Protokol Kesehatan Islam, Solusi Mencegah COVID-19
Tidak ada agama dan aliran kepercayaan yang memperhatikan masalah kesehatan manusia melebihi agama Islam. Rasulullah Saw bersabda, "Ada dua nikmat yang dilalaikan oleh manusia yaitu kesehatan dan masa muda."
Imam Ali as memandang masalah kesehatan sebagai nikmat Tuhan yang paling besar. Ia berkata, "Hanya kesehatan yang membuat manusia dapat memahami kelezatan hakiki kehidupan." Imam Jakfar Shadiq as menganggap kesehatan sebagai sebuah nikmat yang tidak bisa dinilai secara materi.
Kesehatan adalah sebuah nikmat yang sangat dihargai ketika pemiliknya telah jatuh sakit. Meskipun manusia selalu terserang berbagai penyakit dan gangguan kesehatan, namun penyakit pandemik membuat orang sangat ketakutan, karena ia menyebar dalam skala luas dan membunuh banyak orang dalam waktu singkat.
Virus Corona, yang telah menyebar dari Cina ke hampir seluruh dunia, termasuk salah satu penyakit dari jenis itu. Meskipun ada kemajuan di dunia medis, sayangnya puluhan ribu orang telah terinfeksi virus yang disebut COVID-19 ini dan ribuan orang meninggal dunia.
Para dokter dan pakar medis mengeluarkan berbagai himbauan kepada masyarakat untuk melindungi diri dari infeksi virus Corona. Dalam hal ini, Islam – sebagai agama yang paling sempurna – memiliki ajaran dan panduan penting untuk mencegah dan mengobati penyakit. Tidak diragukan lagi, panduan kesehatan dan spiritual ini sangat bermanfaat untuk melawan jenis virus baru dan berbahaya, COVID-19.
Jadi, bukan tanpa alasan jika kaum Muslim menorehkan banyak prestasi di ilmu kedokteran di masa-masa setelah kemunculan Islam. Sekilas ayat-ayat al-Quran serta hadis Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya menunjukkan bahwa Islam menekankan masalah pencegahan dari segala penyakit.
Sekitar 1.400 tahun yang lalu, agama besar ini memberikan rekomendasi yang tepat dan bijak untuk hampir semua aspek kesehatan individu dan masyarakat, dan bahkan lingkungan. Islam meminta pengikutnya untuk bersungguh-sungguh dalam menjaga kesehatannya.
Memperkuat sistem kekebalan tubuh adalah salah satu cara yang paling penting untuk melawan virus Corona. Rasulullah Saw dan para imam maksum telah merekomendasikan berbagai tanaman herbal dan makanan untuk tujuan ini. Sekarang para dokter Islam-Iran merekomendasikan resep Rasulullah Saw dan Ahlul Bait ini kepada masyarakat. Contohnya, madu, kayu manis, thymus, jahe, bawang putih, dan beberapa tanaman herbal lainnya.
Rasulullah dan para imam maksum telah memberikan panduan kesehatan tentang pentingnya menjaga gizi seimbang, tidak makan berlebihan, dan mengkonsumsi makanan yang sehat, serta selalu menjaga kesehatan.
Al-Quran berulang kali mengingatkan bahwa Allah Swt telah memperkenankan makanan yang halal dan sehat kepada manusia serta melarang mereka dari mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram dan kotor.
Imam Shadiq as berkata, "Allah Swt telah menciptakan manusia, Dia mengetahui apa saja yang baik untuknya dan apa saja yang mudharat. Dia menghalalkan apa yang bermanfaat dan mengharamkan apa yang mudharat."
Islam melarang mengkonsumsi beberapa jenis hewan termasuk kelelawar. Jika benar virus Corona ditularkan dari kelelawar ke manusia, maka kita semakin memahami tentang kebijaksanaan ajaran Tuhan.
Sejak mewabahnya virus Corona, para dokter selalu meminta masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebersihan, termasuk sering mencuci tangan sehingga tidak tertular wabah COVID-19. Ini adalah perintah yang telah dianjurkan oleh Islam kepada umatnya sejak berabad-abad lalu.
Kebersihan dan kesucian itu merupakan perkara penting dan wajib. Rasulullah Saw bersabda, "Islam dibangun atas pondasi kebersihan dan kesucian." Beliau menganggap kebersihan sebagai bagian dari iman.
Salah satu protokol kesehatan Islam yang harus dijalankan dalam situasi normal adalah menjaga kebersihan anggota badan khususnya tangan. Kaum Muslim mengambil lima kali wudhu untuk menunaikan shalat harian termasuk membasuh tangan dan wajahnya.
