Partisipasi Rakyat Iran di Pemilu Wujudkan Epik Politik
Republik Islam Iran sekali lagi menyaksikan perhelatan besar pemilu presiden penting dan menentukan masa depan negara. Sebagaimana sebelumnya, kehadiran luas dan bersejarah masyarakat Iran di tempat-tempat pemungutan suara kembali menciptakan sebuah epik politik di Republik Islam yang sudah menginjak usia ke-38 ini.
Pemilu presiden Iran periode ke-12 dan pemilu Dewan kota dan desa, digelar serentak di seluruh penjuru Iran pada hari Jumat, 19 Mei 2017. Pada pemilu kali ini 56.410.234 pemilih dinyatakan memenuhi syarat untuk ikut serta dalam pemilu. Di belahan dunia lain, warga Iran di luar negeri sebagaimana saudara-sudara mereka di dalam negeri, juga berpartisipasi dalam pemilu kali ini untuk ikut menentukan masa depan negaranya.
Dengan dimulainya pemilu, rakyat Iran menunjukkan partisipasi politik luas mereka di tempat-tempat pemungutan suara. Kehadiran luas rakyat di TPS-TPS bahkan sejak awal dimulainya proses pemungutan suara, memperlihatkan suka cita politik di Republik Islam Iran. Antrian panjang di setiap TPS membuktikan bahwa rakyat di Iran menempati posisi unggul dan sejak 40 tahun lalu, menjadi penentu jalur pemerintahan Republik Islam dan akan terus seperti itu. Kehadiran jutaan rakyat Iran dari berbagai lapisan dalam pilpres, telah berubah menjadi salah satu elemen penentu kekuatan Iran di tingkat regional dan global. Dengan kata lain, pemilu adalah interpretasi kekuatan dan keamanan nasional yang mendapat dukungan besar rakyat, dari berbagai etnis dan dengan beragam cara pandang.
Enayatollah Yazdani, salah seorang pakar politik Iran mengatakan, kemarin (19 Mei) kita menyaksikan sebuah epik sadar dan luas yang diciptakan oleh rakyat Iran yang bijak, mulia dan sadar. Pada kenyataannya, itu merupakan peristiwa besar lain yang mengukir lembaran sejarah Iran. Mata dunia tertuju padanya dan mengakui kehadiran luas rakyat di TPS-TPS dalam pilpres maupun pemilu dewan kota dan desa, atau pemilu paruh waktu Majelis Syura Islam Iran di tingkat daerah. Kita menyaksikan kehadiran luas rakyat, sebuah kehadiran yang dilandasi kesadaran tanpa diwarnai bentrokan, tanpa masalah dan dengan pengawasan penuh badan-badan pengawas pemilu dan perwakilan kandidat.
Ia menambahkan, pemilu berhasil diselenggarakan sesuai dengan yang diharapkan. Hari ini (20 Mei), pasca pemilu, penghitungan suara dilakukan baik untuk pilpres maupun pemilu dewan kota dan desa. Poin penting yang perlu diperhatikan adalah penghitungan suara dilakukan di bawah pengawasan banyak lembaga. Poin lain adalah, seluruh kandidat presiden dan anggota dewan kota atau desa juga Majelis Syura Islam, berlapang dada menerima hasil pemilu, karena pemilu berlangsung secara sehat tanpa masalah. Oleh karena itu, apapun hasil pemilu, hal itu merupakan hasil pilihan yang sadar dari masyarakat Iran. Maka dapat dipastikan para kandidat presiden pemilu kali ini akan menerima hasil pemilu dan menghormati suara dan kehendak rakyat. Realitasnya, hasil yang diperolah adalah buah dari sebuah pemilu yang sehat dan tanpa keraguan.
Dengan memperhatikan peran penting rakyat dalam pemilu, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei setelah memberikan suaranya dalam pilpres dan pemilu dewan kota dan desa, menyinggung nikmat "demokrasi agama" dan kehadiran luas masyarakat. Rahbar menuturkan, masa depan negara berada di tangan setiap anggota masyarakat, karena mereka memilih kepala badan eksekutif. Berdasarkan Pasal 113 Undang-undang Dasar Republik Islam Iran, setelah Rahbar, Presiden adalah jabatan resmi tertinggi di negara ini yang bertanggung jawab melaksanakan UUD dan menduduki posisi kepala badan eksekutif, kecuali pada urusan-urusan yang terkait langsung dengan Rahbar.
Kehadiran luas rakyat Iran dalam pemilu presiden ke-12 selain menunjukkan partisipasi politik efektif mereka sesuai amanat Pasal 114 UUD, juga melindungi serta meningkatkan keamanan dan kekuatan Republik Islam Iran. Dalam bentuk tertentu, partisipasi luas rakyat dalam pemilu merupakan salah satu unsur penentu kekuatan negara. Pada Pasal 114 UUD Iran disebutkan, presiden Iran dipilih untuk masa jabatan empat tahun dengan suara langsung rakyat dan pemilihannya kembali secara berturut-turut hanya diperbolehkan satu kali.
