Iming-iming Minyak Saudi, Sudah Tak Mempan Goda AS
Seorang mantan pejabat AS, mengatakan Washington dan Riyadh sekarang memiliki perbedaan di semua isu-isu regional dan kunjungan Presiden Barack Obama ke Arab Saudi, tidak akan membawa hasil.
Seperti dikutip Fars News Agency (FNA), Rabu (20/4/2016), Ray Takeyh, anggota senior Dewan Hubungan Luar Negeri AS, menyinggung berbagai perbedaan pandangan antara Washington dan Riyadh.
Ia menuturkan bahwa kunjungan Obama ke Riyadh akan menjadi perjalanan terakhirnya sebagai Presiden dan kemungkinan menjadi kunjungan yang tidak berguna sama sekali.
Dalam artikelnya di majalah Politico, Takeyh menulis sekarang ketika AS dan Saudi menatap kawasan, mereka melihat dua perspektif yang sama sekali berbeda dan serangkaian pertentangan kepentingan.
Menurutnya, Saudi ingin menyaksikan komitmen lebih besar dari Obama di kawasan dan aksi AS untuk mengalahkan Iran, tapi Obama terang-terangan menghindari keterlibatan lebih besar di Timur Tengah.
"Kegemaran Obama atas diplomasi daripada kekuatan militer, skeptisisme tentang sekutu tradisional, upaya untuk memperbaiki hubungan dengan rival bersejarah dan keinginan untuk berputar haluan ke Asia, telah memicu kekhawatiran di Dunia Arab," papar Takeyh.
Takeyh menerangkan bahwa sekarang situasi telah berubah dan AS setelah mencapai perjanjian nuklir dengan Iran, tidak lagi membutuhkan dukungan Saudi untuk menghadapi sebuah musuh regional.
"Washington juga sudah frustasi dengan resolusi konflik dua negara di Palestina dan dalam kasus ini juga tidak lagi berharap pada negara-negara Arab," tambahnya.
Di sektor energi, kata Takeyh, pasar energi global telah berubah dan AS tumbuh lebih mandiri di bidang energi dan iming-iming minyak Saudi sudah tidak relevan. (RM)