Penurunan Kesiapan Militer Jerman dan Kekhawatiran NATO
https://parstoday.ir/id/news/world-i51991-penurunan_kesiapan_militer_jerman_dan_kekhawatiran_nato
Kekhawatiran Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) atas menurunnya tingkat kesiapan tempur pasukan Jerman dalam komando pasukan gerak cepat NATO memicu tekanan lebih deras terhadap Berlin untuk menutupi kekurangan alat utama sistem pertahanannya.
(last modified 2025-11-30T07:49:40+00:00 )
Feb 21, 2018 14:54 Asia/Jakarta
  • Militer Jerman
    Militer Jerman

Kekhawatiran Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) atas menurunnya tingkat kesiapan tempur pasukan Jerman dalam komando pasukan gerak cepat NATO memicu tekanan lebih deras terhadap Berlin untuk menutupi kekurangan alat utama sistem pertahanannya.

Proses lambat pengadaan alutsista dan kesiapan tempur militer negara dengan populasi terbesar sekaligus kekuatan ekonomi pertama Eropa ini menjadi kekhawatiran terbesar bagi NATO.

Pasukan Jerman

 

Seorang diplomat NATO mengatakan, tingkat kesiapan tempur militer Jerman sangat mengkhawatirkan. Meskipun anggaran militer Jerman secara bertahap meningkat, namun kesiapan tempur pasukan Jerman, khususnya di bidang pengadaan alutsista kurang perhatian.

 

Sejak Donald Trump menjadi presiden Amerika pada Januari 2017, Jerman menghadapi gelombang tekanan untuk menambah anggaran militernya sesuai dengan ketentuan anggaran pertahanan NATO. Kanselir Jerman Angela Merkel pada akhirnya terpaksa mengumumkan bahwa negaranya harus melaksanakan komitmennya terkait penambahan bujet pertahanan dengan mengalokasikan dua persen dari produk domestik brutonya untuk anggaran militer.

 

Ketua Parlemen Jerman, Wolfgang Schweibe menyatakan bahwa anggaran pertahanan negaranya mengalami penambahan 1,4 miliar dolar dan mencapai 38,5 miliar Euro di tahun 2018, namun hal ini mendapat penentangan luas di dalam negeri. Sejumlah petinggi Jerman menyatakan penentangannya atas pendekatan militerisme Amerika di bidang keamanan mengenai tuntutan Turmp terhadap anggota NATO supaya menambah anggaran militernya.

Militer Jerman

 

Menurut perspektif petinggi Jerman, termasuk Menteri Luar Negeri Sigmar Gabriel, keamanan memiliki beragam dimensi dan salah satu dimensinya hanya mungkin direalisasikan melalui militer. Martin Schulz, mantan ketua Partai Sosial Demokrat (SPD) juga berulang kali mengkritik keputusan NATO yang meminta anggotanya menambah anggaran militernya sesuai dengan permintaan Amerika.

 

Martin Schulz dan Thomas Oppermann yang tercatat sebagai petinggi utama partai ini, melalui artikel yang dirilis koran Funke Mediengruppe menulis, "Kita secara tegas mengatakan tidak terhadap tuntutan penambahan dua persan anggaran yang diinginkan Trump dan Partai Uni Demokrat Kristen (CDU) dan Sosialis. Langkah seperti ini bukan saja tidak realistis, bahkan tujuannya pun keliru."

 

Secara umum, Partai Sosialis Jerman menolak penambahan anggaran pertahanan negara ini dan menilainya tidak realistis atau keliru. Menurut partai ini, Berlin harus membentuk sebuah pasukan Eropa yang kuat ketimbang mengikuti instruksi NATO terkait penambahan anggaran pertahanan.

 

Seorang pengamat Jerman menyinggung memudarnya peran penting koalisi militer di NATO, dan mengatakan, bagi Jerman dan negara Eropa lainnya serta Uni Eropa, sangat penting bertindak secara independen dengan kekuatan sendiri yang lebih besar.

Kanselir Jerman Angela Merkel

 

Meski demikian, pendekatan untuk tidak menambah anggaran militer tidak direspon atau ditolak oleh partai berkuasa di Jerman. Kini dengan kesepakatan partai Kristen dan partai Sosialis Demokrat untuk membentuk pemerintahan koalisi baru di Jerman, tampaknya polemik mengenai anggaran militer dan proses modernisasi militer Jerman menjadi salah satu isu penting friksi, terutama antara Partai Sosial Demokrat yang masih menginginkan sistem senjata nuklir Amerika di Jerman ditutup. Tapi pandangan tersebut ditentang oleh Merkel dan dan partainya. (MF/PH)