Lintasan Sejarah 30 September 2022
Hari ini Jumat, 30 September 2022 bertepatan dengan 3 Rabiul Awal 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 8 Mehr 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Pasukan Yazid Serang Mekah dan Nistakan Masjidul Haram
1380 tahun yang lalu, tanggal 3 Rabiul Awal 64 HQ, pasukan Yazid menyerang Mekah dan menistakan Masjidul Haram.
Yazid bin Muawiyah memerintah selama tiga tahunan. Pada tahun pertama kekuasaannya, ia memerintah pasukannya membunuh cucu Rasulullah Saw, Imam Husein as di Karbala dan melakukan kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Islam.
Pada tahun kedua, ia melakukan kejahatan kedua di Madinah dan pasukannya melakukan pembantaian di sana, sehingga kota suci Madinah penuh dengan mayat umat Islam.
Di akhir kekuasaannya, Yazid bin Muawiyah dengan niat hendak menumpas gerakan Abdullah bin Zubair, ia mengirim pasukannya pada 3 Rabiul Awal 64 Hq di bawah komando Hashin bin Numair ke kota Mekah. Dalam serangan ini, mereka mengepung Masjidul Haram dan menyerang Ka'bah dengan katapel raksasa. Serangan ini terus berlanjut, sehingga Hashin dikabari bahwa Yazid telah meninggal dunia.
Ayatullah Sayid Mohammad Sadegh Lavasani Wafat
32 tahun yang lalu, tanggal 8 Mehr 1369 HS, Ayatullah Sayid Mohammad Sadegh Lavasani meninggal dunia dalam usia 84 tahun dan dimakamkan di kompleks makam suci Sayidah Fathimah al-Maksumah as.
Ayatullah Sayid Mohammad Sadegh Lavasani lahir dari keluarga agamis di Najaf, Irak sekitar tahun 1285 HS. Menginjak usia remaja, ia bersama ayahnya pergi ke kota Hamedan dan setelah beberapa waktu tinggal di sana, ia pindah ke kota Arak untuk melanjutkan pendidikan agamanya. Ayatullah Lavasani di usia 17 tahun berhijrah ke kota Qom setelah dibentuknya Hauzah Ilmiah Qom oleh Ayatullah Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi. Beberapa tahun Qom, Ayatullah Lavasani sempat sekamar dengan Imam Khomeini ra.
Selama di kota Qom, selain belajar kepada pendiri Hauzah Ilmiah Qom, Ayatullah Lavasani juga belajar kepada guru-guru besar seperti Sayid Mohammad Taghi Khonsari, Sayid Mohammad Hojjat, Mohammad Ali Shah Abadi dan Mirza Javad Agha Maleki Tabrizi. Ia belajar fiqih dan ushul fiqih tingkat mujtahid, irfan dan filsafat dari mereka dan setelah itu meninggalkan Iran menuju Najaf, Irak. Di kota suci ini, Ayatullah Lavasani belajar kepada guru-guru besar lainnya seperti Agha Dhiya ad-Din al-Iraqi dan Mirza Abolhassan Meshkini.
Ayatullah Lavasani diangkat oleh para marji besar Qom untuk mengelola Madrasah Feiziah dan Dar as-Shifa, Qom pada tahun 1314 HS selama 6 tahun. Setelah dimulainya kebangkitan Islam yang dipimpin oleh Imam Khomeini ra, ia berkali-kali mengeluarkan pernyataan dukungannya kepada Imam Khomeini dan setelah beliau diasingkan ke Turki, Ayatullah Lavasani diangkat menjadi wakil penuhnya di Tehran. Sepak terjangnya dalam memajukan kebangkitan Islam ini mengkhawatirkan rezim Shah Pahlevi yang membuatnya diasingkan di daerah Hashtpar di Talesh selama tiga tahun. Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, Ayatullah Lavasani tetap menjadi sahabat dan pendukung setia Imam Khomeini ra tanpa memegang jabatan apapun.
Richter Meninggal Dunia
37 tahun yang lalu, tanggal 30 September 1985, Charles Richter, ilmuwan penemu alat ukur kekuatan gempa, meninggal dunia di AS dalam usia 75 tahun.
Bersama rekan-rekannya sesama ilmuwan, Richter berhasil menemukan alat ukur kekuatan gempa yang didasarkan kepada tingkat energi yang dilepaskan pusat gempa.
Richter dan kawan-kawannya membagi tingkat kekuatan gempa itu dari ukuran satu hingga sembilan. Sebelumnya, para ilmuwan mengukur dan membandingkan tingkat-tingkat kekuatran gempa berdasarkan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh gempa, yang tentu saja sangat jauh dari ketelitian.