AS Berusaha Merebut Kembali Pangkalan Udara Begram di Afghanistan
Sep 19, 2025 19:47 Asia/Jakarta
-
pangkalan udara Bagram, Afghanistan
Pars Today – Presiden Amerika Serikat, dalam sebuah statemen mengatakan Washington, berusaha merebut kembali pangkalan militer Bagram di Afghanistan.
Hal itu disampaikan Donald Trump, Kamis (18/9/2025) dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, di akhir kunjungannya ke London.
Ia menuturkan, AS berusaha merebut kembali kontrol pangkalan udara Bagram dari tangan Taliban, dan aset strategis serta penting ini lepas dari tangan AS saat pasukan negara ini keluar dari Afghanistan.
Trump juga mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan negosiasi dengan Taliban supaya pasukan AS bisa kembali ditempatkan di pangkalan udara Bagram, yang sempat menjadi pangkalan militer terbesar AS di Afghanistan.
Selain itu, pangkalan udara Bagram, juga dianggap sebagai pangkalan militer regional penting bagi AS karena jaraknya yang dekat dengan Cina (Tiongkok).
Pernyataan Presiden AS terkait Cina, telah memicu kekhawatiran sekutu-sekutu Barat yang mengamati secara seksama hubungan dua negara adikuasa ini, pasalnya eskalasi ketegangan keduanya dapat memperburuk kondisi ekonomi bahkan bisa berujung dengan konfrontasi militer.
“Bagram adalah salah satu pangkalan udara terbesar di dunia, dan kami telah memberikannya secara cuma-cuma kepada mereka, maka dari itu kami sedang berusaha mengambilnya kembali,” kata Trump.
Presiden AS menambahkan, “Kami sedang berusaha mengambil alih pangkalan ini, karena Taliban membutuhkan bantuan kami, dan AS juga menginginkan pangkalan itu.”
Menurutnya, sebagaimana diketahui semua orang, salah satu alasan mengapa AS menginginkan pangkalan ini karena ia hanya berjarak satu jam dari lokasi Cina memproduksi senjata nuklirnya.
Pada saat yang sama, Trump juga memprotes mantan Presiden AS Joe Biden, karena telah menyebabkan pasukan AS keluar dari Afghanistan secara memalukan pada tahun 2013.
Trump mengklaim keluarnya pasukan AS dari Afghanistan ini telah menyebabkan senjata dan aset-aset militer AS yang lain dikuasai oleh Taliban.
Pada bulan Februari 2025, dalam rapat kabinet pertamanya setelah terpilih sebagai Presiden AS periode kedua, Trump mengkritik program penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
“Kami bermaksud mempertahankan Bagram, bukan karena Afghanistan, tapi karena Cina, pasalnya pangkalan ini berjarak tepat satu jam dari lokasi Cina memproduksi senjata nuklirnya,” kata Trump.
Presiden AS melanjutkan, Bagram, adalah pangkalan udara terbesar di dunia, dan salah satu bandara yang memiliki salah satu landasan pacu terbesar yang terbuat dari beton dan baja berat.
Pangkalan udara ini dilengkapi sebuah landasan pacu sepanjang 3.600 meter yang mampu melayani pesawat-pesawat pembom dan pesawat kargo. Trump juga mengklaim bahwa Cina telah menduduki pangkalan udara ini, tapi pemerintah Taliban, membantahnya.
Juru bicara pemerintah Taliban, Zabiullah Mujahid, mengatakan pangkalan udara Bagram, dikendalikan oleh orang-orang Afghanistan, bukan Cina. (HS)
Tags