AS, Nasib Implementasi JCPOA dan Pertemuan Brussels
(last modified 2019-05-14T05:05:27+00:00 )
May 14, 2019 12:05 Asia/Jakarta

Setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional, JCPOA pada 8 Mei 2018, Republik Islam Iran mengharapkan Uni Eropa dan trioka Eropa menepati komitmennya untuk meredam efek negatif dari berlakunya kembali sanksi nuklir AS terhadap Tehran. Namun pihak Eropa selama satu tahun terakhir tidak mengambil langkah signifikan, kecuali beberapa langkah simbolis dan janji belaka.

Masalah tersebut memicu reaksi Iran dengan menangguhkan beberapa komitmennya dan memberikan tenggat waktu selama 60 hari kepada Uni Eropa dan troika Eropa supaya melaksanakan janji-janjinya. Persoalannya saat ini pihak Eropa justru menunjukkan reaksi negatif terhadap tenggat waktu yang disampaikan Iran tersebut.

Pada saat yang sama, pihak Eropa menekankan urgensi JCPOA. Oleh karena itu, mereka menggelar pertemuan luar biasa tingkat menteri luar negeri untuk membahas masalah penting ini. 

 

Federica Mogherini

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini hari Senin, (13/5/2019) sebelum dimulainya pertemuan, menyatakan bahwa negara-negara Eropa masih mendukung kesepakatan nuklir dengan Iran.

"Kami akan terus mengerahkan segenap upaya dan itikad politik demi mendukung JCPOA," ujar Mogherini.

Dia juga menegaskan masalah implementasi perjanjian nuklir ini akan dibahas dalam pertemuan yang berlangsung di Brussels. Selain itu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa menyerukan untuk menghindari ketegangan dengan Iran.

Bagaimanapun, pihak Eropa belum memenuhi komitmennya terhadap implementasi JCPOA setelah AS keluar dari perjanjian nuklir internasional itu. Meskipun Iran sudah menunggu beberapa tindakan Eropa, terutama implementasi mekanisme keuangan khusus antara Eropa dan Iran yang disebut "INSTEX", tapi faktanya pihak Eropa masih menunda penerapannya.

Setelah AS gagal membujuk Uni Eropa supaya mengamini langkahnya keluar dari JCPOA, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo melakukan lawatan mendadak ke Brussels untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri luar negeri Uni Eropa. Namun, Mogherini menunjukkan reaksi dingin terhadap kehadiran Pompeo. Menlu AS secara tiba-tiba menunda rencananya untuk mengunjungi Moskow, dan menyatakan kesediaannya menghadiri pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa yang membahas masalah JCPOA.

 

Mike Pompeo

Mogherini mengatakan dirinya diberitahu mengenai rencana kehadiran Pompeo dalam pertemuan Brussels pada hari Senin. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa menyatakan bahwa pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa sangat sulit untuk menemukan solusi mengenai implementasi penuh JCPOA, dan belum jelas akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS.

Federica Mogherini mengungkapkan, "Kami akan melihat kondisinya, apakah ada peluang untuk mengatur pertemuan dengan menteri luar negeri AS ataukah tidak."

Posisi Mogherini ini mencerminkan keengganannya untuk bertemu dengan Pompeo. Masalah ini memperlihatkan sikap protesnya terhadap langkah destruktif pemerintah Trump dalam mengejar tujuannya. Trump menarik keluar AS dari JCPOA, dan menjatuhkan kembali sanksi besar-besaran terhadap Iran dengan tujuan supaya Iran terpaksa keluar dari JCPOA sehingga perjanjian internasional yang penting ini bubar.(PH)

Tags