PBB: AS Halangi Perdamaian di Gaza
Perwakilan Komisaris Hak Asasi Manusia PBB menekankan bahwa tidak ada pembenaran atas pemboman Gaza oleh rezim Zionis, dan Amerika Serikat menghalangi terciptanya perdamaian di Jalur Gaza.
Pada pertemuan terakhir sidang Dewan Keamanan tahun 2023 mengenai situasi di Palestina, Marwan Mausher, Perwakilan Komisaris Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Jumat (29/12/2023) mengidentifikasi Amerika Serikat sebagai hambatan utama untuk segera mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Khaled Mohammed Al-Khiari, Asisten Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Asia Barat, Asia dan Pasifik, juga mengulangi permintaan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza, dan penghentian serangan rezim Zionis di Gaza.
Antonio Guterres sebelumnya telah memperingatkan akan berlanjutnya serangan rezim Zionis di Jalur Gaza dan menyatakan keprihatinannya atas terjadinya krisis regional jika perang terus berlanjut.
Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric juga mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan meluasnya serangan rezim Israel di Jalur Gaza, yang dapat menimbulkan konsekuensi buruk bagi seluruh kawasan.
Sementara itu, Martin Griffiths, Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat mengutuk serangan Israel terhadap konvoi bantuan ke Jalur Gaza dan mengatakan bahwa serangan terhadap pekerja kemanusiaan adalah ilegal.
Kamis pekan lalu, rezim Zionis menyerang konvoi PBB yang kembali setelah mengantarkan bantuan ke utara Jalur Gaza.
Pejabat PBB mengumumkan bahwa tidak ada yang terluka dalam serangan ini, namun peristiwa ini menunjukkan rezim Zionis sengaja menciptakan berbagai hambatan terhadap masuknya bantuan kemanusiaan bagi orang-orang Palestina di Gaza.
Badan-badan PBB dan organisasi bantuan menyatakan jumlah truk yang masuk ke Jalur Gaza tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Palestina di Gaza.(PH)