Feb 09, 2016 19:35 Asia/Jakarta

Hari ini, Selasa tanggal 9 Februari 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 29 Rabiul Tsani 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 20 Bahman 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.

Ibnu Muqassim Wafat

1083 tahun yang lalu, tanggal 29 Rabiul Tsani tahun 354 Hijriyah, Ibnu Muqassim, seorang cendekiawan dan ahli hadis muslim terkemuka meninggal dunia. Ibnu Muqassim dilahirkan di Baghdad dan menuntut ilmu dari ulama-ulama besar di kota itu, di antaranya Abbas bin Fadhl ar-Razi.

Ibnu Muqassim banyak meninggalkan karya-karya penulisan, umumnya di bidang ulumul quran, di antaranya berjudul al-Anwar fi Tafsir al-Quran.

Muhammad Dzahabi, Ahli Hadis dan Sejarawan Lahir

764 tahun yang lalu, tanggal 29 Rabiul Tsani 673 Hq, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Dzahabi, ahli hadis dan sejarawan terkenal terlahir ke dunia.

Sejak mudanya, Muhammad bin Ahmad Dzahabi sangat tertarik mengumpulkan hadis dan untuk menyempurnakan koleksi hadis dan ilmunya tentang ilmu ini, beliau banyak melakukan perjalanan. Dalam perjalanannya Dzahabi bertemu banyak ulama hadis dan mencatatnya.

Pada dasarnya, Dzahabi menulis tentang peristiwa yang terjadi dalam sejarah Islam sejak kemunculan agama Islam hingga tahun 704 Hq. Begitu pula dengan peristiwa para ahli hadis di masa itu sempat diabadikan dalam bukunya Tarikh Islam.

Karya-karya Dzahabi dimanfaatkan oleh para ilmuwan dan ulama untuk menganalisa apa yang terjadi di dunia Islam di masa itu. Semasa hidupnya banyak ulama yang mendatanginya untuk mendengarkan langsung hadis-hadis yang didapatkannya.

Al-Kasyif, Thabaqat al-Qurra, al-Mu’jam al-Kabir dan al-Mu’jam as-Shagir merupakan sebagian dari karyanya.

Muhammad bin Ahmad Dzahabi meninggal dunia pada 748 Hq dalam usia 75 tahun dan dimakamkan di Damaskus, Suriah.

Kwee Thiam Tjing, Jurnalis Indonesia Lahir

116 tahun yang lalu, tanggal 9 Februari 1900, Kwee Thiam Tjing lahir. Ayahnya seorang opsir pabrik gula Kebun Agung, Malang. Kwee adalah si Tjamboek Berdoeri pengarang buku Indonesia dalam Api Bara  (1947).

Nama Tjamboek Berdoeri hingga akhir abad lalu masih misterius. Identitasnya baru terungkap setelah Ben Anderson melakukan investigasi dari buku Indonesia dalam Api Bara.

Buku Indonesia dalam Api Bara  ia tulis dengan jenaka, jelas, obyektif, dan tajam. Dengan seimbang dia paparkan ulah buruk orang Belanda, Eropa, Tionghoa dan pribumi. Si Tjamboek Berdoeri, telah selesai bertugas untuk mencambuk rasa nasionalisme dan humanisme masyarakat Indonesia. Mungkin perannya terlupakan oleh bangsa Indoneisa. Bahkan pusaranya pun tak mampu menjadi sebuah kenng-kenangan. Karena alasan pembangunan kota, makam Kwee Thiam Tjing di perkuburan Landdhoff, Tanah Abang, Jakarta, ikut digusur.

Pengiriman Tentara AS Pertama ke Vietnam

51 tahun yang lalu, tanggal 9 Februari 1965, batalion pertama tentara  AS dikirim ke Vietnam. Batalion ini merupakan pasukan pertahanan udara yang tergabung dalam korps marinir AS "Hawk".

Pengiriman pasukan AS ini menimbulkan protes dari berbagai penjuru dunia, di antaranya demontsrasi di Moskow, yang diikuti sekitar 2000 orang dengan dipimpin oleh pelajar Vietnam dan China. Para demonstran itu juga menyerang Kedubes AS di Moskow.

Pangkalan Angkatan Udara Iran Diserang

37 tahun yang lalu, tanggal 20 Bahman 1357 Hs, salah satu pangkalan Angkatan Udara Iran di kota Teheran, diserang oleh para pendukung rezim Shah.

Serangan ini terjadi menyusul pernyataan baiat dan dukungan dari Angkatan Udara Iran kepada Imam Khomeini dan Revolusi Islam yang disampaikan sehari sebelumnya.

Begitu masyarakat mendengar berita tentang serangan ini, mereka langsung turun ke jalan-jalan dan mendatangi pangkalan milter tersebut. Massa yang hanya membawa senjata ringan non-militer membantu Tentara AU Iran yang  tengah bertahan melawan serangan dari pendukung Shah. Akhirnya, para penyerang tersebut berhasil diusir dan dengan demikian, dimulailah tahap terakhir dari perjuangan rakyat Iran untuk menggulingkan rezim Shah.

Pemerintahan Militer di Tehran Diperpanjang

37 tahun yang lalu, tanggal 20 Bahman 1357 Hs, para jenderal rezim Shah di Iran memperpanjang masa pemerintahan militer di Tehran.

Dengan langkah ini, mereka berusaha mencegah bantuan rakyat terhadap anggota Angkatan Udara Iran yang telah berpihak kepada revolusi, yang saat itu tengah diserang oleh pasukan pengawal kerajaan. Selain itu, mereka  berharap, dalam tenggang waktu itu, Imam Khomeini dan para pendukungnya bisa ditangkap atau dibunuh.

Imam Khomeini dalam menangggapi hal ini, menyerukan kepada rakyat agar tidak memperdulikan pemerintahan militer tersebut. Rakyat Iran pun meneruskan aksi-aksi demonstrasi mereka dan terjadilah bentrokan di berbagai pangkalan militer yang masih setia kepada Shah.