Perlombaan Senjata Nuklir, Trump Perintahkan Uji Coba Senjata Nuklir
https://parstoday.ir/id/news/world-i179280-perlombaan_senjata_nuklir_trump_perintahkan_uji_coba_senjata_nuklir
Pars Today - Presiden Amerika Serikat memerintahkan agar uji coba senjata nuklir AS untuk dilanjutkan.
(last modified 2025-10-30T12:51:29+00:00 )
Okt 30, 2025 14:16 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Pars Today - Presiden Amerika Serikat memerintahkan agar uji coba senjata nuklir AS untuk dilanjutkan.

Menurut laporan Pars Today, Presiden AS Donald Trump mengumumkan dalam sebuah pesan di akun media sosialnya, Truth Social, bahwa ia telah memerintahkan Kementerian Perang AS untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir.

Menurutnya, "Karena program uji coba negara lain, saya telah memerintahkan Kementerian Perang untuk mulai menguji senjata nuklir kami seperti mereka, dan ini akan segera dimulai."

Trump mengklaim bahwa keputusan ini dibuat sebagai tanggapan terhadap program uji coba nuklir negara lain dan proses implementasinya akan segera dimulai. Oleh karena itu, Trump telah memerintahkan Kementerian Perang AS untuk melanjutkan uji coba nuklir "atas dasar yang sama" dengan Rusia dan Cina.

Trump mengklaim bahwa Amerika Serikat memiliki jumlah senjata nuklir terbesar dan perintah ini merupakan bagian dari modernisasi dan pembaruan persenjataan nuklir negaranya.

Dalam pesannya, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain mana pun, dan menambahkan, "Pencapaian ini, termasuk modernisasi dan peningkatan lengkap senjata yang ada, dicapai selama masa jabatan pertama saya."

Menurutnya, Keputusan itu diambil karena kebutuhan dan bertujuan untuk menjaga "keseimbangan kekuatan" dalam menghadapi ancaman global yang terus meningkat.

Dalam sebuah pernyataan cinta damai, Trump juga mengklaim, "Saya benci melakukan ini karena daya rusak senjata-senjata ini yang luar biasa, tetapi saya tidak punya pilihan selain melakukannya."

Keputusan itu muncul ketika Rusia baru-baru ini mengumumkan keberhasilan uji coba torpedo nuklir dan Cina juga telah memperluas program senjata nuklirnya. Trump menekankan bahwa Rusia berada di posisi kedua dan Cina di posisi ketiga, tetapi akan menyusul kita dalam lima tahun ke depan.

Perintah Presiden AS untuk melanjutkan uji coba nuklir AS telah meningkatkan ketegangan global dan memperkuat kemungkinan terulangnya perlombaan senjata nuklir.

Keputusan Trump telah disambut dengan reaksi yang mengkhawatirkan dari lembaga-lembaga internasional dan berbagai negara. Banyak analis percaya bahwa tindakan ini dapat merusak perjanjian internasional seperti Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT) dan meningkatkan ketidakpercayaan di antara kekuatan-kekuatan dunia. Selain itu, perintah ini dapat menjadi alasan bagi negara-negara lain untuk mengembangkan program nuklir mereka.

Menariknya, bahkan pejabat keamanan senior AS telah mengakui masalah ini. Belum lama ini, Direktur Intelijen Nasional AS Tulsi Gabbard memperingatkan bahaya perang nuklir dalam sebuah pernyataan dan menekankan, Saat ini, dunia semakin dekat dengan ambang kehancuran akibat nuklir.

Secara umum, dimulainya kembali uji coba nuklir AS dapat menimbulkan konsekuensi yang luas:

- Meningkatnya ketegangan antara negara-negara nuklir seperti Rusia, Cina, dan Amerika Serikat

- Melemahnya perjanjian pengendalian senjata dan meningkatnya kemungkinan negara-negara menarik diri dari perjanjian internasional

- Mendorong negara-negara di kawasan untuk mengembangkan program nuklir mereka sendiri

- Meningkatnya risiko konflik militer dengan penggunaan senjata pemusnah massal

Selain itu, mengingat perintah Trump, dunia tampaknya berada di ambang memasuki fase baru perlombaan senjata nuklir.

Keputusan ini dianggap sebagai perubahan yang jelas dalam kebijakan AS yang telah lama berlaku. Uji coba nuklir AS terakhir dilakukan pada 23 September 1992, tepat sebelum Presiden Republik saat itu, George H. W. Bush, menangguhkan uji coba nuklir dengan berakhirnya Perang Dingin.

Menurut Laboratorium Nasional Los Alamos, uji coba nuklir terakhir AS, dengan nama sandi "Divider", merupakan uji coba nuklir ke-1.54 yang dilakukan negara ini dan dilakukan di fasilitas bawah tanah di Nevada. Lokasi tersebut dapat digunakan kembali untuk uji coba nuklir.

Namun kini, dengan keputusan nuklir Trump, kemungkinan kembalinya perlombaan senjata seperti beberapa dekade terakhir semakin meningkat. Negara-negara nuklir, terutama Rusia dan Cina, dapat memanfaatkan keputusan AS untuk melanjutkan uji coba nuklir dan memasukkan langkah-langkah serupa ke dalam agenda mereka, yang kemudian akan membuka jalan bagi Prancis dan Inggris untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir.

Dengan demikian, perintah Trump untuk melanjutkan uji coba nuklir tidak hanya mengancam keamanan global, tetapi juga dapat memicu kembalinya perlombaan senjata nuklir.

Dalam situasi seperti ini, peran komunitas internasional dalam mengendalikan krisis dan mencegah penyebaran senjata pemusnah massal menjadi semakin penting. Hanya melalui kerja sama, transparansi, dan diplomasi, kita dapat mencegah kembalinya era kegelapan Perang Dingin.(sl)