Pertemuan Persatuan Radio dan Televisi Islam ke-9
Sidang umum Persatuan Radio dan Televisi Islam (IRTVU) ke-9 digelar kota Mashhad, yang belum lama ini dinobatkan sebagai ibu kota budaya dunia Islam untuk regional Asia di luar Arab di tahun 2017 oleh ISESCO. Pada acara ini juga digelar pasar film Islam ke-7, dan pameran teknologi media massa ke-6 yang dihadiri para direktur jaringan televisi dan radio Islam, serta tamu undangan yang datang dari berbagai negara dunia.
Pada pasar film kali ini sebanyak 137 institusi dan jaringan televisi dari 20 negara menampilkan produk unggulannya di setiap stand masing-masing, 30 stasiun televisi sebagai konsumen produk, dan 400 orang yang sebagian adalah manajer dan pimpinan lembaga anggota persatuan radio dan televisi dunia Islam.
Sekitar 400 orang tamu asing dari 10 negara Muslim menghadiri pertemuan persatuan radio dan televisi Islam ke-9. Program menarik telah disiapkan bagi tamu domestik dan mancanegara. Selain menghadiri pertemuan, mereka diajak untuk melihat kompleks haram Imam Ridha, dan mengikut tur pariwisata Mashhad, serta dikenalkan dengan potensi besar pariwisata kota penting Iran ini.
Pasar film Islam ke-7 dan pameran teknologi media ke-6 ikut memeriahkan pertemuan persatuan radio dan televisi Islam ke-9. Sebanyak 800 produk media dari Iran, Irak, Lebanon, Afghanistan, India, Turki, Italia, Yaman, Bahrain, Arab Saudi, Palestina, Inggris, Suriah, Pakistan, Azarbeijan, Nigeria, Bangladesh, Mesir, Oman dan Kuwait dipamerkan pada acara yang berlangsung di Mashhad tersebut.
Penyelenggara pasar film ini mengatakan, situasi yang kondusif saat ini mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas radio dan televisi dunia Islam. Direktur pasar film Islam, Mohammad Ali Anousheh menegaskan bahwa produk pasar Eropa tidak menarik minat media massa dunia Islam.
Produk andalan yang dihasilkan masing-masing media anggota Persatuan Radio dan Televisi Islam diperkenalkan di pasar ini untuk memenuhi kebutuhan stasiun televisi dunia Islam.
Ali Anousheh dalam acara pembukaan pasar film Islam ke-7, dan pameran teknologi media massa mengatakan, pasar film Islam telah digelar sebanyak tujuh kali dengan penyelenggaraan saat ini, yang bersamaan dengan sidang umum persatuan radio dan televisi Islam. Tujuannya untuk mengenalkan produk-produk yang dihasilkan anggota persatuan radio dan televisi Islam.
“Musuh-musuh Islam, setelah gagal dalam perang fisik, memulai perang lunak dengan menggunakan potensi medianya terhadap negara-negara Islam. Dengan investasi besar, mereka berupaya membangun citra buruk tentang Muslim kepada publik dunia,” ujar Ali Anousheh.
Di bagian lain statemennya, direktur pasar film Islam menyampaikan optimismenya mengenai capaian positif pertemuan persatuan radio dan televisi Islam bagi negara-negara Muslim.
Ali Anoushheh juga menyinggung dinobatkannya Mashhad sebagai ibu kota budaya dunia Islam tahun 2017, dan juga kehadiran wisatawan asing di kota ini sebagai potensi besar. Direktur pasar film Islam mengatakan, Seiring meningkatnya program dan produk yang dihasilkan anggota persatuan radio dan televisi Islam, pada pameran kali ini dikonsetrasikan pada tiga variabel penting yaitu: persatuan, resistensi, dan Islam murni.
Dilaporkan, jumlah produk media yang dipamerkan pada periode kali ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode pertama, dan naik 50 persen dari periode sebelumnya. Ditinjau dari kualitas program terjadi peningkatan signifikan. Selain itu, ruang yang disiapkan untuk pasar film dan pameran teknologi media kali ini lebih luas dari sebelumnya.
Optimisme terhadap sambutan pasar dan pameran teknologi media Islam muncul dari para pelaku media, terutama produsen produknya yang diyakini akan disambut hangat oleh para konsumen.
Abdullah Qasir, ketua dewan tinggi persatuan radio dan televisi Islam berkeyakinan bahwa media massa memiliki kedudukan yang sensitif dan vital dalam perang melawan kelompok teroris, dan juga menghadapi konspirasi AS dan rezim Zionis.
Pada acara pembukaan pasar film Islam ke-7 dan pameran teknologi media massa ke-6 di Mashhad, Qasir mengatakan, Perang media yang dilancarkan musuh terhadap negara-negara Muslim, tidak kurang dari perang militer, dan poros perlawanan di seluruh penjuru dunia harus dipersenjatai dengan kemampuan perang lunak.
Menurutnya, Pasar dunia Islam menjadi tempat penting untuk memenuhi kebutuhan media negara-negara Muslim dengan menawarkan produk-produk terbaiknya kepada konsumen.
Ketua dewan tinggi persatuan radio dan televisi Islam dalam statemennya menyebut gerakan perlawanan sebagai kekuatan utama baik di Irak dalam pembebasan Mosul, maupun kekalahan AS dengan sekutunya di Suriah.
Republik Islam Iran berada di garis depan dalam perang menghadapi kelompok teroris dan selama ini berhasil melumpuhkan berbagai konspirasi musuh terhadap Iran. Langkah tersebut dibuktikan dengan kemampuan Iran melumpuhkan serangan teroris di komplek makam Imam Khomeini dan gedung adminstrasi parlemen Iran, serta keberhasilan penembakkan rudal Iran ke arah pangkalan kelompok teroris Daesh di Suriah.
Ali Akbar Velayati, penasehat pemimpin besar Revolusi Islam Iran urusan internasional dalam pidato sambutan pembukaan pertemuan persatuan radio dan televisi ke-9 mengatakan, kaum Muslimin memiliki motivasi lebih besar untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Velayati menegaskan, “Syiah yang dimulai dan berakhir dengan Ghadir, sebagai penyampai spirit Islam, dan menjadi prinsip tindakan kita”.
Penasehat pemimpin besar Revolusi Islam Iran mengungkapkan, Tangan negara-negara Islam lebih utama dibandingkan Hollywood dan orang-orang yang dibayar oleh Zionis. Sebab, insan media dunia Islam bekerja dengan keyakinannya yang kuat.
Di bagian lain pernyataannya, Ali Akbar Velayati menjelaskan bahwa Imam Ali sebagai manifestasi dari penyebar Islam. “Berkat kemajuan teknologi media dewasa ini, tabligh menjadi lebih mudah, dan informasi lebih mudah didapat masyarakat secara lebih rinci,” ujar Velayati.
Penasehat pemimpin besar Revolusi Islam Iran dalam pernyataannya menekankan masalah persatuan dunia Islam, dan peran media massa demi memperkuat persatuan Sunni dan Syiah di dunia.
Sidang umum persatuan radio dan televisi Islam ke-9 yang mengusung slogan “Mashhad Al-Ridha sebagai pusat peradaban dan persatuan Islam”, berlangsung di kota Mashhad pada 1-7 Juli 2017. Dalam acara yang dimeriahkan dengan pasar film Islam ke-7 dan pameran teknologi media massa ke-6 ini dihadiri tamu dari 270 jaringan radio dan televisi Islam.