Pemilu presiden Iran secara nasional, regional dan internasional, sangat penting dan harus mendapat perhatian serius. Secara nasional, rakyat secara langsung terlibat dalam penentuan nasibnya dan pemerintahan Republik Islam Iran. Dengan suaranya, rakyat secara langsung memilih kepala badan eksekutif negara atau presidennya. Peran rakyat dalam pemilu presiden adalah peran determinan dan siapapun yang dipilih rakyat, dialah yang akan menjadi presiden dan lembaga-lembaga lain tidak berhak campur tangan. Model demokrasi agama di Iran adalah sebuah model unik dimana rakyat adalah penentu utama. Seseorang yang terpilih menjadi presiden di Iran merupakan representasi kehendak rakyat dan tidak ada kehendak lain yang menentukan dalam pemilu presiden di negara ini.
Keterlibatan langsung dan penting rakyat Iran dalam pemilu presiden, menjadikan pemilu ini memiliki urgensitas tinggi di tingkat regional dan internasional. Iran adalah satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah yang badan eksekutifnya dipilih secara langsung atau tidak langsung berdasarkan kehendak nyata rakyat. Hal ini yang menjadikan Iran sebagai sebuah negara demokratis yang ditafsirkan dalam kerangka demokrasi agama, dan perbedaannya dengan model demokrasi liberal Barat, semakin menambah urgensitasnya di tingkat global.
Hassan Hosseinnejad, pakar politik menuturkan, alhamdulillah di negara kita, Republik Islam Iran, pemilik asli revolusi dan negara ini adalah rakyat, rakyatlah pemilik negara ini. Rakyat yang memutuskan masa depan negara dan mereka adalah orang-orang yang siap berpartisipasi dalam setiap arena nasional. Semua yang terjadi selama empat dekade terakhir sampai hari ini membuktikan bahwa rakyat Iran adalah pemilik sah negara ini dan Revolusi Islam."
Menurut Hosseinnejad, dalam masalah pemilu yang merupakan masalah yang sangat penting, bisa dikatakan bahwa kehadiran luas rakyat selalu tampak dalam pemilu Majelis Syura Islam, dewan kota dan desa, pilpres dan pemilu-pemilu lain di Iran. Hal itu menjadi fondasi keamanan nasional. Kita melihat dan rakyatpun menyaksikan dan mendengar bahwa Rahbar dalam pertemuan dengan para buruh, menganggap kehadiran luas rakyat terkait dengan keamanan nasional. Memang demikian, sampai dua dekade terakhir, keamanan nasional didefinisikan lebih sebagai perangkat keras atau militer atau alat perang di dunia, akan tetapi kenyataannya tidak seperti itu, lingkup keamanan nasional sangat luas dan semua masalah serta keterlibatan rakyat untuk menentukan masa depan negara, merupakan komponen asasi keamanan nasional.
Oleh karena itu, katanya, kehadiran luas rakyat Iran dalam pemilu baik laki-laki, perempuan, tua, muda, warga desa maupun kota, pejabat atau warga biasa, semua tampak ideal dan menakjubkan di mata sahabat dan musuh. Partisipasi rakyat ini merupakan lembaran sejarah baru yang menggambarkan epik rakyat dalam masalah asasi pemerintahan dan penentuan masa depan negara. Jika dikatakan bahwa setiap suara rakyat Iran masing-masing adalah sebuah bom yang dijatuhkan di atas kepala penjajah, itu tidak terlalu berlebihan.
Ia menambahkan, sepenuhnya benar bahwa musuh hari ini takut melihat kehadiran luas kita, persatuan kita untuk menentukan peluang-peluang dan mungkin sekarang musuh sudah tidak berpikir lagi tentang perang. Mereka justru berpikir untuk melemahkan partisipasi rakyat, oleh karena itu semua yang kita miliki ini adalah sebuah perjuangan baru, sebuah unjuk kekuatan luar biasa oleh rakyat di hadapan masyarakat dunia, dan pekerjaan besar yang dilakukan rakyat Iran ini harus diapresiasi.
Kehendak dan tekad rakyat dalam model politik yang berlaku di Iran atau demokrasi agama, memiliki kedudukan khusus yang jika dibandingkan dengan sistem lain, akan tampak urgensitasnya. Peran rakyat Iran paling determinan di pemilu dan mereka menentukan kandidat yang paling layak dari seluruh kandidat yang ditetapkan oleh Dewan Penentu Kebijakan Negara untuk mengemban tugas pelaksana pemerintahan.
Hal berbeda dengan yang terjadi di Amerika Serikat. Di negara ini, setiap kandidat yang berhasil mengumpulkan suara terbanyak dari Lembaga Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Amerika atau Electoral College, maka akan terpilih sebagai presiden. Artinya peran rakyat di Amerika di dalam pemilu bukan peran penentu. Perbedaan dalam peran rakyat ini, adalah pembeda paling penting antara model demokrasi agama di Iran dengan model demokrasi liberal di Barat yang memiliki pandangan ekonomis, alat dan materialis terhadap rakyat.