Lintasan Sejarah 22 Mei 2022
Hari ini Ahad, 22 Mei 2022 bertepatan dengan 20 Syawal 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 1 Khordad 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Iran Peringati Hari Mulla Sadra
Tanggal 1 Khordad, Republik Islam Iran memperingati Hari Mulla Sadra.
Sadr ad-Din Mohammad Shirazi yang dikenal dengan sebutan Sadr al-Mutaallihin dan Mulla Sadra lahir pada 9 Jumadil Awal 980 HQ di kota Shiraz. Fondasi keilmuan dan akhlaknya dibangun dengan menghadiri kuliah yang disampaikan gurunya Sheikh Bahai, ulama besar di masa kekuasaan Dinasti Safavi, Persia. Setelah itu beliau belajar filsafat, teologi dan irfan kepada Mirdamad dan ilmu-ilmu alam, matematika, perbintangan dan arsitektur pada Hakim Abul Qasem Mir Fandaraski.
Dengan penguasaannya akan filsafat Paripatetik, Iluminasi, Mulla Sadra kemudian sistem pemikiran filsafatnya dan menamakan aliran pemikirannya dengan Hikmah Muta’aliyah. Beliau menggabungkan empat aliran pemikiran penting seperti irfan, filsafat yang mencakup Paripatetik dan Iluminasi serta ajaran agama Islam dan membangun basis filsafat Hikmah Muta’aliyah.
Mulla Sadra dalam bangunan filsafatnya berhasil menggabungkan irfan, filsafat dan agama atau penyucian jiwa, rasionalitas dan wahyu dalam sebuah sistem pemikiran yang harmonis. Mulla Sadra berusaha menafsirkan agama dengan pendekatan irfan dan filsafat. Beliau meninggalkan banyak karya tulis dan yang terpenting adalah buku monumentalnya al-Asfar al-Arba’ah.
Akhirnya alim dan filsuf ini meninggal dunia pada 1050 HQ di usia 70 tahun di kota Basrah dan dikebumikan di kota itu juga.
Harun Ar-Rasyid Perintah Tangkap Imam Kazhim as
1264 tahun yang lalu, tanggal 20 Syawal 179 HQ, Imam Kazhim as ditangkap atas perintah Harun ar-Rasyid.
Harun ar-Rasyid, Khalifah Abbasi yang zalim senantiasa merasa khawatir dengan keberadaan Imam Musa al-Kazhim. Popularitas Imam Kazhim dan pengaruhnya membuat Harun takut hal itu dapat menggerogoti kekuasaannya. Oleh karenanya, Harun ar-Rasyid mengirim utusannya ke Madinah untuk memata-matai gerak-gerik Imam Kazhim as.
Khalifah Harun ar-Rasyid patut mengkhawatirkan pengaruh maknawi Imam Musa al-Kazhim. Karena Ali bin Yaqthin, Perdana Menteri Bani Abbasiah waktu itu merupakan sahabat Imam Musa Kazhim as dan melakukan perintah beliau.
Berita tentang Imam Kazhim as yang disampaikan oleh orang-orang dekatnya membuat kebencian Harun ar-Rasyid semakin memuncak. Pada tahun 179 Hq, Khalifah Harun ar-Rasyid menunaikan ibadah haji dan di sana ia baru memahami betapa masyarakat Muslim begitu menghormati dan mencintai Imam Musa Kazhim as. Menyaksikan kenyataan itu, Harun ar-Rasyid begitu khawatir akan kekuasaannya.
Ketika pergi ke kota Madinah dan menziarahi kuburan Rasulullah Saw, Harun ar-Rasyid memutuskan untuk menangkap dan memenjarakan Imam Kazhim as. Ketika tiba hari penangkapan beliau pada 20 Syawal 179 Hq, Harun ar-Rasyid memerintah agar proses penangkapan Imam Kazhim as dilakukan dengan tidak teratur dan diserahkan dari satu kelompok ke kelompok yang lain agar masyarakat tidak tahu kemana Imam Kazhim di bawa dan oleh siapa yang membawanya. Dengan demikian, perlahan-lahan masyarakat tidak kaget dengan ketiadaan Imam Kazhim di tengah-tengah mereka dan terbiasa dengan kondisi yang ada. Proses ini menunjukkan betapa khawatirnya Bani Abbasiah akan pengaruh Imam Kazhim as
Harun ar-Rasyid berhasil mengasingkan Imam Kazhim as dari Madinah dengan sangat berhati-hati dan selama bertahun-tahun beliau dipindahkan dari satu penjara ke penjara lainnya. Anehnya, Harun ar-Rasyid yang memahami tingginya kepribadian Imam Kazhim as, pasca syahadah beliau memaksa masyarakat Muslim waktu itu agar menerima bahwa Imam Kazhim as meninggal secara alami, bukan karena diracuni.
CN-235 Jatuh di Serang
25 tahun yang lalu, tanggal 22 Mei 1997, pesawat buatan IPTN Bandung seri CN-235-PK-XNT versi militer jatuh di Lapangan Udara Gorda, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, dan menewaskan seluruh enam orang awaknya.
Pesawat itu sendiri hancur dan sebagian besar badan pesawat menjadi abu.
Pesawat nahas itu terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pukul 13.15 WIB untuk melakukan uji coba terbang rendah sambil menurunkan barang dari udara di atas Lapangan Udara Gorda. Namun baru 13 menit mengudara, pesawat terhempas dari ketinggian 200 meter.
Penyebabnya ialah tali parasut buatan Metrix Incorporation, Amerika Serikat, yang digunakan untuk menarik karung pasir seberat 4 ton keluar dari pesawat, putus saat beban telah terhela ke pintu belakang. Akibatnya pesawat terang yang melaju dengan kecepatan sekitar 200 kilometer per jam itu kehilangan keseimbangan dan terdongak hingga mengalami stall (kehilangan gaya angkat), lalu menjadi tak terkendali dan menghunjam tanah.