Lintasan Sejarah 7 April 2022
Hari ini Kamis, 7 April 2022 bertepatan dengan 5 Ramadhan 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 18 Farvardin 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Mulla Aliyari Tabrizi Lahir
207 tahun yang lalu, tanggal 5 Ramadan 1236 HQ, Mulla Aliyari Tabrizi, seorang ulama terkenal di kawasan Iran utara terlahir ke dunia.
Semasa hidupnya, Tabrizi dikenal sebagai orang yang sangat menguasai fiqh, ilmu hadits, puisi, sastra, filsafat, matematika, dan astronomi. Awalnya ia menuntut ilmu di hauzah ilmiah Najaf, Irak, dan berguru kepada para ulama besar di sana pada zaman itu, di antaranya Syaikh Murtadha Anshari dan Mirza Syirazi.
Setelah menimba ilmu di Najaf, Aliyari Tabrizi kembali ke Iran dan mengajarkan ilmu-ilmu yang didapatkannya dari Najaf itu di tanah airnya. Ia kemudian melahirkan sejumlah ulama terkenal.
Aliyari Tabrizi juga menulis sejumlah buku dengan berbagai macam tema. Kitab karya Tabrizi yang paling terkenal adalah "Dalail Al-Ahkam fi Syarhi Syara'i Al-Islam".
Imam Khomeini Dibebaskan dari Penjara Shah
57 tahun yang lalu, tanggal 18 Farvardin 1343 HS (7 April 1964), Pemimpin Gerakan Revolusi Islam Iran Imam Khomeini dibebaskan dari tahanan rumah oleh Rezim Shah Pahlevi.
Imam ditangkap pada tanggal 15 Khordad 1342 HS (5 Juni 1963) dengan tuduhan telah melakukan tindakan menghasut massa melawan pemerintahan Shah. Peristiwa penangkapan Imam tersebut langsung menyulut kemarahan rakyat Iran. Di seluruh kawasan Iran, terjadi demonstrasi besar-besaran menuntut pembebasan Imam.
Demonstrasi itu awalnya dijawab oleh Shah dengan represi hingga tragedi berdarah 15 Khordad yang merengut nyawa sekitar lima ribu rakyat Iran. Akan tetapi, tindakan Shah itu malah semakin menyulut kemarahan rakyat. Shah kemudian agak memperlunak sikapnya. Imam memang masih ditahan. Tetapi, kali ini beliau menjalani tahanan rumah di Teheran. Keputusan Shah ini ternyata tidak menyurutkan gelombang protes rakyat. Mereka menuntut pembebasan Imam secara penuh.
Akhirnya, karena khawatir terhadap gerakan rakyat, Shah membebaskan Imam. Begitu berita pembebasan Imam ini tersebar ke seluruh Iran, rakyat di seantero negeri ini mengadakan pesta besar-besaran.
AS Batalkan Produksi Bom Neutron
44 tahun yang lalu, tanggal 7 April 1978, Presiden Amerika Serikat saat itu, Jimmy Carter, membatalkan produksi bom neutron.
Senjata pemusnah massal itu diyakini lebih efektif dan mematikan ketimbang bom atom.
Bom itu diciptakan oleh ilmuwan AS, Sam Cohen, pada 1958 dan merupakan senjata thermonuklir yang memiliki daya ledak lebih minim ketimbang bom atom, namun mengeluarkan lebih banyak kadar radiasi mematikan.
Tak seperti senjata nuklir, bom neutron itu diciptakan untuk membunuh lebih banyak orang, namun tidak sampai menghancurkan bangunan. Tadinya, pemerintahan Presiden Carter tetap meneruskan produksi bom neutron dan ingin menggunakannya sebagai hulu ledak untuk rudal Lance dan senjata artileri di Eropa.
Para pejabat militer AS saat itu yakin bom neutron merupakan senjata yang ampuh untuk mengantisipasi ancaman Uni Soviet di Eropa. Namun, keputusan AS itu mendapat penolakan keras dari banyak negara di Eropa dan di kalangan dalam negeri Amerika sendiri.
Mereka menyebut senjata itu sebagai "bom kapitalis" dan bisa memancing perang nuklir. Sekutu-sekutu AS di Eropa seperti Norwegia, Belgia, dan Belanda menolak pemasangan bom neutron.
Penolakan itu akhirnya berhasil mempengaruhi Carter untuk membatalkan produksi bom neutron. Pengganti Carter, Ronald Reagan, sempat melanjutkan kembali produksi bom Neutron tahun 1981, namun hanya dalam jumlah kecil dan tidak pernah dipasang di Eropa.