Amerika Tinjauan dari Dalam 22 Januari 2021

Dinamika Amerika Serikat selama beberapa hari terakhir diwarnai berbagai isu di antaranya mengenai pelantikan Biden dan Kamala sebagai presiden dan wapres AS.

Selain itu, masalah meluasnya kekerasan di berbagai kota di AS pasca pelantikan Biden menjadi presiden AS, Biden setuju memperpanjangan New START dengan Rusia, FBI menangkap pemimpin Proud Boys pendukung Trump, helikopter pasukan garda nasional AS jatuh yang menyebabkan tiga orang tewas, dan penasihat Biden meminta Rusia segera membebaskan Navalny.

Biden dan Kamala Harris Resmi Jadi Presiden dan Wapres AS

Biden disumpah Ketua Mahkamah Agung, John Robets, di mana di sampingnya ada istrinya, Jill Biden, yang memegang Alkitab saat dia mengucapkan sumpah.

Usai dilantik, Biden menyampaikan pidato pertamanya di gedung Capitol. Biden langsung menandatangani sejumlah perintah eksekutif di hari pertama menjabat. Beberapa langkah itu berkaitan dengan pandemi Virus Corona, lingkungan, imigrasi dan etika.

Trump telah meninggalkan Gedung Putih pada Rabu pagi dan tidak menghadiri pelantikan Biden. Mike Pence yang hadir dalam upacara pelantikan Biden. Sejumlah mantan presiden AS tampak hadir dalam upacara, seperti mantan Presiden Bill Clinton dan Hillary Clinton, mantan Presiden George W Bush dan mantan ibu negara Laura Bush, serta mantan Presiden Barack Obama dan mantan ibu negara Michelle.

Sementara itu, Kamala Harris telah dilantik lebih dulu. Dia dilantik oleh Sonia Sotomayor, orang Latin pertama yang mengabdi di Mahkamah Agung. Suami Harris, Doug Emhoff, memegang Alkitab saat dia mengambil sumpah.

Mantan senator AS dari California ini juga merupakan orang pertama keturunan Asia Selatan yang terpilih menjadi wakil presiden. Dia juga menjadi sosok wanita berpangkat tertinggi yang pernah menjabat dalam pemerintahan AS.

Pasca Pelantikan Biden Kekerasan Meluas di Kota-kota AS

Beberapa jam pasca pelantikan Presiden baru Amerika Serikat, sekelompok demonstran menggelar aksi protes rasisme dan ketidakadilan di sejumlah kota termasuk di Portland, Oregon sehingga berujung dengan kericuhan.

Sekitar 200 demonstran Amerika di kota Portland mendatangi gedung Dinas Bea Cukai dan Imigrasi Amerika, ICE dan melemparinya dengan batu serta telur ayam.

Surat kabar Inggris, Daily Mail menulis, aparat keamanan Amerika berusaha membubarkan massa demonstran dengan menyemprotkan gas air mata dan granat asap.

Kelompok kiri anti-rasis, Antifa melempari gedung Dinas Bea Cukai dan Imigrasi Amerika di kota Portland dan memecahkan kaca gedung tersebut. Sementara di Denver, Colorado para demonstran anti-fasis membakar bendera Amerika di dekat gedung Kongres negara bagian.

Di kota Seattle, Washington sekelompok demonstran dari kelompok Antifa merusak gedung-gedung pemerintah di kota tersebut. Kepolisian kota Seattle mengumumkan, anggota kelompok Antifa memecahkan kaca gedung pemerintah federal Amerika.

Media Amerika juga mengabarkan, sekitar 60 anggota kelompok Antifa hari Rabu (20/1) berdemonstrasi memprotes rasisme dan ketidakadilan di Amerika, sembari membawa kayu.

Menurut Daily Mail, demonstrasi-demonstrasi yang berujung bentrokan dan kekerasan terjadi di sejumlah kota Amerika.

Biden Setujui Perpanjangan New START dengan Rusia

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan pemerintahan Joe Biden akan mengupayakan perpanjangan perjanjian kontrol senjata New START dengan Rusia.

