Trump dan Fenomena Eskalasi Ekstremisme di Barat
https://parstoday.ir/id/news/world-i68466-trump_dan_fenomena_eskalasi_ekstremisme_di_barat
Fenomena ekstremisme dan rasisme di negara-negara Barat mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir setelah munculnya gelombang pengungsian besar-besaran dari negara-negara Muslim yang dilanda krisis.
(last modified 2025-10-07T09:39:18+00:00 )
Mar 16, 2019 14:44 Asia/Jakarta
  • Presiden AS, Donald Trump
    Presiden AS, Donald Trump

Fenomena ekstremisme dan rasisme di negara-negara Barat mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir setelah munculnya gelombang pengungsian besar-besaran dari negara-negara Muslim yang dilanda krisis.

Kelompok dan partai sayap kanan ekstrem Barat, terutama di Eropa, Amerika Serikat dan Atlantik mendesak pengusiran imigran dari negaranya, dan banyak dari mereka mempromosikan kekerasan terhadap para imigran dan pencari suaka.

Selama beberapa tahun terakhir, serangan terhadap para imigran di Barat telah meningkat, bahkan mengancam keselamatan nyawa mereka. Contoh terbaru aksi teror yang mengincar Muslim sebagai targetnya. Pada hari Jumat (15/3) terjadi penembakkan terhadap masjid di Christchurch, Selandia Baru. Pelaku serangan teroris ini bernama Brenton Tarrant merekam aksinya dengan kamera yang dipasang pada bagian kepala dan menyebarkannya lewat layanan streaming atau siaran langsung di Facebook. Rekaman yang tersebar di media sosial menunjukkan ia menembak secara membabi buta ke arah jemaah laki-laki, perempuan dan anak-anak di Masjid Al Noor.  PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, seluruh korban tewas berasal dari negara-negara Islam seperti Turki, Bangladesh, Indonesia, dan Malaysia.

 

Serangan teroris terhadap masjid di Selandia Baru

Ironisnya, meskipun yang menjadi korban seluruhnya adalah Muslim tapi senator sayap kanan Australia, Fraser Anning justru menyalahkan kaum imigran Muslim yang berdatangan ke negaranya. Aning mengatakan, Penyebab pertumpahan darah di Christchurch ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik Muslim untuk bermigrasi ke Selandia Baru.

Meskipun para pemimpin negara-negara Barat, termasuk AS ikut mengecam serangan teroris Selandia Baru, tapi  Presiden AS Donald Trump yang memiliki kecenderungan rasis, menyangkal motif rasis dalam serangan teroris Selandia Baru. Ia mengklaim watak ekstrim supremasi kulit putih bukan masalah utamanya. Trump kepada wartawan hari Jumat mengatakan,"Saya pikir persoalannya hanya tentang kelompok kecil yang memiliki masalah sangat serius,".

Trump juga tidak mengakui pelaku serangan teror di Selandia baru sebagai pendukungnya. Sebelumnya, pelaku serangan teror, Brenton Tarrant mengunggah manifesto setebal 74 halaman yang menjelaskan alasan di balik penembakan menewaskan 49 orang dan melukai 48 lainnya. Dalam dokumen itu, Tarrant mengatakan, ia mendukung Presiden Donald Trump sebagai 'simbol identitas kulit putih' tetapi bukan sebagai 'pembuat kebijakan'. 

 

Donald Trump

Tampaknya, ini bukan pertama kalinya Trump dipandang sebagai pemicu gelombang aksi rasis dan ekstremis sayap kanan terhadap para imigran. Pada 2017, dia juga menolak untuk mengutuk tindakan kriminal rasis kulit putih di Charlottesville, Virginia. Pada hari Jumat, media AS menyinggung resiko penyebaran Islamofobia dan kebencian terhadap agama dan imigran dengan membandingkan serangan teroris di negaranya dan masjid Selandia Baru.

Sejak Trump berkuasa, aksi rasisme dan ekstremisme yang dilancarkan kubu sayap kanan ekstrem terhadap Muslim semakin meningkat. Daniel Benjamin, pakar politik Amerika mengatakan, alih-alih membantu melawan terorisme, Trump justru bekerja untuk memperluas kegiatan teroris.

Pendekatan Trump terhadap imigran dan Muslim telah meningkatkan kekhawatiran tentang kebangkitan Islamofobia dan kekerasan terhadap Muslim di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Trump dan beberapa pejabat Barat telah berulangkali mencoba untuk menghubungkan Islam dengan terorisme, sehingga menciptakan sikap negatif terhadap Muslim, terutama Muslim yang tinggal di negara-negara Barat.(PH)