Presiden Kuba: Kebijakan Baru AS Ancam Kepentingan Amerika Latin
Presiden Kuba mengatakan, kebijakan dan program pemerintah baru Amerika Serikat membahayakan kepentingan negara-negara Amerika Latin.
Raul Castro mengatakan hal itu dalam pidatonya di pertemuan kelima para pemimpin negara-negara anggota Komunitas Negara-negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC) di Dominika, Rabu (25/1/2017), seperti dilansir kantor berita Tass.
Ia menambahkan, selayaknya pemerintah baru AS mengambil pendekatan-pendekatan yang menghormati kawasan, namun program yang telah diumumkan oleh presiden baru negara itu mengkhawatirkan, sebab program itu membahayakan kepentingan negara-negara Amerika Latin di sektor perdagangan, pekerjaan, imigrasi dan lingkungan hidup.
Raul menuturkan, Kuba komitmen untuk berdialog dengan pemerintah baru AS tentang persoalan utama dalam hubungan bilateral berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, menghormati independensi dan kedaulatan Kuba serta kelanjutan pembicaraan berdasarkan penghormatan dan kerjasama dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan bilateral.
Di bagian lain pidatonya, Presiden Kuba memprotes sanksi AS terhadap negaranya, dan mengatakan, Havana hingga sekarang masih berada di bawah sanksi ekonomi, perdagangan, finansial Washington yang menimbulkan penderitaan besar kemanusiaan dan mencegah kemajuan negara.
33 negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia berpartisipasi dalam pertemuan terbaru di Republik Dominika. Pertemuan pertama negara-negara ini digelar di Chili pada tahun 2013.
Perintah Donald Trump, Presiden baru AS untuk merealisasikan proyek pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko dan penandatanganan aturan baru untuk mencegah masuknya imigran telah menimbulkan protes dan kekhawatiran luas di antara negara-negara Amerika Latin dan dunia. (RA)