Amerika Tinjauan dari Dalam (20 Juli 2019)
(last modified Sat, 20 Jul 2019 09:06:27 GMT )
Jul 20, 2019 16:06 Asia/Jakarta
  • Detik-detik menanti impeachment Donal Trump
    Detik-detik menanti impeachment Donal Trump

Amerika tinjauan dari dalam pekan ini akan menyoroti sejumlah peristiwa penting di Amerika, di antaranya resolusi DPR AS mengecam pernyataan rasis Trump, DPR AS kembali gagal untuk mengimpeach Trump dan masalah imgran asing di Amerika Serikat.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan yang berisi kecaman terhadap Presiden AS Donald Trump mengenai komentar rasisnya di media sosial terhadap empat perempuan anggota Kongres negara ini.

Pernyataan tersebut menyebut komentar-komentar Presiden Trump melegitimasi ketakutan dan kebencian terhadap warga baru AS dan orang-orang kulit berwarna.

Statemen ini dirilis dengan dukungan 240 anggota DPR AS yang setuju, dan 187 lainnya menolak. Di antara yang setuju terdapat empat anggota DPR AS dari Partai Republik dan seorang anggota independen.

Donald Trump, Presiden AS

Salah seorang dari empat anggota DPR asal Partai Republik adalah Will Hurd, satu-satunya anggota DPR dari Partai Republik yang merupakan warga Afrika-Amerika.

Insiden ini berawal ketika Trump berkicau di Twitternya  menyerang empat anggota kongres wanita dari Partai Demokrat yang progresif. 

"Mengapa mereka tidak kembali dan membantu memperbaiki tempat-tempat yang sungguh rusak dan penuh kejahatan di mana mereka datang. Kemudian kembali dan menunjukkan kepada kami bagaimana itu diselesaikan," cuit Trump baru-baru ini. 

Ketua DPR, Nancy Pelosi mereaksi cuitan Trump dengan mengatakan, "Komentar-komentar dari Gedung Putih sangat memalukan, menjijikkan, dan komentar-komentar ini rasis."

Pendekatan Trump ini menuai kritikan pedas dari petinggi HAM PBB. Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet mengungkapkan, empat anggota Kongres AS dari kubu Demokrat yang mendapat serangan verbal Trump adalah manusia-manusia luar biasa. Namun demikian Bachelet tidak menjawab pertanyaan wartawan apakah statemen Trump kepada empat perempuan wakil parlemen tersebut rasis atau tidak. Ia hanya mengatakan, tidak baik seorang pemimpin dunia mengungkapkan statemen menjijikkan.

Dua pekan lalu, sekelompok perempuan wakil Demokrat di Kongres setelah mengunjungi perbatasan AS-Mexico memberi kesaksian yang memberatkan Trump terkait kebijakan anti imigran di salah satu komisi Kongres. Masalah ini membangkitkan kemarahan Trump dan di cuitannya ia menyerang anggota perempuan parlemen ini dan menuntut mereka kembali ke negara asalnya.

Mengingat sikap dan perilakunya, Trump secara praktis memprovokasi kelompok rasis dan sayap kanan ekstrim dan di sisi lain ia menghindar dari kritikan nyata terkait motivasi rasis dan anti imigran yang dialamatkan kepada dirinya. Trump tahun 2017 menolak mengecam kejahatan rasis kulit putih di Charlottesville, yakni pembunuhan seorang wanita anti rasis. Hal ini memicu kritikan pedas terhadap dirinya.

Trump selama memimpin Amerika kerap menyebarkan rasisme dan sayap kanan ekstrim khususnya Islamophobia melalui stateman dan tindakannya. Hal ini secara praktis menyebarkan kekerasan terhadap imigran dan muslim.

