Amerika Tinjauan dari Dalam, 25 April 2020
-
Resesi ekonomi AS
Dinamika Amerika Serikat selama beberapa hari terakhir diwarnai berbagai isu di antaranya mengenai resesi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kemungkinan rekor terbaru dari catatan utang pemerintah AS.
Selain itu, Trump menandatangani larangan sementara terhadap imigran yang memasuki Amerika Serikat, ancaman baru Pompeo terhadap Organisasi Kesehatan Dunia dan upaya Washington untuk menciptakan ketegangan dan mengancam perdamaian dan keamanan di Teluk Persia.
Resesi Ekonomi dan Rekor Terbaru Utang Pemerintah AS
Wabah virus Corona di Amerika Serikat, yang telah menginfeksi hampir satu juta orang dan menewaskan lebih dari 52.000 orang, telah merusak struktur ekonomi dan prospek ekonomi negara tersebut. Ini telah menyebabkan banyak kerusakan pada struktur ekonomi negara dan telah sangat memperparah prospek ekonomi negara itu. Para ahli dan analis melihat resesi di Amerika Serikat sebagai peristiwa yang pasti dan tidak dapat dihindari karena wabah Corona.
Di masa resesi, terutama sejak 1950-an, itu telah menjadi bagian normal dari siklus ekonomi AS. Rata-rata, negara ini telah mengalami penurunan ekonomi setiap lima setengah tahun, yang telah mengambil banyak korban pada ekonominya, sementara jumlah penurunan ekonomi AS antara 1945 dan 2009 adalah 11 kasus.
Penurunan ekonomi yang disebabkan oleh Corona di Amerika Serikat tampaknya jauh lebih parah daripada penurunan ekonomi yang disaksikan negara itu pada tahun 2009, dan dengan konsekuensinya, ia berjuang selama beberapa tahun setelah kemunculannya. Sebanyak 22 juta orang telah ditambahkan ke daftar pengangguran di Amerika Serikat dalam lima minggu terakhir, di mana hanya 5 juta telah menganggur dalam seminggu terakhir. Tentu saja, krisis ekonomi yang akan dihadapi Amerika Serikat ini akan berbeda dengan seluruh penglaman lain negara ini.
Seorang ekonom senior IMF percaya bahwa kecepatan dan besarnya keruntuhan ekonomi yang disebabkan oleh Corona membedakannya dari hal yang serupa; ada kemungkinan bahwa tahun 2020 akan melihat resesi terburuk sejak resesi besar.
Perbedaan lain antara kasus ini dan kasus resesi sebelumnya adalah harga minyak negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah AS. Apa yang menambah kekhawatiran para pejabat AS dan orang-orang tentang resesi adalah ambiguitas yang tumbuh di Amerika Serikat pada akhir krisis Corona, nasib harga minyak, dan kemungkinan besar penyakit itu kembali ke Amerika Serikat pada musim dingin. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS memperkirakan kemungkinan kembalinya Corona di musim dingin, karena negara itu menghadapi krisis flu mematikan setiap tahun, telah meningkatkan kekhawatiran tentang kemerosotan ekonomi yang telah lama ditunggu-tunggu.
Pada saat yang sama, ada laporan tentang peningkatan utang AS yang belum pernah terjadi sebelumnya dan peningkatan defisit anggaran tahunan menjadi sekitar $ 4 triliun. Komite Federal Reserve memperkirakan bahwa pada tahun 2023, utang AS akan melampaui rekor sebelumnya pada tahun-tahun pasca Perang Dunia II. Prediksi ini hanya mencakup biaya yang telah dikeluarkan sejauh ini, dalam krisis triwulanan yang menyebabkan Kongres mempertimbangkan untuk meratifikasi anggaran darurat $ 2,3 triliun, tetapi pasti biaya akan lebih mahal, karena berjangkitnya virus Corona telah menghilangkan jutaan pekerjaan dan ribuan bisnis, dan mengurangi pendapatan pajak pemerintah lokal dan federal. Bahkan sebelum krisis, utang AS meningkat lebih dari dua kali lipat dari PDB, dari 35 persen pada 2007 menjadi 79 persen pada 2019.