Selain itu, para pemuka agama menganjurkan untuk mencuci tangan sebelum makan. Islam menilai setiap individu bertanggung jawab terhadap kesehatan orang lain. Individu yang tidak menjaga kebersihan personal sehingga menyebabkan orang lain jatuh sakit, maka ia telah berdosa.
Ketika para dokter mengatakan bahwa kontak dengan orang lain bisa tertular virus Corona, maka seorang Muslim wajib mengamalkan anjuran ini demi keselamatan dirinya dan masyarakat.
Meskipun Islam sangat menganjurkan solidaritas dan perkumpulan di antara pengikutnya, namun jika perkumpulan ini bisa membahayakan keselamatan jiwa dan raga orang-orang, maka Islam merekomendasikan untuk membatalkannya.
Saat ini banyak dari negara Muslim telah meniadakan kegiatan di masjid-masjid seperti shalat Jumat, menutup tempat-tempat suci, dan meliburkan kegiatan agama lainnya demi mencegah penyebaran virus Corona. Rasulullah Saw juga menghindari kontak dengan orang yang terkena penyakit menular dan juga meminta orang lain mematuhinya.
Tentu saja segala sesuatu di alam ini tidak akan terjadi tanpa izin dari Allah Swt. Dia adalah pencipta dan pemilik alam semesta ini. Dengan melihat kaidah umum ini, satu-satunya dzat pemberi kesembuhan adalah Allah Yang Maka Kuasa dan Maka Bijaksana. Nabi Ibrahim as berkata, "Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku." (QS. Ash-Shu'ara, ayat 80)
Namun, Allah dalam banyak kasus memilih media tertentu untuk mewujudkan kehendak-Nya. Dalam hal penyakit, Dia mewujudkan kehendak-Nya melalui proses pengobatan oleh dokter. Oleh karena itu, Islam tidak bisa menerima jika ada orang yang sakit tidak berobat ke dokter dengan harapan memperoleh kesembuhan langsung dari Allah.
Rasulullah Saw dan para aulia selain berdoa kepada Allah untuk meminta kesembuhan, juga merujuk ke tabib dan menjalani proses pengobatan. Imam Shadiq as berkata, "Salah seorang nabi jatuh sakit. Dia pun berujar, aku tidak akan berobat dan menunggu kesembuhan dari Tuhan-ku. Allah kemudian berfirman, 'Aku tidak akan menyembuhkanmu sebelum engkau berobat, tapi kesembuhan berasal dari-Ku."
Islam membalas jasa dokter dan perawat yang telah merawat orang sakit. Rasulullah Saw bersabda, "Siapa yang berusaha untuk menyembuhkan orang sakit, baik ia sembuh ataupun tidak, maka ia telah dibersihkan dari dosa seperti hari ia dilahirkan dari rahim ibunya."
Dalam Islam, orang yang sakit harus berikhtiyar, berdoa, dan memohon kesembuhan dari Allah. Dewasa ini, para ilmuwan membuktikan bahwa iman memiliki pengaruh yang tak terbantahkan dalam kesembuhan pasien. Ketika seorang pasien berdoa, sebenarnya ia telah menjulurkan tangan penuh harap kepada rahmat, kekuatan, dan pertolongan Allah, sebagai pemberi kesembuhan yang hakiki. Dengan demikian, peluangnya untuk sembuh akan semakin besar.
Imam Ali Ridha as berkata, "Mintalah keselamatanmu di dunia dan akhirat kepada Allah." Jelas bahwa orang yang kuat imannya, maka doa-doanya akan cepat terkabul.
Alexis Carrel, ahli bedah dan pakar biologi Perancis dalam bukunya, "Man, the Unknown (1935)" menulis, "Doa dan munajat memiliki pengaruh unik terhadap anggota badan kita. Kondisi ini pada awalnya tidak begitu menyita perhatian, namun ketika proses itu berlanjut, maka tidak ada kenikmatan yang sebanding dengannya. Manusia pasrah di hadapan Tuhan ketika mereka larut dalam doa. Mereka memohon rahmat dan kasih sayang Tuhan...."
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei meminta masyarakat selain mematuhi protokol kesehatan agar terbebas dari infeksi wabah Corona, juga menganjurkan untuk membaca doa dari Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad yang biasa dibacakan ketika dalam masalah dan kesulitan.
Dalam ajaran Islam, kita dianjurkan untuk mendoakan orang lain yang sedang dalam masalah sebelum berdoa untuk kesembuhan kita sendiri sehingga Allah Swt mencurahkan rahmat-Nya kepada kita. (RM)