Rusia Tolak Ultimatum Biden untuk Bebaskan Navalny
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan tuntutan Presiden AS Joe Biden untuk membebaskan tokoh oposisi Rusia, Alexey Navalny bersumber dari retorika agresif dan tidak konstruktif.
“Ini adalah retorika yang sangat agresif dan tidak konstruktif,” tegasnya pada hari Jumat (5/2/2021) seperti dilaporkan laman Farsnews.
Peskov menandaskan bahwa ultimatum seperti itu sama sekali tidak dapat kami terima dan Moskow tidak akan mengindahkan permintaan tersebut.
Menurutnya, Rusia berharap AS akan menunjukkan tekad politik untuk bekerja sama, karena meskipun ada banyak perbedaan, namun ada ruang untuk kerja sama.
“Kami masih berharap Amerika Serikat menunjukkan kemauan politik untuk melanjutkan komunikasi di bidang-bidang yang bermanfaat bagi kita,” imbuh Peskov.
Presiden Biden dalam pidatonya mengenai kebijakan luar negeri AS, menuduh Rusia menekan kebebasan dan menuntut agar Navalny dibebaskan.
“Penahanan Alexei Navalny bermotif politik dan upaya Rusia untuk menekan kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai adalah masalah yang sangat memprihatinkan bagi kami dan masyarakat internasional,” katanya.
Presiden AS menegaskan Navalny harus segera dibebaskan dan tanpa syarat.
Pengadilan Moskow pada Selasa lalu, menjatuhkan vonis 3,5 tahun penjara terhadap pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny karena melanggar aturan pembebasan bersyarat dan dakwaan keamanan. (RM)