Dalam skenario terburuk, Komite Anggaran Federal Reserve memperkirakan bahwa pada tahun 2025 utang AS akan mencapai 117 persen dari PDB, dan akan dengan mudah melampaui rekor sebelumnya tahun 1946, yaitu 106 persen. Tentu saja, ini bukan ancaman langsung, karena suku bunga sangat rendah. Akibatnya, Departemen Keuangan dapat meminjam dengan suku bunga rendah.
Trump Menandatangani Dekrit Larangan Sementara Imigran Memasuki AS
Presiden Amerika Serikat telah menandatangani keputusan yang menangguhkan penerbitan visa imigrasi ke Amerika Serikat. Situs web berita The Hill melaporkan pada Kamis pagi, 23 April 2020, bahwa Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada konferensi pers hariannya tentang wabah Corona bahwa ia telah menandatangani perintah presiden untuk sementara waktu yang melarang penerbitan izin tinggal bagi imigran.
"Untuk melindungi pekerja Amerika, saya menandatangani perintah presiden sementara untuk menangguhkan imigrasi ke Amerika Serikat ... Ini memastikan keberadaan pekerjaan bagi setiap orang Amerika ketika ekonomi dibuka kembali dan menyediakan sumber daya kesehatan bagi pasien," kata Trump.
Keputusan itu, dikeluarkan tak lama setelah pengumuman Trump, termasuk mereka yang mencari tempat tinggal permanen di Amerika Serikat dan akan dilaksanakan selama 60 hari, setelah itu akan ditinjau dan mungkin diperbarui. Dekrit baru imigrasi Trump termasuk mereka yang ingin tinggal di Amerika Serikat tetapi tetap di luar negeri ketika permintaannya dikeluarkan. Menurut Hill, beberapa orang, termasuk staf medis dan pasangan atau anak-anak warga AS, telah dikeluarkan dari keputusan tersebut, mengingat bahwa sebagian besar dari mereka yang mencari tempat tinggal di Amerika Serikat adalah dari kelompok ini dan menjadi kelompok yang paling menderita atas dekrit ini, karena mendapat undangan untuk bekerja ke negara ini.
Trump, yang hingga baru-baru ini dengan keras menyangkal penyebaran virus Corona ke Amerika Serikat, kini telah dituduh oleh banyak pakar, pengamat, dan politisi Amerika karena tidak mau berurusan dengan krisis yang disebabkan oleh wabah tersebut. Trump menyerukan pembukaan kembali ekonomi negara dan dimulainya kembali kegiatan, dengan banyak negara memperingatkan untuk kembali lebih awal ke kegiatan normal dan menyerukan pembatasan lanjutan.
Ancaman Baru Pompeo terhadap WHO
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengklaim pada Kamis bahwa pemerintah AS mungkin tidak akan pernah menghidupkan kembali anggaran Organisasi Kesehatan Dunia. Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, ia menyerukan "reformasi struktural Organisasi Kesehatan Dunia" dan reformasi pembatasannya. Ketika ditanya apakah Amerika Serikat ingin mengganti ketua Organisasi Kesehatan Dunia, Pompeo mengatakan, "Lebih dari ini, Amerika Serikat mungkin tidak akan pernah memberikan sisa uang pembayar pajak kepada WHO."
Dua pekan lalu, Presiden AS Donald Trump setelah berhari-hari mengkritik Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan bahwa ia telah menangguhkan bantuan keuangan AS kepada badan internasional ini. Trump, yang telah banyak dikritik di Amerika Serikat karena manajemennya atas wabah Coronavirus, sebelumnya menuduh WHO mendukung Cina dan berusaha menyembunyikan informasi awal tentang wabah Corona.
