Nov 26, 2021 13:43 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 26 November 2021
    Lintasan Sejarah 26 November 2021

Hari ini Jumat, 26 November 2021 bertepatan dengan 20 Rabiul Tsani 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 5 Azar 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Fathimah Az-Zahra as Lahir

1451 tahun yang lalu, tanggal 20 Jumadil Tsani 8 sebelum Hijriah, Sayidah Fathimah az-Zahra putri Nabi Muhammad Saw, terlahir ke dunia.

Fathimah az-Zahra dibesarkan dalam bimbingan wahyu dan melewati masa-masa perjuangan menegakkan Islam bersama ayah beliau. Pada tahun ke-2 Hijriah, Sayidah Fathimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib dan sejak saat itu dia melakukan tugas sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, yaitu Imam Hasan, Imam Husain, dan Sayidah Zainab.

Kelahiran Sayidah Fatimah Az-Zahra

Beliau membesarkan anak-anaknya dengan ajaran iman dan Islam. Dalam kehidupan sosial, beliau juga berperan dengan menyampaikan kebenaran dan teguh membela haknya. Bahkan sampai meninggalnya, yaitu tak lama setelah wafatnya Rasulullah, beliau masih berjuang menegakkan kebenaran.

Fathimah az-Zahra adalah teladan wanita sedunia. Di antara nasehat beliau adalah, "Allah menjadikan keimanan sebagai alat untuk membersihkanmu dari kesyirikan, shalat sebagai alat untuk menyucikanmu dari takabur, kepatuhan kepada kami adalah alat untuk mengukuhkan agama, mengakui kepemimpinan kami adalah alat untuk mencegah keterpecahan, dan kecintaan kepada kami  adalah sumber dari kehormatan Islam."

Imam Khomeini Lahir

123 tahun yang lalu, tanggal 20 Jumadil Tsani 1320 Hijriah, Imam Ruhullah Musawi Khomeini, pendiri Republik Islam Iran, terlahir ke dunia di kota Khomein, Iran tengah.

Beliau mendapatkan pendidikan agama sejak masa kecil dan melanjutkannya ke Qom. Karena kemampuannya yang tinggi, dengan cepat Imam Khomeini mencapai derajat mujtahid. Selain menguasai masalah fiqih, beliau juga ahli di bidang filsafat dan sufisme dan bahkan menciptakan syair-syair sufi. Beliau memulai aktivitas politiknya sejak masih muda namun semakin meningkat sejak tahun 1953. Akibatnya, beliau kemudian dibuang ke Turki, lalu ke Irak.

Selama 14 tahun masa pembuangannya, beliau mampu mendidik murid-murid yang kemudian menjadi tokoh pejuang melawan rezim tiran dan dengan berbagai cara mampu mengungkapkan esensi rezim Syah yang anti agama dan anti rakyat. Akibatnya, rakyat semakin sadar atas kebobrokan rezim Shah dan semakin meningkatkan perlawanan mereka terhadap Shah. Akhirnya, pada tahun 1978, Shah Reza melarikan diri ke luar negeri.

Imam Khomeini, bapak pendiri Republik Islam Iran

Imam Khomeini pada tahun itu pula kembali ke Iran dan mendirikan Republik Islam Iran. Selama sepuluh tahun beliau memimpin pemerintahan Islam yang menghidupkan nilai-nilai Islam dan menentang campur tangan para imperialis Barat di dunia ketiga. Imam Khomeini menunjukkan kepada dunia sebuah sistem pemerintahan baru dan membuktikan kecemerlangan serta kemampuan Islam untuk menegakkan sebuah pemerintahan yang kuat dan berpihak kepada nilai-nilai kemanusiaan.

Imam Khomeini juga banyak meninggalkan karya tulis, di antaranya "Asrarus-Shalah", "Misbahul Hidayah", dan "Wilayatul Faqih". Kumpulan khutbah dan pesan-pesan beliau tercatat dalam buku "Shahifatun-Nur" yang berjumlah 21 jilid. Kumpulan syair sufi beliau juga telah diterbitkan.

Bosscha Meninggal Dunia

93 tahun yang lalu, tanggal 26 November 1928, Karel Albert Rudolf Bosscha pendiri Observatorium Bosscha meninggal dunia.

Karel Albert Rudolf Bosscha ialah orang yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat pribumi. Ia juga pemerhati ilmu pendidikan, khususnya astronomi.

Pada Agustus 1896, ia mendirikan perkebunan teh Malabar. Pada tahun-tahun berikutnya, ia menjadi juragan seluruh perkebunan teh di Kecamatan Pangalengan. Pada 1901, ia mendirikan sekolah dasar bernama Vervoloog Malabar. Pendirian sekolah itu bertujuan memberi kesempatan belajar secara gratis bagi kaum pribumi Indonesia, khususnya anak-anak karyawan dan buruh di perkebunan teh Malabar.

Pada 1923, ia menjadi perintis dan penyandang dana pembangunan Observatorium Bosscha yang telah lama diharapkan Nederlands-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV). Kemudian, ia bersama Dr J Voute pergi ke Jerman untuk membeli teleskop refraktor ganda Zeiss dan teleskop refraktor Bamberg.

Pembangunan Observatorium Bosscha selesai dilaksanakan pada 1928. Namun, Bosscha sendiri tidak sempat menyaksikan bintang melalui observatorium yang didirikannya itu karena meninggal dunia pada 26 November 1928 beberapa saat setelah dianugerahi penghargaan warga utama Kota Bandung.

Basij di Iran

Tentara Rakyat Mustadhafin, Basij Dibentuk

42 tahun yang lalu, tanggal 5 Azar 1358 HS, menyusul dikeluarkannya perintah dari Imam Khomeini, Pemimpin Revolusi Islam Iran, mengenai pembentukan 20 juta tentara di Iran, dibentuklah Tentara Rakyat Mustadh'afin.

Tentara Rakyat yang disebut sebagai Basij ini, dengan berbekal keimanan yang kuat, semangat pengorbanan, dan semangat juang yang tinggi, memainkan peran besar dalam perjuangan rakyat Iran melawan invasi Irak. Hingga hari itu, Basij tetap berperan aktif dalam bidang sosial, budaya, dan militer di Iran.

Imam Khomeini dalam pernyataannya mengenai Basij mengatakan, "Basij merupakan manifestasi dari etika tinggi Islam dan tempat untuk berkhidmat kepada Tuhan."