Jen Psaki pada hari Kamis (21/1/2021) menambahkan pemerintahan Biden akan mengupayakan perpanjangan lima tahun untuk perjanjian New START.

“New START adalah satu-satunya perjanjian yang ada yang menaruh perhatian pada kekuatan nuklir Rusia,” ujarnya.

Rusia telah memperingatkan pemerintahan Donald Trump bahwa masa berlaku perjanjian New START akan segera berakhir. Namun, Trump menetapkan syarat khusus untuk perpanjangan perjanjian ini.

Perjanjian New START akan berakhir masa berlakunya pada Februari 2021. Berdasarkan perjanjian yang dicapai antara Rusia dan AS pada tahun 2010, kedua negara sepakat untuk membatasi hulu ledak nuklirnya maksimal 1.550 unit untuk 700 sistem rudal.

FBI Tangkap Pemimpin Proud Boys Pendukung Trump

Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat menangkap pemimpin organisasi neo-fasis sayap kanan atas tuduhan melakukan serbuan ke gedung Capitol.

FBI menangkap Pemimpin Organisasi Proud Boys, Joseph Randall Biggs di Florida pada Kamis (21/1/2021).

Biggs dituduh membantu, bersekongkol, menasihati, memerintahkan, menghasut, atau meminta orang lain untuk menyerbu gedung Capitol. FBI mengatakan bahwa Biggs dan kelompoknya termasuk di antara perusuh pertama yang menyerbu gedung tersebut.

Proud Boys adalah sebuah organisasi neo-fasis sayap kanan jauh yang mempromosikan kekerasan politik di AS. Organisasi ini dibentuk pada tahun 2016.

Proud Boys memiliki cabang di berbagai negara bagian Amerika dan para anggotanya ikut ambil bagian dalam serbuan ke gedung Capitol.

Para pendukung Trump menyerbu Capitol pada 6 Januari lalu untuk menggagalkan sidang pengukuhan kemenangan Joe Biden. Insiden ini menyebabkan lima orang tewas dan sejumlah lainnya terluka.

Helikopter Pasukan Garda Nasional AS Jatuh, Tiga Tewas

Sebuah helikopter militer Amerika Serikat, Rabu (20/1/2021) petang, jatuh di lahan pertanian kota Mendon, Monroe County, New York, dan menewaskan tiga orang.

Situs www.rochesterfirst.com Pasukan Garda Nasional New York mengabarkan, helikopter evakuasi medis UH-60 jatuh saat tengah melaksanakan tugas rutin di sekitar Mendon.

Kepala polisi daerah Monroe County, Todd Baxter mengatakan, kami masih menunggu konfirmasi Pasukan Garda Nasional untuk mengetahui identitas tentara kita yang berada di dalam helikopter tersebut.  

Pasukan Garda Nasional New York mengumumkan, helikopter yang jatuh itu milik Batalion ke-1, Batalion Penerbangan Pendukung Umum ke-17, dan di dalamnya terdapat tiga tentara Amerika dari Pasukan Garda Nasional.  

Saat ini polisi Amerika masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas ketiga personel Pasukan Garda Nasional yang tewas tersebut.

Penasihat Biden Minta Rusia Segera Bebaskan Navalny

Penasihat keamanan nasional AS untuk Joe Biden, Jake Sullivan meminta Kremlin untuk segera membebaskan tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny.

Sullivan dalam sebuah tweet pada hari Senin (18/1/2021), menulis bahwa Navalny harus segera dibebaskan dan para pelaku serangan keji atas nyawanya harus dimintai pertanggungjawaban.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, juga menyampaikan kekhawatiran atas keputusan Rusia menahan Navalny.

Pemimpin oposisi Rusia itu ditahan pada Minggu malam setelah ia tiba di Moskow dari Berlin. Dia ditangkap atas tuduhan melanggar ketentuan hukuman percobaan dari tahun 2014.(PH)