di Laut Cina Selatan, dan zona perairan ini telah menjadi saksi konfrontasi antara kapal perang Cina dan Filipina dalam beberapa bulan terakhir.

Bendera Filipina

Oleh karena itu, Amerika Serikat berusaha memanfaatkan perselisihan antara Cina dan Filipina di Laut Cina Selatan untuk meningkatkan ketegangan dalam hubungan antara Beijing dan Manila.

Amerika Serikat berusaha meningkatkan hubungan militernya dengan Filipina. Karena pada masa kepresidenan Filipina sebelumnya, kerja sama militer antara Amerika Serikat dan Manila agak berkurang disebabkan keinginannya untuk mengembangkan hubungan dengan Cina.

Dalam hal ini, Lee Soo Hei Jua, pakar urusan internasional mengatakan, Cina telah berusaha keras dalam beberapa tahun terakhir untuk mencegah perselisihan regional yang dapat mempengaruhi hubungan antara kedua negara, dan hal ini juga efektif pada masa kepresidenan Duterte di Filipina. Namun saat ini, kecenderungan Manila terhadap Washington telah menyebabkan hubungan Cina-Filipina terpengaruh oleh kebijakan anti-Cina dari Amerika.

Beijing selalu menyatakan sikapnya mengenai kedaulatan teritorial dan hak maritim Cina kepada Washington dan Manila, dan percaya bahwa kedaulatan teritorial dan hak maritim Cina tidak boleh dilanggar dalam latihan militer AS-Filipina.

Menurut pernyataan Militer Filipina, patroli gabungan AS-Filipina dilakukan di dekat Batanes, provinsi paling utara negara ini dan berjarak 200 km dari Taiwan.

Meningkatnya upaya Amerika untuk membantu negara-negara di Laut Cina Selatan, khususnya negara seperti Filipina yang memiliki sengketa wilayah dengan Cina, menyebabkan Beijing mengembangkan hubungan dengan Rusia untuk memperkuat posisinya.

Mao Ning, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina memperingatkan Amerika Serikat dan Filipina tentang pelanggaran kedaulatan wilayahnya.

Pernyataan Presiden Cina Xi Jinping dalam pertemuannya dengan Ketua Duma Rusia Vyacheslav Volodin mengenai kesiapan kedua belah pihak untuk memperdalam hubungan bilateral patut diperhatikan dalam hal ini.

Dalam pidatonya baru-baru ini pada pertemuan ke-10 Partai Rusia Bersatu dan Partai Komunis Cina, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa hubungan antara Moskow dan Beijing telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara proyek-proyek bersama berskala besar sedang berlangsung.

Hal ini menunjukkan bahwa Cina dan Rusia telah mencapai pemahaman yang sama mengenai perlunya memperkuat aliansi dan kerja sama strategis, terutama dalam melawan Amerika.

Sekaitan dengan hal ini, Li Haidong, pakar masalah internasional mengatakan, Mengingat perbedaan yang ada antara Cina dan Rusia sebelumnya, Amerika dan Barat tidak membayangkan bahwa Beijing dan Moskow akan bergerak memperdalam hubungan dengan cara melawan Barat. Situasi ini dapat menjadi salah satu faktor efektif dalam meningkatnya upaya Amerika untuk menjalin aliansi militer dengan negara-negara di wilayah di sekitar Cina.

Bagaimanapun, pernyataan Presiden Cina Xi Jinping mengenai kelanjutan upaya bersama dengan Rusia untuk terus memperdalam hubungan berdasarkan hubungan bertetangga yang baik dan abadi, interaksi strategis yang komprehensif, dan kerja sama yang saling menguntungkan menunjukkan bahwa mereka tidak akan membiarkan Amerika mempengaruhi keamanan regional Cina dengan cara apa pun demi memaksa Cina bertindak sesuai kerangka kebijakan Washington.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos

Sementara meskipun Presiden Filipina Ferdinand Marcos baru-baru ini menggambarkan situasi di Laut Cina Selatan sebagai semakin mengerikan untuk membenarkan penguatan kerja sama militer Manila dengan Washington melawan Beijing, tapi negara ini selalu berusaha mencegah krisis apa pun dengan mengelola krisis yang coba ditimbulkan oleh AS di Laut Cina Selatan.

Karena Manila tidak mempunyai kemampuan untuk menghadapi Cina dan tahu betul bahwa Amerikalah yang berusaha menciptakan krisis di kawasan.(sl)

Tags