Trump dan Rencana baru AS untuk Tambang Pakistan yang Masih Perawan
(last modified Mon, 21 Apr 2025 04:59:33 GMT )
Apr 21, 2025 11:59 Asia/Jakarta
  • Trump dan Rencana baru AS untuk Tambang Pakistan yang Masih Perawan

Parstoday- Majalah Amerika, Foreign Policy mengonfirmasi bahwa pemerintah Amerika mulai melirik sumber tambang Pakistan.

Menurut laporan Parstoday mengutip ISNA, di saat upaya pemerintahan Donald Trump untuk menyelesaikan perjanjian pertambangan dengan pemerintah Ukraina dengan dalih membayar kembali bantuan yang dikirim ke Kiev selama perang dengan Rusia terus berlanjut dan belum membuahkan hasil, majalah Amerika "Foreign Policy" telah menunjukkan minat Washington untuk mengakuisisi cadangan mineral Pakistan.

 

Menurut majalah tersebut, Eric Meyer, seorang pejabat senior di Biro Urusan Asia Selatan dan Tengah di Departemen Luar Negeri AS, memimpin delegasi ke Islamabad untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak tentang investasi di sektor pertambangan. Meyer mengatakan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif bahwa perusahaan-perusahaan Amerika bersemangat untuk berinvestasi di cadangan mineral Pakistan yang masih perawan, yang menunjukkan keinginan dan minat yang lebih umum dari tim Donald Trump di bidang ini.

 

Menurut Foreign Policy, anggota Kongres AS tampaknya mengirimkan sinyal serupa tentang keinginan Amerika untuk mengeksploitasi sumber daya mineral Pakistan. Jack Bergman, wakil ketua Komite Pakistan di DPR Amerika, baru-baru ini mengatakan bahwa wilayah ini dapat menjadi "bagian penting" dari kemitraan dengan Pakistan.

 

Bergman melakukan perjalanan ke Islamabad minggu lalu sebagai bagian dari delegasi pertama pejabat kongres AS yang mengunjungi Pakistan sejak 2023.

 

Cadangan mineral Pakistan mencakup cadangan besar tembaga dan emas, serta mineral penting lainnya seperti litium, dan diperkirakan mencakup area seluas sekitar 600.000 kilometer persegi, wilayah dua kali luas Inggris Raya. Sementara cadangan mineral Pakistan saat ini diperkirakan bernilai 8 triliun dolar, Islamabad telah lama membanggakan kekayaan mineralnya, tetapi menghadapi kesulitan untuk menemukan investor yang bersedia mengeksploitasinya.

 

Foreign Policy meyakini bahwa dalam situasi ini, pernyataan minat pemerintah AS terhadap investasi semacam itu dapat menjadi penting bagi Islamabad. Sementara itu, Pakistan mungkin juga melihat peluang untuk memamerkan kekayaan mineralnya kepada pemerintah yang memiliki pendekatan transaksional yang kuat.

 

Perdana menteri Pakistan meyakini bahwa investasi di sektor tambang dan mineral dapat mengurangi ketergantungan negara ini terhadap keuangan internasional dan memperkuat keberlanjutan ekonomi jangka panjangnya. (MF)