Jan 17, 2024 13:53 Asia/Jakarta
  • Lagi, Dirjen IAEA Keluarkan Statemen Provokatif mengenai Program Nuklir Iran

Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional, dalam pernyataan provokatifnya terhadap program nuklir damai Iran dengan menyatakan bahwa Iran adalah satu-satunya negara non-nuklir yang memperkaya uranium pada tingkat yang sangat tinggi dan mendekati tingkat yang dibutuhkan untuk memproduksi senjata nuklir. ​

Grossi melontarkan klaim tersebut dalam wawancara dengan majalah The National baru-baru ini.

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional hari Selasa (16/1/2024) kembali melancarkan kampanye hitam mengenai program nuklir damai Iran dengan mengatakan, "Kegiatan nuklir Iran bergerak maju dengan tujuan yang ambisius, dan kami tidak setuju. Namun kami mengatakan bahwa akses pengawas internasional harus proporsional dengan kegiatan ini,".

Ia mengabaikan kerja sama Iran yang telah terjalin luas dengan IAEA selama ini. 

"Iran adalah anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir dan harus mematuhi kewajibannya,"ujar Grossi.

Pada awal Januari, Direktur Jenderal IAEA menerbitkan laporan provokatif lainnya dan mengumumkan bahwa produksi uranium yang diperkaya telah meningkat di Iran.

Menurut dugaan laporan ini, Iran telah mengubah kecepatan pengayaan uraniumnya dengan kemurnian 60 persen, dan telah kembali dari produksi 3 kg menjadi sekitar 9 kg per bulan.

Mengacu pada peningkatan produksi uranium yang diperkaya di pembangkit listrik Fordow dan Natanz, Grossi mengungkapkan, "Iran telah meningkatkan produksi uranium yang diperkaya dengan kemurnian 60 persen dalam bentuk heksafluorida menjadi sekitar 9 kg per bulan sejak peristiwa akhir November,".

Sekitar dua tahun setelah penarikan sepihak Amerika Serikat dari JCPOA dan penundaan pihak-pihak Eropa dalam memenuhi kewajiban mereka dalam perjanjian ini, Iran mengambil langkah-langkah di bawah pengawasan IAEA untuk mengurangi kewajibannya guna menciptakan keseimbangan dalam implementasi perjanjian ini.

Republik Islam Iran selalu menekankan bahwa tindakan yang diambil dapat dibatalkan, dan setiap kali pihak lain memenuhi kewajibannya secara penuh, Iran juga akan membalasnya.(PH)

Tags