Laporan Tahunan Konferensi Keamanan Munich
https://parstoday.ir/id/news/world-i51173-laporan_tahunan_konferensi_keamanan_munich
Laporan tahunan Konferensi Keamanan Munich (MSC) mencatat peningkatan potensi konflik global yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti, pelemahan perjanjian kontrol senjata, penyebaran senjata secara signifikan, ketegangan akibat manuver militer, dan bahaya konflik militer yang tak terduga antara Eropa dan Rusia.
(last modified 2025-10-20T09:29:35+00:00 )
Feb 08, 2018 14:36 Asia/Jakarta
  • Konferensi Keamanan Munich (MSC).
    Konferensi Keamanan Munich (MSC).

Laporan tahunan Konferensi Keamanan Munich (MSC) mencatat peningkatan potensi konflik global yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti, pelemahan perjanjian kontrol senjata, penyebaran senjata secara signifikan, ketegangan akibat manuver militer, dan bahaya konflik militer yang tak terduga antara Eropa dan Rusia.

Meski Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menekankan bahwa mereka tidak menginginkan perlombaan senjata baru dengan Rusia, namun transformasi saat ini dapat menyebabkan kerawanan lebih besar bagi situasi keamanan Eropa, menimbulkan kesalahpahaman, dan melahirkan penilaian yang keliru, di mana bisa memicu sebuah konflik yang tidak diinginkan dengan Rusia.

Laporan MSC mencatat bahwa konflik Ukraina telah menciptakan hambatan besar untuk meredam ketegangan antara Barat dan Rusia, dan keputusan Amerika Serikat menyerahkan senjata mematikan ke Ukraina, kemungkinan akan memperparah kebuntuan saat ini.

Menurut MSC, negara-negara Eropa Timur berada di sebuah lingkungan keamanan yang kompetitif dan terjebak di antara Uni Eropa, NATO dan Rusia. Peluang NATO untuk merekrut lebih banyak anggota dari Eropa Timur juga telah menipis.

Hubungan antara Rusia dan NATO selalu diwarnai konflik dalam beberapa tahun terakhir dan sejak pecahnya krisis Ukraina. Konfrontasi antara kedua pihak di Eropa Timur terus meningkat setiap tahun. Dalam hal ini, Sekjen NATO Jens Stoltenberg menganggap Rusia sebagai ancaman utama bagi Aliansi dan berulang kali menuduh Moskow melakukan ekspansi ke Eropa Timur.

Pada kesempatan tertentu, Stoltenberg menunjukkan sikap yang ramah di hadapan Rusia dan mengesankan bahwa NATO ingin berinteraksi dengan Moskow untuk memecahkan kebuntuan saat ini, namun secara umum NATO tetap memandang negara tersebut sebagai ancaman.

Sergey Rekda, seorang pengamat Rusia, percaya bahwa isu-isu provokatif yang diangkat NATO, menunjukkan bahwa Aliansi ini tidak ingin meredam ketegangan dengan Rusia.

Tentu saja, Rusia sudah sering menyuarakan keinginannya untuk menyelesaikan konflik dengan NATO dan pada dasarnya, pelaksanaan pembicaraan antara kedua pihak di Dewan NATO-Rusia pada tahun 2016 berada dalam konteks ini, walaupun tidak ada hasilnya.

Rusia dan NATO

Di era pasca Perang Dingin, NATO terus memperluas ekspansinya ke wilayah Timur dan menyebarkan peralatan militer secara besar-besaran di Eropa Timur sejak tahun 2014. Kebijakan ini dengan sendirinya akan merusak keamanan dan memicu ketegangan dengan Rusia.

Menurut seorang pengamat Rusia, Vladimir Pozner, para pemimpin Moskow memandang ekspansi NATO ke Eropa Timur sebagai sebuah ancaman yang nyata.

Sikap konfrontatif NATO dan keputusan menumpuk pasukan di sekitar zona keamanan Rusia, selalu menjadi alasan penting bagi Moskow untuk menaikkan anggaran militernya, menyebarkan sistem pertahanan rudal termasuk rudal balistik taktis Iskander, meningkatkan kesiapan pasukan, dan melakukan latihan di perbatasan barat negara tersebut.

Dapat dikatakan bahwa laporan tahunan Konferensi Keamanan Munich merupakan bentuk peringatan kepada Barat terkait situasi keamanan yang tidak menguntungkan saat ini di Eropa, terutama di Eropa Timur. (RM)