Kekhawatiran Cina: Mengapa AS Masih Tertarik dengan Bagram?
https://parstoday.ir/id/news/world-i177458-kekhawatiran_cina_mengapa_as_masih_tertarik_dengan_bagram
Pars Today - Cina mengumumkan bahwa pembangunan pangkalan militer oleh para pelaku krisis di Afghanistan justru merugikan keamanan regional.
(last modified 2025-09-28T03:40:24+00:00 )
Sep 28, 2025 10:36 Asia/Jakarta
  • Amerika ingin menguasai pangkalan Bagram, Afghanistan
    Amerika ingin menguasai pangkalan Bagram, Afghanistan

Pars Today - Cina mengumumkan bahwa pembangunan pangkalan militer oleh para pelaku krisis di Afghanistan justru merugikan keamanan regional.

Menurut laporan Pars Today, Guo Jiakun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina menanggapi pernyataan bersama yang dikeluarkan pada "Pertemuan Menteri Luar Negeri Cina, Iran, Pakistan, dan Rusia" yang diselenggarakan pada hari Kamis di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80.

Menurutnya, Dalam pertemuan antara perwakilan Tehran, Beijing, Moskow, dan Islamabad, para anggota yang berpartisipasi menolak pembangunan kembali pangkalan militer asing di Afghanistan, dan menyatakan hal tersebut bertentangan dengan kedaulatan negara ini serta merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Menegaskan bahwa pernyataan itu menekankan penghormatan terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Afghanistan, Jubir Kemenlu Cina menambahkan, "Perwakilan keempat negara ini dengan tegas menentang pembangunan kembali pangkalan militer asing di dalam atau di sekitar Afghanistan oleh negara-negara yang bertanggung jawab atas situasi terkini di negara ini."

Presiden AS Donald Trump, yang telah berulang kali menyatakan tekadnya untuk merebut kembali kendali Pangkalan Udara Bagram dari Taliban, mengancam Afghanistan pada 21 September bahwa hal-hal buruk akan terjadi jika Afghanistan tidak menyerahkan kendali pangkalan udara tersebut kepada Amerika Serikat.

Pada hari Kamis, 19 September, dalam kunjungannya ke Inggris, Trump menekankan bahwa Amerika Serikat sedang berusaha merebut kembali kendali Pangkalan Udara Bagram, dengan mengatakan bahwa pangkalan itu hanya berjarak satu jam dari tempat Cina memproduksi senjata nuklirnya.

Trump menyebut Pangkalan Bagram "buatan Amerika", padahal pangkalan ini dibangun oleh Soviet pada tahun 1950-an dan Amerika Serikat hanya merenovasinya. Para ahli menganggap pernyataan ini sebagai contoh ketidaktahuan dan delusi kepemilikannya.

Zakir Jalali, Penasihat Menteri Luar Negeri Pemerintahan Taliban menanggapi pernyataan Trump dengan mengatakan bahwa pernyataan Trump tentang ingin menguasai kembali Pangkalan Bagram harus dipertimbangkan dalam konteks kesepakatan dan perdagangan. Ia menambahkan bahwa Taliban tidak akan pernah menerima kehadiran militer asing di Afghanistan, dan isu ini ditolak mentah-mentah dalam perundingan Doha.

Pangkalan Udara Bagram adalah pangkalan udara AS terbesar di Afghanistan dan memainkan peran penting selama invasi AS tahun 2001 ke negara itu dan setelah serangan 11 September. Pangkalan ini memiliki dua landasan pacu utama, salah satunya memiliki panjang 3.602 meter dan lebar 46 meter, dan cocok untuk pendaratan pesawat militer besar, termasuk C-5 Galaxy, pesawat angkut terbesar di militer AS.

Alasan Trump Merebut Kembali Pangkalan Bagram

Posisi strategis Pangkalan Bagram di Afghanistan utara adalah bahwa Amerika Serikat, dengan keberadaan unit dan peralatan militernya di pangkalan ini, akan memiliki pengawasan intelijen dan keamanan atas wilayah yang luas.

Dalam hal ini, Amerika Serikat akan dapat memantau aktivitas Cina di Afghanistan timur, terutama di dekat Provinsi Xinjiang, Iran di barat, dan Asia Tengah di utara, yang dianggap sebagai wilayah pengaruh Rusia dan Cina.

