Media AS Menolak Klaim Trump; Tidak Ada Permintaan Maaf
-
Presiden AS Donald Trump
Pars Today - CNN dan New York Times menolak permintaan Presiden AS agar mereka mencabut laporan mereka tentang hasil serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, dengan menyatakan, "Tidak akan ada permintaan maaf."
Presiden AS Donald Trump mengancam akan menuntut CNN dan New York Times atas laporan mereka tentang penilaian awal bahwa pemboman AS hanya memperlambat program nuklir Iran selama beberapa bulan dan bukan kehancuran total, di mana itu bertentangan dengan klaim Trump bahwa kemampuan nuklir Iran "hancur total".
Menurut laporan Pars Today mengutip ISNA, pengacara pribadi Trump mengirim surat ke sejumlah kantor berita pada tanggal 25 Juni yang meminta mereka untuk menarik kembali pernyataannya dan meminta maaf.
CNN dan New York Times sama-sama mengatakan bahwa mereka telah menanggapi surat itu dengan menyangkal klaim tersebut.
Trump telah mengkritik CNN, New York Times, dan organisasi berita lain yang telah melaporkan informasi intelijen tentang serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, dengan mengklaim bahwa kantor berita tersebut mencoba mendiskreditkannya.
"Tidak perlu menarik kembali pernyataan," tulis David McCraw, Wakil Penasihat Umum New York Times, dalam suratnya pada tanggal 26 Juni kepada pengacara Trump, sebagai tanggapan atas surat tersebut. "Kebenaran telah diungkapkan dan akan terus diungkapkan."
McCraw menulis dalam surat itu bahwa ia "tercengang oleh tekad Anda yang teguh bahwa serangan udara AS telah 'jelas menghancurkan kemampuan nuklir Iran'".
Seorang perwakilan CNN mengatakan bahwa televisi ini telah menerima surat serupa dari pengacara Trump dan "menolak tuduhan dalam surat tersebut".
Pada hari Selasa, CNN adalah televisi pertama yang melaporkan dengan mengutip "penilaian awal intelijen AS" oleh Badan Intelijen Pertahanan Pentagon, bahwa serangan militer AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran "tidak menghancurkan komponen utama program nuklir Iran dan kemungkinan hanya menundanya beberapa bulan".
New York Times, bersama dengan outlet berita lainnya termasuk Associated Press dan ABC News, mengonfirmasi laporan CNN tak lama kemudian.(sl)