Juru Selamat dan Revolusi Islam
Revolusi Islam Iran di bawah kepemimpinan Sayid Ruhullah Khomeini, sebagai Marja Taqlid mencapai kemenangan pada tahun 1357 Hs.
Imam Khomeini dalam salah satu statemennya dengan jelas menyatakan, "Revolusi rakyat Iran adalah titik awal revolusi besar dunia Islam di bawah panji Imam Mahdi. Semoga Allah swt memberkati semua umat Islam dan dunia, dan menantikan kehadiran juru selamat saat ini,".
Pada hari-hari ini, Republik Islam Iran sedang merayakan peringatan 10 hari Fajar Kemenangan dari tanggal 12 hingga 22 Bahman, atau 1 hingga 11 Februari, yang bertepatan dengan kedatangan Imam Khomeini dari Prancis ke Iran setelah empat belas tahun pengasingan hingga hari kemenangan Revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Kini, Iran memeringati 440 tahun kemenangan Revolusi Islam ke-44.

Revolusi Islam Iran dalam banyak hal, dari kondisi dan faktor asalnya memiliki kemiripan dengan revolusi besar dunia. Meskipun demikian tetap memiliki perbedaan mendasarnya dari revolusi lain yang terletak pada akar religiusnya dan keterpusatan pada Tuhan beserta kepemimpinan religiusnya.
Orang-orang Muslim Iran memandang Marja Taklid sebagai wakil Imam Mahdi. Dengan kata lain, mereka meyakini ketaatan kepada Imam Mahdi wajib atas mereka ketika muncul, dan di masa keghaibannya mematuhi perintah Wali Faqih sebagai representasinya. Wali Faqih adalah mujtahid atau ahli hukum Islam yang juga bertanggung jawab atas orang-orang yang mengikutinya. Dari perspektif ini, salah satu identitas Revolusi Islam berkaitan dengan konsep Mesiah atau Juru Selamat.
Penantian Juru selamat adalah salah satu ajaran umum yang ada dalam agama-agama besar dunia. Semua mazhab dan agama ilahi memiliki ajaran mengenai konsep manusia sempurna yang akan memperbaiki dan memuliakan umat manusia dengan nilai-nilai spiritual dan ketuhanan.
Sebagai contoh, Hindu menanti Kalki. Dalam agama Buddha, gagasan penyelamat dan pembaharu dikaitkan dengan konsep Maitreya. Zoroastrian sedang menunggu Saoshyant, dan orang Yahudi sedang menunggu Mesiah, dan orang Kristen sedang menunggu Yesus Kristus.
Penantian terhadap kehadiran juru selamat menciptakan harapan untuk masa depan yang cerah dan gemilang. Dalam Islam yang merupakan agama terakhir, harapan ini lebih jelas, dan dalam Syiah lebih mendapatkan perhatian khusus dibandingkan dengan mazhab Islam lainnya. Sebab, karakteristik dari pembaharu ini telah disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw, dan para Imam Maksum dalam berbagai hadits, termasuk mengenai penantian terhadap juru selamat.
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an, kemunculan Imam Mahdi, Imam kedua belas Syiah, adalah revolusi dunia terbesar dan belum pernah terjadi sebelumnya, yang akan membawa perubahan mendasar dan menyeluruh di semua bidang, termasuk budaya, sosial, ekonomi dan politik. Al Quran surat Nur ayat 55 menjelaskan,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِینَ آمَنُوا مِنکُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَیَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِی الْأَرْضِ کَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِینَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَیُمَکِّنَنَّ لَهُمْ دِینَهُمُ الَّذِی ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَیُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ یَعْبُدُونَنِی لَا یُشْرِکُونَ بِی شَیْئًا ۚ وَمَن کَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِکَ فَأُولَٰئِکَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi. Sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

Dalam ayat yang mulia ini, Allah swt menyebutkan tiga ciri penting bagi masyarakat yang beriman dan beramal saleh. Pertama, orang-orang saleh akan memerintah di bumi dan mendapatkan kekuasaan dan otoritas serta mengambilalih pengelolaan bumi.Kedua, agama ditegakkan dalam masyarakat, sehingga orang-orang saleh setelah mendapatkan kedaulatan dan kekhalifahan di muka bumi, akan menegakkan keyakinan dan ideologinya di muka bukan. Dalam situasi seperti itu, agama Islam menyebar di masyarakat dan masyarakatpun memenerimanya. Ketiga, keamanan akan tercipta dalam masyarakat ini dan tidak akan ada lagi ketakutan.
Ayatullah Muhammad Husain Tabataba'i, mufasir besar Al-Qur'an dan penulis Tafsir al-Mizan memberikan tafsiran atas ayat ini dengan mengatakan,"Allah swt memberkati orang-orang beriman yang beramal saleh. Dia telah berjanji seperti itu. Dia akan membangun masyarakat yang baik, beriman dan bebas dari kekafiran, kemunafikan dan fitnah. Mereka akan mewarisi bumi, dan tidak ada yang tampak dari keyakinan dan perbuatan mereka selain ajaran agama yang benar. Mereka berada dalam keamanan penuh tanpa rasa takut pada musuh internal maupun eksternal... masyarakat yang seperti ini hingga kini belum terwujud secara eksternal sejak masa misi Nabi Muhammad saw, para Imam Ahlul al-Bait, kecuali di era kemunculan Imam Mahdi,".

Kemenangan Revolusi Islam Iran dianggap sebagai titik balik dunia Islam. Sebuah revolusi yang merupakan kristalisasi dan simbol dari harapan rakyat akan revolusi dan kebangkitan juru selamat umat manusia dan penyelamat kaum tertindas melawan para penindas global. Imam Khomeini berdiri di atas misi ilahinya yang memandang tujuan akhir Revolusi Islam sebagai sesuatu yang melampaui perubahan pemerintahan. Oleh karena itu, Imam Khomeini membimbing dan memimpin Revolusi Islam dan perkembangan yang dihasilkan darinya.
Di bulan-bulan terakhir hidupnya yang diberkati, Imam Khomeini secara terbuka mengomentari masalah ini, dengan mengatakan, "Pejabat kita harus tahu bahwa revolusi ini tidak terbatas pada Iran semata. Revolusi rakyat Iran adalah titik awal dari revolusi besar dunia Islam di bawah panji-panji Imam Mahdi. Jika masalah ekonomi dan material mengalihkan pejabat dari tugasnya sejenak, maka hal itu akan menimbulkan bahaya besar dan pengkhianatan yang mengerikan. Pemerintah Republik Islam harus melakukan segala upaya dalam mengelola rakyat dengan sebaik-baiknya. Tetapi ini tidak berarti harus menyurutkan mereka dari tujuan besar revolusi, yaitu pembentukan pemerintahan Islam global,".

Fajar yang dijadikan sebagai simbol penting dalam sepuluh hari fajar kemenangan Revolusi Islam berarti keluar dari kegelapan menuju cahaya di bawah penantian Imam Mahdi. Dengan kata lain, revolusi Islam Iran menciptakan sebuah ledakan dan membawa cahaya dan penerangan bagi masyarakat, dan kini semua Muslim dan mereka yang menanti Imam Mahdi memiliki kewajiban untuk melestarikan revolusi ini sebagai bagian dari penantian Mahdi Sebagaimana firman Allah dalam surat Qasas ayat 5.
وَنُرِیدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِینَ اسْتُضْعِفُوا فِی الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِینَ
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).(PH)