Sementara itu, DPR AS gagal lagi di awal proses pemakzulan presiden. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada Rabu malam 17 Juli dengan 332 suara menolak menghadapi 95 suara setuju untuk mendukung resolusi yang menyerukan "butir-butir impeachment" terhadap Donald Trump. Resolusi "butir-butir impeachment" adalah rancangan untuk dakwaan terhadap pejabat pemerintah dan memulai proses impeachment.

Senator Al Green

Resolusi baru itu disampaikan oleh wakil Demokrat Al Green sehari setelah DPR AS mengeluarkan resolusi lain yang mengecam twitt rasis Trump terhadap empat anggota kongres perempuan. Al Green mengatakan sebelum pemungutan suara, "Meratifikasi resolusi sebelumnya untuk mengutuk pernyataan rasis Trump, sementara tujuan resolusi impeachment baru adalah untuk menghukum Trump. Sebelumnya, Al Green telah mencoba dua kali untuk memakzulkan Trump. Dalam pemilihan pertama, yang diadakan pada bulan Desember 2017, 58 delegasi Demokrat setuju dengannya. Dalam pemungutan suara kedua pada Januari 2018, jumlah anggota yang setuju naik menjadi 66. Resolusi baru Green menyatakan bahwa Trump tidak cocok untuk kepresidenan karena kebencian terhadap orang Amerika baru dan orang kulit berwarna.

Setelah kegagalan pemungutan suara tersebut, Trump di Twitter menulis, "DPR telah memberikan suara tegas terhadap resolusi impeachment. Itu mungkin proyek yang paling konyol dan menghabiskan waktu yang pernah saya lihat."

Proses pemakzulan Presiden Amerika Serikat dimulai dengan Dewan Perwakilan Rakyat, dan lembaga ini memiliki peran yang bertanggung jawab. Resolusi tentang "butir-butir impeachment", jika disetujui oleh parlemen, adalah untuk mengumumkan dakwaan formal terhadap pejabat pemerintah. Setelah itu, Senat akan mengadakan pemungutan suara yang mirip dengan persidangan di ruang sidang DPR. Pada sidang itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat memainkan peran jaksa dan anggota senat memainkan peran juri. Ketua Mahkamah Agung akan mengawasi jalannya persidangan. Untuk mengutuk presiden dan memecatnya dari kekuasaan, dibutuhkan dua pertiga suara Senat.

Rencana anti-imigrasi baru Trump telah diluncurkan sejak hari Selasa (16/07). Dengan implementasi rencana tersebut, tanggung jawab untuk memeriksa permohonan pencari suaka yang ingin berimigrasi ke Amerika Serikat jatuh ke negara-negara seperti Meksiko dan Guatemala. Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan sangat prihatin dengan peraturan imigrasi baru dari pemerintah AS. PBB telah memperingatkan bahwa keluarga yang rentan berisiko tinggi. Undang-undang baru pemerintahan Trump akan menekan Meksiko dan Guatemala untuk menerima pencari suaka dan migran asing sebelum bergerak menuju perbatasan AS.

Para imigran yang ingin memasuki Amerika

Undang-undang ini adalah salah satu upaya terbaru Tramp untuk berurusan dengan imigran yang memasuki Amerika Serikat. Presiden AS telah berulang kali menyatakan bahwa ia akan menghadapi masuknya imigran ilegal ke negara itu sejak masuknya kampanye pemilu. Dia memerintahkan Badan Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat beberapa hari yang lalu untuk memulai proses pengusiran imigran gelap yang tidak meninggalkan Amerika Serikat sekalipun telah menerima peringatan.

Operasi penahanan imigran dimulai pada hari Minggu dan Trump menggambarkan kemajuannya dengan sangat sukses. Sementara itu, warga Amerika pada Senin 15 Juli melancarkan demonstrasi massal menentang kebijakan imigrasi di berbagai kota di seluruh Amerika Serikat. Para demonstran berkumpul di kantor-kantor Administrasi Imigrasi dan Bea Cukai AS dan menyerukan penutupan kamp-kamp pengungsi dan menggambarkan mereka sebagai "kamp paksa."