Apa Kata Calon Wakil Presiden AS tentang Iran pada Debat Pertama Mereka?
(last modified Wed, 02 Oct 2024 10:15:23 GMT )
Okt 02, 2024 17:15 Asia/Jakarta
  • Apa Kata Calon Wakil Presiden AS tentang Iran pada Debat Pertama Mereka?

Parstoday- Dua kandidat wakil presiden AS, tanpa mengisyaratkan serangan dan kejahatan Israel, menuding Iran mendukung terorisme dan mengobarkan instabilitas di kawasan.

Tim Walz, wakil Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat, dan JD Vance, wakil Donald Trump, kandidat dari Partai Republik dalam sebuah debat pemilu, dalam rangka kebijakan dukungan penuh AS terhadap Israel, mengklaim rezim ilegal ini berhak membela diri.

 

Menurut laporan Parstoday, debat antara wakil kandidat presiden AS 2024 digelar ketika serangan Iran ke bumi pendudukan menjadi agenda penting dari debat tersebut.

 

Dalam debat ini, Tim Waltz, wakil Kamala Harris, sekali lagi menekankan dukungan tak tergoyahkan dari pemerintah Demokrat terhadap rezim Zionis. Saat merespon serangan rudal "Wa'ad Sadiq 2" Iran sebagai balasan atas kejahatan teroris Israel, ia seraya mengklaim bahwa selama masa kepresidenan Trump, Iran dengan bebas mengambil tindakan terhadap kepentingan Amerika, menambahkan: "Kami telah mendukung Israel terhadap ancaman Iran dan kami akan terus melakukannya.”

 

Sementara itu, JD Vance, wakil Donald Trump juga menyatakan: "Kita tengah menyaksikan tindakan Iran di kawasan, termasuk serangan terhadap Israel, dan kasus-kasus ini tidak mungkin terjadi kecuali dengan tidak adanya tindakan dari pemerintahan Biden. Selama era Trump, kami melihat tidak ada konflik besar di dunia.”

 

Klaim calon wakil presiden Amerika Serikat yang menuduh Iran melakukan destabilisasi di kawasan ini muncul ketika Republik Islam Iran, setelah beberapa waktu menahan diri terhadap pelanggaran kedaulatannya dan teror terhadap Syahid Ismail Haniyeh, Ketua Biro Politik Hamas Hamas di Tehran, Sayid Hassan Nasrullah Sekretaris Jenderal Hizbullah, Brigjen. Sayid Abbas Nilforoushan, penasihat militer Iran di Lebanon, dan juga pembantaian perempuan dan anak-anak Palestina dan Lebanon yang tidak bersalah oleh rezim Zionis, dengan bersandar pada Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dalam pertahanan yang sah, menyerang rezim ini dengan ratusan rudal balistik. (MF)