Apakah Perdana Menteri Italia Layak Dipuji?
Pujian sejumlah pemimpin dunia terhadap Giorgia Meloni, Perdana Menteri Italia, telah menjadi bahan sorotan media internasional
Tehran, Parstoday- Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, dalam pidatonya di sela penandatanganan perjanjian perdamaian Gaza di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada hari Senin lalu, menyebut Meloni sebagai “wanita yang sangat cantik.”
Trump, sambil menunjuk ke arah Meloni yang berdiri di belakangnya, berkata:“Italia memiliki wanita muda yang cantik. Saya seharusnya tidak mengatakan ini, karena jika Anda mengatakan kata ‘cantik’ tentang seorang wanita di Amerika, karier politik Anda akan berakhir. Tapi saya mengambil risiko dan saya katakan, dia wanita yang cantik.”
Trump kemudian melanjutkan dengan memuji Meloni sebagai perempuan terhormat dan politisi yang sukses.Namun Trump bukan satu-satunya pemimpin yang memberikan sanjungan kepada Meloni.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan juga memuji penampilan Meloni saat berjabat tangan dengannya di Sharm el-Sheikh, dengan berkata:“Saya melihat Anda ketika turun dari pesawat, Anda terlihat luar biasa.”Beberapa bulan sebelumnya, tindakan Edi Rama, Perdana Menteri Albania, yang berlutut di hadapan Meloni dalam sebuah acara resmi, juga sempat viral dan mendapat liputan luas dari media internasional.
Di Balik Wajah Ramah Meloni: Bayangan Tuduhan Kejahatan Perang
Di balik pujian dan citra ramah Giorgia Meloni, tersimpan sisi lain yang kini menjadi sorotan dunia — keterkaitannya dengan tuduhan kejahatan perang Israel di Gaza.Baru-baru ini, Meloni mengonfirmasi bahwa namanya serta dua menteri kabinetnya telah dilaporkan ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan “terlibat dalam genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan” yang dilakukan rezim Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Menurut laporan sejumlah media, gugatan tersebut ditandatangani oleh sekitar 50 orang, termasuk akademisi hukum, pengacara, dan tokoh publik ternama.
Dalam gugatan itu disebutkan bahwa pemerintah Italia, melalui dukungannya terhadap Israel, khususnya dalam penyediaan senjata mematikan, telah menjadi pihak yang turut serta dalam genosida yang sedang berlangsung serta kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Palestina.
Mantan anggota parlemen Tunisia yang berdomisili di Italia, Majdi al-Karba’i, menyatakan bahwa gugatan tersebut merupakan “langkah bersejarah menuju akuntabilitas internasional” dan hasil kerja kolektif organisasi pengacara serta pakar hukum yang membela Palestina.Berlawanan dengan beberapa laporan awal, gugatan itu telah diserahkan langsung kepada Jaksa ICC, dan hingga kini lebih dari 30.000 warga, aktivis, akademisi, serta tokoh hukum internasional telah menandatangani dukungan atas laporan tersebut.
Meloni dan Sikap Anti-Hamas
Sebagai pemimpin pemerintahan sayap kanan, Giorgia Meloni dikenal sebagai salah satu sekutu paling kuat Israel di Uni Eropa.Meski ia menyatakan dukungan terhadap pembentukan negara Palestina dan berkomitmen untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, Meloni menegaskan bahwa gerakan perlawanan Hamas tidak boleh memiliki peran dalam pemerintahan Palestina di masa depan.Sikap ini menunjukkan garis kebijakan luar negeri Meloni yang cenderung mengikuti agenda geopolitik Barat dan menjauh dari pandangan publik Eropa yang semakin kritis terhadap kebijakan Israel.
Kesenjangan Politik antara Pemerintah dan Rakyat Italia
Para analis politik menilai bahwa Italia tengah mengalami ketegangan politik internal antara rakyatnya yang semakin vokal menentang kekerasan Israel dan pemerintah Meloni yang tetap menjaga hubungan erat dengan Tel Aviv.
Sementara warga Italia turun ke jalan dalam demonstrasi besar-besaran mengecam kejahatan perang Israel di Gaza, pemerintah justru mengizinkan pertandingan olahraga resmi dengan partisipasi tim sepak bola Israel di Italia.Langkah ini, menurut para pengamat, didorong oleh motif politik yang jelas:
Meloni ingin menunjukkan bahwa Italia tidak akan bergabung dalam gerakan boikot politik atau olahraga terhadap Israel.Melalui keputusan tersebut, pemerintah Meloni berusaha menegaskan bahwa Italia tetap menjadi sekutu setia Israel di Eropa, meskipun kebijakan itu semakin memperlebar jurang antara pemerintah dan rakyatnya sendiri.(PH)