Des 10, 2021 15:24 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 10 Desember 2021

Sayidah Zainab Lahir

1438 tahun yang lalu, tanggal 5 Jumadil Awal 5 HQ, Sayidah Zainab, cucu Rasulullah Saw, putri Imam Ali as dan Fathimah az-Zahra as, terlahir ke dunia.

 

Putri Imam Ali as ini terkenal atas ketakwaan, ketinggian ilmu, kefasihan bahasa, dan keberaniannya dalam membela kebenaran.

 

Pada era pemerintahan Khalifah Yazid yang kejam dan despotik, saudara Sayidah Zainab, Imam Husein as menolak untuk berbaiat kepada khalifah zalim itu dan memilih melakukan perlawanan. Imam Husein beserta 72 anggota keluarga dan sahabatnya dikepung oleh ribuan orang pasukan Yazid di Padang Karbala.

 

Di antara anggota kafilah Imam Husein tersebut adalah Sayidah Zainab dan dua putra beliau yang kemudian gugur syahid untuk membela Imam Husein. Di Iran, hari kelahiran Sayidah Zainab juga diperingati sebagai "Hari Perawat" untuk mengenang jasa beliau yang menjadi perawat dan pelindung para korban tragedi Karbala.

 

Deklarasi HAM Disahkan PBB

 

73 tahun yang lalu, tanggal 10 Desember 1948, Deklarasi Hak Asasi Manusia disahkan oleh Majelis Umum PBB.

 

Ide tentang hak asasi manusia yang berlaku saat ini berakar sejak era Perang Dunia II. Pembunuhan dan kerusakan dahsyat yang ditimbulkan Perang Dunia II menggugah suatu kebulatan tekad untuk membangun sebuah organisasi internasional yang sanggup meredakan krisis internasional serta menyediakan suatu forum untuk diskusi dan mediasi. Organisasi ini adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang telah memainkan peran utama dalam pengembangan pandangan kontemporer tentang hak asasi manusia.

 

Para pendiri PBB yakin bahwa pengurangan kemungkinan perang mensyaratkan adanya pencegahan atas pelanggaran besar-besaran terhadap hak-hak manusia. PBB kemudian menugaskan Komisi Hak Asasi Manusia untuk menulis sebuah pernyataan internasional tentang hak asasi manusia. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ini diumumkan sebagai "suatu standar pencapaian yang berlaku umum untuk semua rakyat dan semua negara".

 

Namun, dalam pelaksanaannya, HAM malah dijadikan alat bagi negara-negara Barat untuk menekan negara-negara independen dunia di bidang politik dan ekonomi dalam rangka memperluas pengaruh imperialisme mereka. Kini banyak negara-negara yang menyuarakan agar diadakan perubahan isi Deklarasi HAM yang tidak sesuai dengan keyakinan, kebudayaan, dan adat istiadat mereka, demi mencegah penggunaan HAM untuk menekan mereka.

 

Demonstrasi Hari Tasu’a Anti Penindasan Rezim Pahlevi

 

43 tahun yang lalu, tanggal 19 Azar 1357 HS, warga Iran melakukan demonstrasi Hari Tasu’a anti penindasan Rezim Pahlevi.

 

Bersamaaan dengan peringatan hari kesembilan atau Tasu’a Imam Husein as pada 19 Azar 1357 HS, warga Iran yang revolusioner mengikuti acara Azadari Imam Husein as sekaligus melakukan demonstrasi bersejarah melawan rezim Shah Pahlevi yang despotik. Di Tehran, sekitar 4 juta warga baik laki-laki, perempuan dan anak-anak ikut dalam aksi demonstrasi dengan tujun ke jalan-jalan.

 

Para demonstran selain memperingati Tasua Imam Husein as, meneriakkan yel-yel anti rezim Shah dan menyatakan kebencian mereka kepada rezim diktator. Bersamaan dengan aksi demo di Tehran, warga di kota-kota lainnya juga melakukan aksi demo. Aksi unjuk rasa rakyat ini mengakibatkan pondasi rezim Shah yang bergantung pada kekuatan asing semakin melemah dan hanya menanti kehancurannya.