Mengapa Sikap Negatif Generasi Baru Republik terhadap Israel Meningkat?
https://parstoday.ir/id/news/world-i176024-mengapa_sikap_negatif_generasi_baru_republik_terhadap_israel_meningkat
Seiring berlanjutnya perang di Gaza, perubahan signifikan dalam opini publik Amerika Serikat mulai terlihat, yang tidak hanya memengaruhi Partai Demokrat tetapi juga Partai Republik.
(last modified 2025-09-18T07:54:19+00:00 )
Aug 21, 2025 05:44 Asia/Jakarta
  • Mengapa Sikap Negatif Generasi Baru Republik terhadap Israel Meningkat?

Seiring berlanjutnya perang di Gaza, perubahan signifikan dalam opini publik Amerika Serikat mulai terlihat, yang tidak hanya memengaruhi Partai Demokrat tetapi juga Partai Republik.

Tehran,Pars Today-Majalah The Hill yang berafiliasi dengan Kongres AS dalam laporannya meninjau perpecahan antargenerasi di kalangan Partai Republik AS terkait dukungan terhadap rezim Zionis, dan menulis,"Bahkan di kalangan sayap kanan Amerika dan di antara Partai Republik, terdapat perbedaan antara generasi tua dan baru dalam hal dukungan terhadap Israel."

Secara tradisional, Partai Republik selalu menjadi pendukung kuat Israel, tetapi di kalangan sayap kanan muda, muncul keraguan, bahkan pennetangan terhadap Tel Aviv yang semakin berkembang. Bukti menunjukkan bahwa dukungan tradisional Partai Republik terhadap Israel mengalami perpecahan generasi. Selama ini generasi tua masih sangat pro-Zionis, tetapi generasi muda meragukannya dan berpendapat bahwa Washington harus memiliki pendekatan non-intervensi dan mengutamakan kepentingan AS sendiri."

Berdasarkan survei lembaga Pew, pandangan negatif terhadap Israel di kalangan Partai Republik di bawah usia 50 tahun meningkat dari 35% pada 2022 menjadi 50% pada 2025. Secara keseluruhan, 53% warga Amerika memiliki pandangan tidak baik terhadap Israel. Padahal pada 2022, hanya 42% orang Amerika yang berpandangan demikian.

Marjorie Taylor Greene, anggota DPR AS dari Georgia, termasuk salah satu Republikan yang menuduh Israel melakukan “genosida” di Gaza. Thomas Massie, anggota DPR dari Kentucky, juga merupakan Republikan yang meyakini bahwa kini semakin banyak orang berani mengungkapkan keraguan lama mereka tentang dukungan AS terhadap Israel. Anggota Kongres ini berulang kali menyatakan bahwa Israel bukan negara miskin dan tidak membutuhkan bantuan keuangan, serta penggunaan tuduhan antisemitisme secara berulang untuk menentang setiap oposisi terhadap rancangan undang-undang pro-Israel adalah sesuatu yang konyol.

Serangan rezim Zionis ke Jalur Gaza, genosida terhadap rakyat Palestina, dan berlanjutnya kejahatan tak kenal batas rezim ini dalam perang Gaza, memicu gelombang protes rakyat yang luas serta gerakan mahasiswa terbesar sejak demonstrasi antirasisme tahun 2020 di Amerika. Demonstrasi dan aksi duduk dilancarkan untuk menentang kejahatan Israel di Gaza, khususnya genosida serta penggunaan kelaparan sebagai senjata dan menciptakan bencana kelaparan di wilayah ini, juga menuntut segera diberlakukan gencatan senjata serta peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Aksi-aksi ini masih terus berlangsung, meskipun direspons secara negatif oleh pemerintah AS dengan menghukum para pesertanya. Selain mahasiswa, untuk pertama kalinya sejumlah besar dosen dan pimpinan universitas juga bergabung dengan para demonstran.

Masalah penting terkait meningkatnya dukungan terhadap Palestina bahkan Hamas di kalangan masyarakat Amerika adalah perubahan cara pandang “generasi muda” negara ini, termasuk di kalangan Republikan muda. Generasi ini segera akan menduduki posisi-posisi kunci di pemerintahan, media, dan lembaga pendidikan, serta akan bertanggung jawab mendidik generasi berikutnya. Saat ini, perubahan sikap generasi muda AS terhadap isu Palestina tercermin dalam meningkatnya sanksi akademik Amerika terhadap Israel.

Dengan mempertimbangkan hasil survei, dapat dikatakan bahwa perubahan serupa juga tengah terjadi secara bertahap di kalangan masyarakat AS, di mana stereotip tradisional mengenai Israel dan Palestina mulai bergeser. Tren meningkatnya dukungan terhadap Palestina dalam masyarakat Amerika merupakan salah satu konsekuensi dari semakin terungkapnya hakikat kebijakan dan tindakan tidak manusiawi Israel. Karena itu, dapat diperkirakan bahwa dengan berlanjutnya perang Gaza dan semakin luasnya publikasi tentang peristiwa serta laporan terkait, khususnya pembantaian perempuan dan anak-anak serta laporan lembaga internasional mengenai krisis kemanusiaan di Gaza, dukungan opini publik Amerika, terutama generasi mudanya, terhadap Palestina akan semakin bertambah. Tentu saja, hal ini  tidak diinginkan oleh pemerintahan Trump maupun Israel.

Perubahan pandangan generasi muda Amerika terhadap Israel dan Palestina dapat dianggap sebagai fenomena baru dalam sistem politik dan sosial negara ini. Tindakan keras terhadap mahasiswa, organisasi mahasiswa, dan para dosen yang mengkritik Israel di AS pada periode kedua kepresidenan Trump karena dukungan mereka terhadap Palestina, sekali lagi menyingkap wajah asli slogan dan klaim palsu Barat, khususnya Amerika, mengenai hak asasi manusia dan kebebasan berpendapat. Kini, berdasarkan hasil survei, perubahan cara pandang ini bahkan mencakup generasi muda Partai Republik yang secara tradisional dikenal konservatif. Ini merupakan tanda bahaya bagi Donald Trump dari Partai Republik serta Israel, yang kini sudah tidak lagi memiliki basis sosial lamanya di kalangan rakyat Amerika, termasuk di dalam Partai Republik sendiri.(PH)