Lintasan Sejarah 29 September 2022
Hari ini Kamis, 29 September 2022 bertepatan dengan 2 Rabiul Awal 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 7 Mehr 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ibnu Atsir Jazairi Meninggal
814 tahun yang lalu, tanggal 2 Rabiul Awal 630 HQ, Ibnu Atsir Jazairi yang dijuluki Izzuddin, seorang sejarawan, sastrawan, dan ahli hadis besar dunia Islam, meninggal dunia di kota Mosul, Irak.
Ibnu Atsir Jazairi dilahirkan tahun 555 HQ di Irak dan melewati umurnya di Mosul, Baghdad, dan Damaskus. Sejak usia muda, Ibnu Atsir menuntut ilmu di berbagai bidang agama dari ulama-ulama terkemuka saat itu, di antaranya Khatib Thusi.
Karya Ibnu Atsir yang paling terkenal adalah al-Kamil fi at-Tarikh. Di dalamnya dia mencatat kejadian-kejadian penting di dunia hingga tahun 627 Hijriah. Karya Ibnu Atsir lainnya berjudul Usdul Ghabah Fi Ma'rifah as-Shahabah yang terdiri dari tujuh jilid biografi 750 sahabat Rasulullah Saw.
Aksi Mogok Massal Menentang Sikap Rezim Pahlevi
44 tahun yang lalu, tanggal 7 Mehr 1357 HS, rakyat Iran melakukan aksi mogok massal menentang sikap rezim Pahlevi.
Menyusul diumumkannya kondisi darurat militer di seluruh kota-kota besar Iran, rakyat melakukan aksi mogok memrotes sikap rezim Pahlevi itu.
Aksi mogok ini mulai dilakukan oleh para anggota koperasi industri perminyakan Iran dan pegawai kilang minyak Abadan. Menyaksikan aksi mogok itu, para pegawai telekomunikasi Tehran tidak ingin ketinggalan dan juga melakukan aksi yang sama.
Pada tanggal 7 Mehr 1357 HS, para karyawan kereta api, air minum, semen Tehran, pelabuhan, kilang minyak Shiraz, reaktor nuklir, penambang batu bara, para nelayan dan penguasaha tekstil Yazd juga turut melakukan aksi mogok menentang keputusan rezim Pahlevi.
Angola Adakan Pemilu Pertama
30 tahun yang lalu, tanggal 29 September 1992, diadakan pemilu pertama yang bebas di Anggola.
Dalam pemilu ini Partai MPLA yang sejak tahun 1976 menguasai pemerintahan, meraih kemenangannya dan pemimpin partai ini, Jose Eduardo Dos Santos, kembali menjadi presiden.
Angola meraih kemerdekaannya dari Portugis pada tahun 1975 dan terjadi perang saudara antara kelompok MPLA yang didukung Soviet dan Kuba melawan kelompok Unita yang didukung Amerika dan Afrika Selatan. Meskipun MPLA berhasil meraih kekuasaan pada tahun 1976, namun bentrokan berdarah terus terjadi. Setelah melemahnya kelompok Unita dan terbunuhnya pemimpin kelompok ini, Jonas Savimbi, barulah perang saudara 27 tahun di Angola mereda.