Jejak Kelam Kejahatan Barat di Iran, Penyebab Bencana Kimia Sardasht
Pemboman kimia di kota perbatasan Sardasht, Iran, merupakan serangan paling mengerikan dari jenis ini di dunia yang menimbulkan banyak dampak dan masalah bagi warga kota tersebut.
Menurut laporan Pars Today, pada 28 Juni 1987, Angkatan Udara rezim Ba’ath Irak dalam perang delapan tahun yang dipaksakan terhadap Iran, menargetkan kota Sardasht di provinsi Azerbaijan Barat dengan bom kimia yang disuplai oleh negara-negara Eropa, sehingga menyebabkan kematian dan penderitaan ribuan warga sipil.
Pada hari itu, tujuh bom berisi gas mustard menghantam kawasan tersebut: dua bom di pasar kota, dua bom di daerah pemukiman, dan tiga bom lainnya di kebun sekitar kota. Kota ini berpenduduk 12 ribu jiwa, 110 di antaranya langsung gugur, dan lebih dari 8 ribu orang mengalami dampak kimia.
Perusahaan-perusahaan Eropa dan Amerika memiliki peran sangat penting dalam penyediaan peralatan dan bahan kimia yang dibutuhkan rezim Ba’ath Irak untuk memproduksi serta menggunakan senjata kimia dalam perang. Hal ini menjadi salah satu alasan diamnya media dan pemerintah Barat terhadap serangan kimia rezim Ba’ath Irak terhadap Iran selama perang. Puluhan perusahaan produsen bahan kimia memberikan dukungan kepada Irak untuk membuat senjata kimia, dengan mayoritas berasal dari Jerman.
Data yang ada menunjukkan keterlibatan 85 perusahaan Jerman, 19 perusahaan Prancis, 18 perusahaan Inggris, dan 18 perusahaan Amerika. Salah satu pemasok terbesar bahan untuk bom kimia Irak adalah perusahaan Jerman, Imhausen Chemie, dan media Eropa, khususnya Jerman, telah mempublikasikan banyak bukti mengenai hal ini. Berbagai negara juga mengekspor bahan kimia, peralatan teknis, rekayasa, serta wadah bom dan hulu ledak khusus senjata kimia ke Irak dan turut serta dalam produksi senjata mematikan ini. Hingga tahun 1991, Irak menerima 17.602 ton bahan kimia dari negara-negara Barat.
Skala luas dan intensitas pemboman, serta jenis senjata kimia yang digunakan di Sardasht, menyebabkan kota ini dikenal sebagai kota pertama korban senjata kimia di dunia setelah pemboman atom kota Hiroshima. Sardasht tidak hanya menjadi simbol penderitaan bangsa Iran, tetapi juga simbol standar ganda lembaga-lembaga internasional dalam masalah ini.
Hal penting yang menonjol dari sisi internasional terkait tragedi pemboman kimia Sardasht adalah kenyataan bahwa bencana kemanusiaan yang dilakukan langsung oleh rezim Ba’ath Irak ini, karena keselarasan blok Barat dengan Irak dalam perang serta dukungan terbuka maupun terselubung mereka terhadap Baghdad, dihadapi dengan diam oleh media Barat dan hampir tidak mendapat perhatian.
Sikap bungkam lembaga-lembaga internasional terhadap kejahatan ini disebabkan oleh peran negara-negara Barat dalam terjadinya peristiwa tersebut. Negara-negara Barat yang dengan menjual senjata, bahan, dan peralatan senjata kimia kepada rezim Saddam menjadi penyebab dan pelaku utama tragedi ini, berusaha menutup mata terhadapnya, tidak memberikan reaksi khusus, bahkan berupaya menyangkalnya.(PH)