Dalam sebuah pernyataan menentang WHO, Trump mengklaim bahwa "salah urus dan kerahasiaan" organisasi ini telah menyebabkan penyebaran Covid-19. Dia mengklaim bahwa "penyakit ini dapat dikendalikan dari awal" dan bahwa WHO telah mempromosikan "informasi yang salah dari Cina" tentang virus tersebut. Keputusan pemerintah AS telah menuai kecaman luas dan telah dikritik oleh sebagian besar negara.
Washington Berusaha Menciptakan Ketegangan di Teluk Persia
Dengan peningkatan signifikan dalam kehadiran militernya di Teluk Persia dan peluncuran koalisi angkatan laut internasional, Amerika Serikat bergerak ke arah ketegangan di kawasan geo-strategis ini. Presiden Donald Trump menulis dalam pesan Twitter pada pekan lalu, "Saya telah memerintahkan Angkatan Laut AS untuk menembaki kapal perang Iran jika mereka mengganggu kapal kami di laut, dan untuk menghancurkan mereka semua."
Armada Kelima Angkatan Laut AS merilis pernyataan pada hari Rabu, 15 April yang mengklaim bahwa kapal perang IRGC sedang melakukan manuver "berbahaya dan provokatif" di dekat kapal-kapal AS di Teluk Persia. Pernyataan itu mengatakan bahwa 11 kapal Pengawal Revolusi telah mendekati kapal-kapal Amerika beberapa kali pada hari yang sama.
Mereaksi agitasi AS, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan dalam sebuah pernyataan menyebut apa yang disampaikan Angkatan Laut AS seperti di Hollywood seraya menekankan, "Kami menyarankan Amerika untuk mematuhi peraturan internasional dan protokol maritim di Teluk Persia dan Laut Oman serta untuk menghindari petualangan apa pun dan narasi bohong."
Dalam pernyataan itu telah diungkapkan berulang kali dengan merujuk pada tindakan mengancam dan memprovokasi kapal-kapal Amerika terhadap kapal IRGC. Karena praktik berbahaya Amerika ini, Angkatan Laut IRGC meningkatkan kapasitas patroli angkatan lautnya di Teluk untuk mencegah berlanjutnya perilaku ilegal kapal-kapal Amerika, tidak profesional, berbahaya dan bahkan penuh petualangan, serta untuk memperkuat keamanan kapal-kapal domestik dan memerangi penyelundupan bahan bakar.
Langkah angkatan laut IRGC ini tidak hanya menunjukkan otoritas militer dan angkatan laut Iran di perairan Teluk Persia, tetapi juga menunjukkan tekad IRGC untuk melawan setiap tindakan ilegal terhadap peraturan maritim oleh Angkatan Laut AS, termasuk memblokir jalannya kapal dan kapal perang Iran. Trump, yang telah memerintahkan serangan terhadap kapal-kapal bersenjata Iran sebagai tanggapan atas tindakan hukum dan legal kapal-kapal militer Iran dan penghinaan kembali kapal-kapal AS di Teluk Persia, sangat menyadari bahwa tindakan provokatif dan bersenjata Angkatan Laut AS terhadap kapal-kapal Iran bakal direspoin tegas olehIran. Itu sebabnya para pejabat AS berusaha membenarkan sikap Trump baru-baru ini dan melunakkannya.
Mengacu pada tweet Trump, Wakil Menteri Pertahanan AS David Norquist mengatakan, "Presiden Trump mengeluarkan peringatan penting bagi Iran hari ini. Dia hanya mencoba untuk menekankan bahwa semua kapal kita memiliki hak untuk membela diri."
Bahkan, ia telah mencoba menggambarkan ancaman Trump sebagai semacam peringatan sederhana. Iran selalu menekankan prinsip pertahanan diri terhadap agresi dan tindakan provokatif di Teluk Persia, dan dalam hal ini, telah menghadapi agresi AS, seperti menembak jatuh drone Global Hawk. Pada saat yang sama, Tehran telah mengeluarkan peringatan keras kepada Washington tentang segala konsekuensi dari tindakan provokatif atau konflik militer di Teluk Persia.