Mengapa Lembaga Internasional Lamban Sikapi Kejahatan Rezim Zionis di Gaza
Meskipun jalur Gaza saat ini menghadapi kondisi kritis akibat eskalasi kejahatan genosida rezim Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas, PBB dan lembaga intersional terkait belum mengambil langkah efektif dalam mendukung Palestina.
Saat ini, para anggota Dewan Keamanan PBB hanya mengeluarkan statemen bersama yang menekankan perlunya mempertimbangkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mendukung warga sipil Palestina dan melindungi infrastruktur Gaza.
Selain itu, sebagai respons terhadap serangan rezim Zionis baru-baru ini terhadap berkumpulnya warga sipil di tempat distribusi makanan, yang menyebabkan ratusan warga Palestina gugur, Dewan Keamanan PBB hanya menyatakan keprihatinan atas kejahatan rezim Zionis baru-baru ini dan menyerukan penambahan bantuan kemanusiaan di Gaza.
Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF di akun media sosial X hari Minggu (3/3/2024) menulis, "Penundaan satu menit pun dalam akses anak-anak Palestina terhadap makanan, air, perawatan medis dan perlindungan dari peluru dan bom Israel memiliki konsekuensi yang mengerikan,".
Selama beberapa tahun terakhir, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi-organisasi afiliasinya tidak bersedia memberikan dukungan tegas terhadap rakyat Palestina dan dalam menghadapi kejahatan Zionis. Padahal kondisi kehidupan penduduk Gaza sulit dan tindakan rezim Zionis dalam blokade panjang di wilayah ini menyebabkan semakin parahnya masalah-masalah rakyat dan kurangnya dukungan bagi mereka terhadap akses fasilitas kehidupan dasar.
Rezim Zionis, dengan dukungan terus-menerus dari Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa, tidak pernah bertanggung jawab atas kejahatannya dan terus melakukan genosida terhadap orang-orang yang tidak berdaya di Palestina.
Sejak Oktober 2023, serangan rezim Zionis terhadap warga Palestina serta fasilitas dan infrastruktur perekonomian bahkan kesehatan, termasuk rumah sakit di Gaza semakin meningkat tajam. Rezim Zionis terus melanjutkan perilaku tidak manusiawinya, bahkan menghalangi masyarakat Gaza mengakses bantuan kemanusiaan dan beberapa kali menyerang konvoi bantuan kemanusiaan.
Dukungan Gedung Putih menyebabkan otoritas Zionis menolak untuk menerapkan resolusi PBB. Bahkan, Israel terus melanjutkan genosida terhadap ribuan warga Palestina yang tidak berdaya. Dengan menutup pintu masuk penyeberangan ke Gaza, rezim Zionis menghalangi masyarakat di wilayah ini untuk mengakses kebutuhan hidup, termasuk air dan makanan. Dengan tindakan ini, para pemimpin rezim Zionis berupaya untuk mewujudkan pengusiran paksa warga Palestina.
Perkembangan yang terjadi belakangan ini di Gaza serta beberapa tahun terakhir di kawasan ini menunjukkan bahwa tindakan PBB dan resolusi-resolusinya belum dilaksanakan dan kehilangan efektivitasnya dalam mewujudkan hak-hak rakyat Palestina.
Isu penting untuk mengubah situasi kritis di Gaza saat ini mengenai tindakan tidak manusiawi rezim Zionis yang bukan saja tidak berhenti, bahkan Zionis terus menggunakan setiap kesempatan untuk tujuan mereka yang jahat dan tidak manusiawi.
Solidaritas dan keberpihakan negara-negara Muslim untuk mendukung rakyat Palestina dapat menjadi semacam pengganti atas kurangnya kerja dan kecerobohan yang disengaja oleh para pemimpin negara-negara barat terhadap perkembangan di kawasan.
Negara-negara Barat, yang selalu menampilkan diri mereka sebagai pihak yang paling menuntut hak asasi manusia, selama beberapa pekan terakhir bungkam mengenai kondisi kemanusiaan yang buruk di Gaza dan membenarkan kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina.(PH)