Negara Eropa Mana yang Perdagangkan Delapan Juta Budak Angola?
https://parstoday.ir/id/news/world-i176406-negara_eropa_mana_yang_perdagangkan_delapan_juta_budak_angola
Pars Today – Portugis, sebuah negara yang terletak di barat daya Eropa, sebagaimana beberapa negara Eropa lain, memiliki rekam jejak kolonialisme.
(last modified 2025-08-30T14:26:57+00:00 )
Aug 30, 2025 21:19 Asia/Jakarta
  • Negara Eropa Mana yang Perdagangkan Delapan Juta Budak Angola?

Pars Today – Portugis, sebuah negara yang terletak di barat daya Eropa, sebagaimana beberapa negara Eropa lain, memiliki rekam jejak kolonialisme.

Di masa kolonialisme, negara-negara seperti Angola, Mozambik, Brasil, Republik Tanjung Verde, dan Timor Leste, begitu juga sebagian wilayah India, pernah dijajah Portugis. Dalam ulasan kali ini Pars Today akan menyajikan pembahasan singkat terkait kolonialisme yang dilakukan oleh Portugis.
 
Portugis memasuki Angola pada tahun 1483. Angola adalah salah satu negara terkaya di Afrika dengan pertanian yang luas serta tambang emas dan berlian, begitu juga sumur minyak besar dan dari sisi posisi geografis juga memainkan perang kunci dalam perkembangan Afrika Selatan.
 
Dari satu sisi proyek kolonialisme Portugis, dan di sisi lain Angola yang di abad ke-17 dan 18 merupakan salah satu wilayah penting di bidang perdagangan budak bagi Portugis.
 
Sekitar 500 tahun orang-orang Portugis menjajah rakyat Angola. Dalam rentang waktu ini, selain melakukan perampokan tambang dan minyak, Portugis juga melakukan perdagangan budak. Dalam lima abad, sekitar delapan juta warga Angola dijadikan budak oleh Portugis.
 
Seluruh budak yang dijual dari Afrika Barat di Abad ke-18 diperkirakan mencapai 611 ribu orang. Sementara budak yang dijual Portugis dari Angola, mencapai lebih dari dua kali lipat dari seluruh Afrika Barat, dan setara dengan 1.414.000 orang.
 
Di saat yang sama sejumlah banyak warga Angola melakukan kerja paksa di lahan-lahan pertanian. Perlahan-lahan rakyat Angola bangkit melawan penjajahan Portugis. Puncak kekerasan terhadap rakyat Angola yang bangkit melawan, terjadi pada tahun 1961.
 
Sekurang-kurangnya 5.000 warga Angola, terbunuh dalam pembunuhan massal yang dilakukan pasukan Portugis, pada 3 dan 4 Januari 1961.
 
pasukan Portugis di Angola

 

Pada bulan Maret di tahun yang sama, setelah sejumlah pekerja pribumi Angola, menuntut perbaikan kondisi kerja di lahan pertanian wilayah utara negara mereka, pasukan Portugis, membombardir wilayah-wilayah Angola, dan 17 desa rata dengan tanah.
 
Dalam aksi kejahatan itu sekitar 20.000 warga Angola terbunuh. Beberapa sumber lain memperkirakan jumlah total warga Angola yang dibunuh pasukan Portugis, dalam delapan bulan di tahun 1961, mencapai 50.000 orang.
 
Penggambaran kejahatan yang dilakukan orang-orang Portugis terhadap rakyat Angola, oleh media Barat, Los Angeles Times, membuat hati orang yang menyaksikannya seperti tersayat-sayat.
 
Media Amerika Serikat ini menulis, “Pasukan Portugis, menggantungkan kepala-kepala tentara pembebasan Angola di pohon-pohon di kedua sisi jalan raya. Orang-orang Portugis menyiksa ratusan tahanan, dan setelah membunuh mereka, jasadnya dimasukkan ke dalam kuburan massal.”
 
pasukan pembebasan Angola

 

Orang-orang Portugis, bukan hanya membakar rumah-rumah warga Angola yang terbuat dari tumbuhan dan atap jerami, tapi juga tidak berbelas kasihan terhadap lingkungan hidup Afrika, dan membakar hutan-hutan.
 
Kejahatan-kejahatan di luar batas kemanusiaan ini bukan saja tidak berhasil memadamkan tekad rakyat Angola untuk membebaskan diri, bahkan menjadi api di dalam sekam, kemarahan, dan persatuan mereka yang berujung dengan perang kemerdekaan terpanjang dalam sejarah Afrika.
 
Para pejuang rakyat Angola, setelah melakukan perlawanan dan pengorbanan selama beberapa dekade, akhirnya pada November 1975 berhasil mencapai hasil, dan Angola setelah bertahun-tahun, berhasil memerdekakan diri dari penjajahan Portugis. (HS)