Afghanistan; Medan Konfrontasi AS dan Rusia
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengingat janji pemilu dan kesepakatan Washington dengan Taliban pada Februari 2020 telah menetapkan penarikan pasukan negaranya dari Afghanistan sebelum janji yang ia ucapkan.
Kini menlu AS berbicara mengenai kapan proses penarikan tersebut dijalankan sambil mengancam Rusia.
Menlu AS Mike Pompeo menekankan,“Berdasarkan nota kesepakatan Doha, hingga Mei 2021, Kami akan menarik total pasukan kami dari Afghanistan. Kami akan mengeluarkan pasukan kami dari Afghanistan. Bisa jadi hal ini akan tejadi bulan Mei 2021.”
Sepertinya statemen Pompeo sebuah jawaban bagi kekawatiran utama DPR Amerika terkait kondisi pasukan negara ini di Afghanistan. Trump menginginkan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan secara bertahap dan proses ini seharusnya telah dimulai beberapa waktu lalu.
Mengingat bahwa militer Amerika berdasarkan kesepakatan dengan Taliban memiliki kesempatan hingga 13 Juli 2020 untuk keluar dari Afghanistan, namun Washington telah memulai pengurangan pasukannya dari negara ini sejak beberapa waktu lalu. Menurut kesepakatan ini, rencananya Washington selama 18 bulan secara bertahap menarik pasukannya dari Kabul, sehingga salah satu syarat penting Taliban untuk merealisasikan perdamaian di Afghanistan terwujud.
Taliban meski menghentikan serangannya kepada pasukan asing di Afghanistan pasca penandatanganan kesepakatan 29 Februari di Doha dengan AS, namun demikian serangannya terhadap pasukan Afghanistan malah meningkat drastis. Taliban mengklaim bahwa di Afghanistan tidak ada pemerintahan dan dihentikannya perang melawan Amerika tidak mencakup pasukan Afghanistan sendiri. Dengan demikian untuk mengakhiri konfrontasi dibutuhkan kesepakatan lain.
Hal ini memicu berlanjurnya serangan Taliban kepada pasukan Afghanistan dan pemerintah Kabul menyebut masalah ini sebagai penghalang bagi implementasi lain kesepakatan AS dan Taliban. Meski demikian AS yang telah terjebak di kubangan Afghanistan selama 20 tahun, secara praktis tidak memperhatikan masalah ini dan proses penarikan pasukannya dari Kabul terus dilanjutkan tanpa memperhatikan kondisi keamanan Afghanistan.
Berdasarkan statemen Pompeo, penarikan pasukan ini akan diselesaikan Mei 2021. Seorang pakar politik India mengatakan, “Taliban menganggap kesepakatan dengan Amerika sebagai kesepakatan mengakhiri penjajahan. Amerika ingin keluar dari Afghanistan dan menyerah terhadap seluruh tuntutan Taliban.”
Isu lain yang diungkapkan Pompeo di statemennya terkait peran Rusia di Afghanistan. Serangan mengklaim usulan Rusia kepada Taliban untuk membunuh militer Amerika dengan imbalan hadiah, Pompeo mengatakan, “Kami memperingatkan kepada Rusia bahwa Kami menentang adanya ancmaan bagi keamanan militer AS di Afghanistan.”
Sepertinya petinggi Amerika ingin menemukan alasan bagi kegagalannya di Afghanistan dengan melempar tudingan terhadap Rusia bahwa Moskow melakukan intervensi di Kabul khususnya kerja sama Rusia dengan Taliban untuk membantai tentara Amerika.
Sikap anti Rusia ini dirilis ketika anggota DPR Amerika menuntut sikap lebih keras terhadap Moskow dan khususnya sanksi terhadap rival mereka ini dengan klaim Rusia memberi hadiah kepada Taliban untuk membunuh militer Amerika. Padahal sejak kesepakatan antara AS dan Taliban, mulai April 2020 hingga kini tidak ada tentara Amerika yang tewas di tangan Taliban dan jumlah militer AS dari 13 ribu berkurang menjadi 8600.
Di sisi lain, statemen ini menuai respon negatif dan penolakan keras baik dari Taliban sendiri maupun Rusia. Bahkan Presiden Amerika Donal Trump juga bersikap serupa. Trump mengatakan ia dan penasihat dekatnya tidak mendapat informasi mengenai laporan berkaitan serangan yang diklaim terhadap militer AS di Afghanistan dengan dukungan Rusia tahun lalu.
Di sisi lain, Rusia menganggap tujuan utama tudingan ini adalah merusak lebih besar hubungan Moskow-Washington dan menemukan alasan baru untuk menekan lebih keras terhadap Rusia oleh Amerika serta langkah kubu Demokrat untuk merusak citra Trump di waktu tersisa dari pemilu presiden AS pada November 2020 dengan menunjuk presiden Amerika ini sebagai alat Rusia.
Zamir Kabulov, utusan khusus presiden Rusia untuk Afghanistan menyatakan, Moskow menilai laporan media dan klaim terkait hadiah kepada Taliban untuk membunuh tentara AS sebagai bagian dari klaim politik dalam negeri di Amerika Serikat, karena pihak-pihak di Washington yang condong penempatan militer negara ini di Kabul memanfaatkan berita palsu untuk menjustifikasi kekalahan mereka di Afghanistan. (MF)