Sementara itu, alasan-alasan berikut dapat dikutip di balik desakan Trump untuk merebut kembali Pangkalan Bagram:

* Kedekatan dengan Cina: Trump telah berulang kali menekankan bahwa Pangkalan Bagram hanya berjarak satu jam dari wilayah tempat Cina memproduksi senjata nuklirnya. Ia menganggap lokasi strategis ini sangat penting untuk memantau dan membendung Cina.

* Kritik terhadap Penarikan Pasukan Amerika: Trump telah mengkritik keras cara penarikan pasukan Amerika pada tahun 2021, yang dilakukan pada masa kepresidenan Joe Biden, dan percaya bahwa Amerika Serikat seharusnya tidak kehilangan pangkalan Bagram.

* Kekhawatiran tentang pengaruh Cina dan Iran di Afghanistan: Ia menyoroti kehadiran diplomat Cina dan Iran pada acara militer Taliban di Bagram, dan menganggapnya sebagai tanda meningkatnya pengaruh negara-negara ini di kawasan.

* Kebangkitan kembali operasi kontraterorisme: Beberapa sumber melaporkan bahwa Amerika Serikat sedang bernegosiasi dengan Taliban untuk mengerahkan sejumlah kecil pasukan Amerika di Bagram dan menggunakan pangkalan itu sebagai titik awal operasi kontraterorisme.

Namun, para pakar militer telah memperingatkan bahwa merebut kembali Bagram tidak mungkin dilakukan tanpa mengerahkan puluhan ribu pasukan militer dan mengeluarkan biaya yang besar. Bahkan jika kesepakatan dicapai dengan Taliban, pangkalan itu akan menghadapi ancaman ISIS dan Al Qaeda.

Alasan Penentangan Cina terhadap Pengembalian Pasukan AS ke Bagram

Cina menentang pengerahan kembali pasukan AS ke Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan, dan alasan penentangan ini terutama terkait dengan masalah geopolitik dan keamanan serta prinsip non-intervensi dalam urusan internal negara-negara.

Alasan utama Cina dalam hal ini meliputi:

* Dukungan terhadap kedaulatan nasional Afghanistan: Cina telah berulang kali menekankan bahwa masa depan Afghanistan harus ditentukan oleh rakyat negara ini dan menganggap campur tangan asing, terutama militer, sebagai ancaman terhadap stabilitas internal.

* Kekhawatiran terhadap tindakan provokatif AS: Duta Besar Cina telah memperingatkan bahwa beberapa negara berusaha untuk mendestabilisasi Afghanistan melalui tindakan provokatif. Dari perspektif Beijing, kembalinya AS ke Bagram dapat meningkatkan ketegangan regional.

* Persaingan geopolitik dengan AS: Bagram terletak di dekat perbatasan Cina, dan kembalinya AS ke pangkalan ini dapat dianggap sebagai tindakan pengawasan atau tekanan terhadap Cina. Trump juga mengatakan bahwa Bagram hanya berjarak satu jam dari pusat produksi senjata nuklir Cina.

* Kepentingan ekonomi Cina di Afghanistan: Cina berupaya mengeksploitasi sumber daya mineral Afghanistan melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan. Kehadiran militer AS dapat mengancam proyek-proyek ini atau menghambat pengaruh ekonomi Cina di kawasan ini.

* Kekhawatiran tentang ketidakstabilan regional: Cina khawatir bahwa kembalinya pasukan asing ke Afghanistan dapat memicu konflik baru, pertumbuhan kelompok ekstremis, dan ketidakstabilan di negara-negara tetangga, termasuk Pakistan dan Asia Tengah.

Terakhir, Trump tampaknya telah melupakan pengalaman kehadiran pasukan AS selama dua puluh tahun sebelumnya di Afghanistan, yang pada akhirnya memaksa mereka melarikan diri dari Afghanistan dengan tergesa-gesa dan kacau, serupa dengan pelarian dari Vietnam. Melihat sejarah Afghanistan menunjukkan bahwa rakyat negara ini sangat menentang kehadiran militer asing di Afghanistan dan bahkan bersedia membayar mahal untuk mengusir orang asing.(sl)