Apakah Israel Mengekspor Modelnya ke BJP India?
Dirilisnya video AI oleh partai berkuasa India terhadap Muslim Assam menimbulkan pertanyaan serius: Apakah Israel mengekspor model demonisasinya kepada kaum sayap kanan India?
Tehran, Pars Today-Perilisan video buatan AI oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) India yang menggambarkan Muslim di negara bagian Assam sebagai imigran ilegal dan ancaman bagi sumber daya nasional bukan sekadar insiden pemilu; melainkan juga merupakan tanda yang mengkhawatirkan dari peniruan politik terhadap model yang telah teruji selama bertahun-tahun di Asia Barat: model Israel yang menjelek-jelekkan minoritas untuk mengonsolidasikan kekuasaannya.
Dalam video tersebut, Muslim ditampilkan mengenakan pakaian keagamaan di berbagai fasilitas pemerintah, seolah-olah kehadiran mereka merupakan pelanggaran terhadap identitas nasional. Di saat yang sama, oposisi politik dituduh melakukan pengkhianatan dengan mengibarkan bendera Pakistan di samping tokoh-tokoh oposisi. Teknik-teknik ini, termasuk pelabelan, sekuritisasi melalui rasa takut, dan hasutan sentimen etnis, memiliki kemiripan yang jelas dengan strategi media dan politik Israel dalam menghadapi warga Palestina dan kritikus domestik.
Anggota parlemen India, Asaduddin Owaisi, menyebut video tersebut menjijikkan dan mengatakan bahwa video tersebut mencerminkan ideologi yang memandang Muslim sebagai masalah. Kritikus lain juga berbicara tentang kebijakan “pecah belah dan kuasai” yang telah digunakan Israel di wilayah Palestina yang diduduki selama bertahun-tahun untuk mengendalikan opini publik dan melegitimasi langkah-langkah keamanan, dengan menggunakan teknologi, narasi, dan ancaman.
Kini, dengan hadirnya AI dalam politik India, kemiripan-kemiripan ini bukan sekadar kebetulan; melainkan seolah merupakan transfer pengalaman dan model. Laporan Human Rights Watch tentang meluasnya penggunaan bahasa Islamofobia oleh Perdana Menteri India dalam pidato-pidato kampanyenya merupakan konfirmasi atas tren berbahaya ini.
Pertanyaannya, apakah Israel sekadar sekutu strategis bagi India, atau telah menjadi model rekayasa sosial dan politik terhadap kaum minoritas? Jika demikian, kita patut khawatir tentang masa depan di mana teknologi, etnisitas, dan kekuatan politik digunakan untuk menyebarkan kebencian—masa depan yang tidak hanya mengancam Muslim India tetapi juga fondasi demokrasi.(PH)