Lintasan Sejarah 17 Oktober 2022
Hari ini Senin, 17 Oktober 2022 bertepatan dengan 20 Rabiul Awal 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 25 Mehr 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Abu Thayyib Thabari Meninggal Dunia
994 tahun yang lalu, tanggal 20 Rabiul Awal 450 HQ, Abu Thayyib Thabari seorang ulama dan sastrawan muslim terkenal meninggal dunia di kota Baghdad dalam usia 102 tahun.
Abu Thayyib Thabari dilahirkan di Amol, sebuah kawasan di utara Iran, pada tahun 347 hijriah. Setelah usianya beranjak dewasa, Thabari melakukan perjalanan ke Bahhdad dalam rangka menuntut ilmu.
Di kota itu pulalah beliau akhirnya menetap dan menjalani tugas keulamaannya hingga akhir hayatnya. Di antara karya terkenal Thabari adalah buku-buku berjudul "Jawabun fis-Sima' wal Ghina" dan "At-Ta'liqatul Kubra fil Furu'".
Pendirian Bank Eghtesad Iran
63 tahun yang lalu, tanggal 25 Mehr 1338 HS, didirikan Bank Eghtesad Iran yang seluruh sahamnya berasal dari dalam negeri dengan modal pertama 100 juta riyal.
Bank ini secara resmi mendapat izin melakukan jual beli valuta asing. Dengan demikian di awal beroperasinya bank ini langsung melayani segala bentuk layanan bank. Namun Bank Eghtesad Iran tidak berusia lama.
Sekalipun telah membuka cabang di sejumlah negara Eropa, Amerika dan Asia, Bank Eghtesad Iran pada tahun 1341 akhirnya dibubarkan.
Negara Arab Pengekspor Minyak Embargo Amerika dan Inggris
49 tahun yang lalu, tanggal 17 Oktober 1973, negara-negara arab produsen minyak memulai embargo minyaknya terhadap Amerika, Inggris, dan negara-negara lain yang menjual minyaknya kepada Israel.
Embargo ini dilakukan karena Amerika dan Inggris memberikan bantuan militer secara besar-besaran kepada Zionis Israel dalam perang antara rezim ini dengan Suriah dan Mesir yang dimulai pada tanggal 6 Oktober tahun itu.
Sehari setelah pengumuman dinaikkannya harga minyak oleh OPEC, negara-negara Arab mengumumkan embargonya terhadap Amerika, Inggris, dan Israel. Akibatnya, harga minyak menjadi semakin tinggi. Negara-negara Barat mendapat kesulitan besar akibat embargo ini dan periode ini disebut sebagai "Oil Shock".
Pada bulan Maret 1974, embargo ini ditarik kembali setelah Menlu AS, Henry Kissinger berhasil menegoisasi perjanjian gencatan senjata antara Israel dan suriah. Peristiwa ini membuktikan bahwa sesungguhnya negara-negara Timur Tengah memiliki senjata yang kuat untuk menekan AS dan Barat pada umumnya agar tidak terus melindungi rezim Zionis.