Kepala Staf Gabungan Militer Zionis Israel menuntut permintaan maaf dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas komentarnya tentang tentara, yang merupakan akibat dari perselisihan antara militer dan kabinet rezim Zionis.
Setelah sekitar tujuh bulan berlalu sejak operasi 7 Oktober yang dikenal dengan Badai Al-Aqsa, media serta kalangan politik dan keamanan militer rezim Zionis mengakui kekalahan rezim ini.
Gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas) meninggalkan perundingan gencatan senjata di Kairo sebagai tanggapan atas aksi destruktif rezim Zionis.
Kelaparan terjadi di mana-mana di Kebun Binatang Rafah, di ujung selatan Gaza, ketika para pengungsi Palestina mencari perlindungan dari perang antara kandang dan hewan-hewan mati kelaparan.
Penyeberangan Kerem Shalom antara Israel dan Gaza dibuka untuk truk bantuan dengan terlebih dahulu menjalani pemeriksaan oleh tentara Zionis.
Di tengah hiruk pikuk kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarem, di Tepi Barat yang diduduki, pejuang Palestina bersenjata berkeliaran dan menyapa orang yang lewat dari reruntuhan yang ditinggalkan oleh serangan Israel.
Tiga warga Palestina ditembak oleh tentara Zionis Israel dan gugur syahid di kota Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki Israel, kata Kementerian Kesehatan Palestina pada Senin (08/01/2024).
Tembakan roket diluncurkan dari beberapa lokasi di Gaza mulai pukul 06:30 (0330 GMT) hari Ahad (07/01/2024), sebagaimana dilaporkan AFP.
Pertempuran sengit antara pasukan perlawanan Palestina dan militer rezim Zionis Israel berlanjut. Sembilan tentara Zionis dilaporkan tewas dalam operasi terpisah oleh kelompok perlawanan di Jalur Gaza.
Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Rabu 03/01/2024) mengatakan bahwa memindahkan paksa dan mengungsikan penduduk Gaza adalah “genosida” dan memperingatkan negara-negara lain untuk tidak berpartisipasi dalam tindakan tersebut.