Zionis Saling Menyerang / Pejuang Palestina Beri Pukulan Telak Kepada Tentara Zionis
-
Para pejuang Palestina
Pars Today – Media-media Ibrani melaporkan bentrokan antara pasukan polisi Israel dan pengunjuk rasa terhadap Perdana Menteri rezim di Wilayah Pendudukan.
Menurut laporan Pars Today mengutip Mehr, media-media Zionis melaporkan bahwa polisi rezim membubarkan dengan kasar para peserta demonstrasi di Tel Aviv pada Kamis (26/06/2025) malam. Menurut laporan itu, para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya perang di Gaza dan meraih kesepakatan pertukaran tahanan dengan Gerakan Perlawanan Islam Palestina "Hamas".
Terkait hal ini, polisi rezim menangkap tujuh pengunjuk rasa di Tel Aviv.
Surat kabar Zionis Haaretz juga mengumumkan bahwa sekelompok ibu dari tentara Zionis dalam protes ini meminta Kepala Staf Militer Israel untuk mengeluarkan anak-anak mereka dari perang di Gaza. Mereka mengatakan kepada Kepala Staf Militer Israel bahwa anak-anak mereka seperti bebek di garis tembak.
Para demonstran Zionis, yang menyatakan bahwa "Benjamin Netanyahu", Perdana Menteri Rezim Israel, takut diadili di depan hukum, menyerukan kepadanya untuk malu dan menerima kekalahannya pada 7 Oktober 2023 dan meninggalkan politik.
Netanyahu meminta penundaan persidangan
Di sisi lain, media Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah meminta penundaan persidangannya selama dua minggu karena alasan keamanan dan perkembangan regional.
Perlu dicatat bahwa Perdana Menteri Israel berusaha menghindari persidangan dengan berbagai dalih dan berusaha mempertahankan kekuasaan dengan mengobarkan perang. Netanyahu dijadwalkan hadir di pengadilan Senin depan untuk menjawab tuduhan korupsinya. Sementara itu, Amit Segal, seorang komentator politik untuk Channel 12 Israel, mengungkapkan bahwa pengacara Perdana Menteri baru-baru ini mengadakan pembicaraan rahasia dengan Aharon Barak, kepala hakim Mahkamah Agung Israel yang sudah pensiun, dengan tujuan mengakhiri persidangan Perdana Menteri Israel.
Lapid: Trump tidak boleh ikut campur
Terkait hal ini, Yair Lapid, kepala oposisi kabinet Israel, menganggap permintaan Presiden AS Donald Trump untuk membatalkan persidangan perdana menteri rezim tersebut atau memberinya pengampunan sebagai bentuk campur tangan dalam urusan dalam negeri.
Dalam wawancara dengan surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth, Lapid mengatakan, Menurut pendapat saya, pernyataan Trump ini merupakan semacam tindakan kompensasi yang diberikannya kepada Netanyahu. Karena Trump akan segera menekan perdana menteri Israel untuk mengakhiri perang Gaza.
Pada hari Kamis (26/06/2025), Trump menyatakan keterkejutannya atas panggilan pengadilan Netanyahu dan, dengan menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya seorang perdana menteri rezim Zionis diadili saat masih menjabat, dan menyerukan agar persidangan Netanyahu dibatalkan atau ia diberi ampunan.
Pukulan telak perlawanan terhadap Zionis
Dalam berita lain dari Wilayah Pendudukan, media-media melaporkan bahwa pejuang perlawanan Palestina memberikan pukulan telak kepada tentara Israel di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan.
Televisi Al Jazeera Qatar, mengutip media-media Israel mengumumkan, Insiden keamanan yang parah telah terjadi bagi tentara Israel di Khan Yunis. Media Israel mencatat bahwa helikopter rezim dikirim ke tempat kejadian untuk mengevakuasi perwira dan tentara yang terluka dan segera memindahkan mereka ke rumah sakit di dalam Wilayah Pendudukan. Media belum menerbitkan rincian lebih lanjut tentang masalah ini.
Sebelumnya, media Israel dan tentara rezim telah melaporkan pada Rabu (25/06/2025) pagi bahwa tujuh tentara Zionis tewas dalam operasi perlawanan di Jalur Gaza.
Dalam beberapa minggu terakhir, perlawanan Palestina telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka akan menanggapi dengan tegas setiap agresi dan kemajuan baru Zionis di Jalur Gaza selatan.(sl)