Isolasionisme Paksa: Strategi Trump untuk "Amerika Sendirian"
https://parstoday.ir/id/news/world-i182244-isolasionisme_paksa_strategi_trump_untuk_amerika_sendirian
Pars Today – Pendekatan ofensif pemerintah Amerika terhadap dunia dengan fokus pada penerapan tarif resiprokal, pembatasan ketat imigran, dan retorika rasis, tengah berubah menjadi “isolasionisme” sebagai garis kebijakan resmi pemerintah negara tersebut.
(last modified 2025-12-14T13:02:57+00:00 )
Des 14, 2025 19:58 Asia/Jakarta
  • Donald Trump
    Donald Trump

Pars Today – Pendekatan ofensif pemerintah Amerika terhadap dunia dengan fokus pada penerapan tarif resiprokal, pembatasan ketat imigran, dan retorika rasis, tengah berubah menjadi “isolasionisme” sebagai garis kebijakan resmi pemerintah negara tersebut.

Surat kabar ternama The Washington Post menulis bahwa strategi dan pendekatan agresif pemerintah Amerika Serikat, yang ditegaskan melalui penerbitan dokumen strategi keamanan nasional berbasis penolakan terhadap multilateralitas dan menyalahkan para sekutu, tidak hanya merusak hubungan internasional Washington, tetapi juga memicu reaksi peringatan dari para pengamat domestik

.

Menurut laporan Pars Today, para pakar dengan menyinggung semakin ketatnya larangan perjalanan serta kebijakan seperti permintaan riwayat lima tahun akun media sosial dari wisatawan, menilai tren ini sebagai faktor yang menimbulkan kekecewaan global dan memutuskan hubungan budaya.

 

Chuck Hagel, mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, memperingatkan terkait kebijakan pemerintah dengan menekankan: “Amerika sedang menjadi sangat berbahaya terisolasi… dan ketika Anda melangkah di jalur ini, Anda tidak akan menemukannya kembali.”

 

Pandangan ini, yang mengingatkan pada isolasionisme gagal sebelum Perang Dunia II, oleh Gedung Putih dibenarkan dengan istilah “membela budaya Amerika”. Namun, menurut para analis, akar kebijakan tersebut berasal dari pandangan bernuansa rasis dan pro-kelompok supremasi kulit putih.

 

Penghinaan berulang terhadap Ilhan Omar, anggota Kongres berdarah Somalia, serta retorika anti-imigran, terus membuat suasana politik domestik tetap tegang. Di ranah internasional, ancaman tarif terhadap Meksiko dan tekanan terhadap Venezuela menunjukkan upaya mencari “kambing hitam asing” bagi masalah internal; sebuah tindakan yang menurut banyak pihak didasarkan pada persepsi berlebihan terhadap ancaman.

 

Meskipun mendapat dukungan dari sayap garis keras Partai Republik dan gagasan seperti keluar dari NATO, para pakar menekankan bahwa dalam dunia modern dengan keterhubungan ekonomi dan digital yang mendalam, isolasi penuh tidaklah realistis dan tidak menguntungkan bagi Amerika Serikat.

 

Dokumen strategi keamanan nasional Trump, yang secara implisit menerima dominasi Rusia dan Tiongkok di wilayah pengaruh mereka serta membatasi fokus Washington pada belahan bumi Barat, menurut Seth Jones—analis senior pertahanan di Center for Strategic and International Studies (CSIS)—pada dasarnya mengabaikan tantangan demokrasi terhadap otoritarianisme dan bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Amerika.

 

Tampaknya pemerintahan Trump, dengan melembagakan wacana anti-imigran dan unilateralisme yang bersifat konfrontatif, secara sengaja menempuh jalur yang konsekuensinya hanyalah “Amerika yang terisolasi”; sebuah strategi yang tidak hanya melemahkan aliansi-aliansi historis, tetapi juga membahayakan posisi strategis dan moral Amerika dalam tatanan internasional. (MF)