Okt 26, 2022 10:34 Asia/Jakarta
  • 26 Oktober 2022
    26 Oktober 2022

Hari ini Rabu, 26 Oktober 2022 bertepatan dengan 29 Rabiul Awal 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 4 Aban 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Pembentukan Dar At-Taqrib Baina Al-Madzahib Al-Islamiyah di Kairo

108 tahun yang lalu, tanggal 29 Rabiul Awal 1336 HQ, dibentuk Dar at-Taqrib Baina al-Madzahib al-Islamiyah di Kairo, Mesir.

Forum Internasional Pendekatan Antarmazhab Islam

Lembaga ini dibentuk dengan tujuan mendekatkan mazhab-mazhab Islam. Pembentukan lembaga ini diprakarsai oleh Syeikh Mahmoud Syaltut, Syeikh al-Azhar dan Ayatullah al-Udzma Boroujerdi, marji terbesar Syiah.

Sebelumnya, tokoh-tokoh seperti Jamaluddin al-Afghani, Syeikh Muhammad Abduh, Syeikh Muhammad Husein Kasyif al-Ghita, Syeikh Abdulmajid Salim dan Sheikh Mohammad Taqi Qommi telah melakukan pembicaraan di bidang ini.

Pasca terbentuknya Dar at-Taqrib Baina al-Madzahib al-Islamiyah, lembaga ini mempublikasikan majalah Risalah al-Islam. Majalah ini memuat artikel-artikel ilmiah tentang mazhab-mazhab Islam. Lembaga ini juga aktif menerbitkan buku dan melakukan penelitian mendalam tentang pendapat mazhab-mazhab Islam dalam pelbagai masalah fiqih serta penyusunan kaidah-kaidah fiqih baru.

Pidato Historis Imam Khomeini ra Mengungkap UU Kapitulasi

59 tahun yang lalu, tanggal 4 Aban 1342 HS, Imam Khomeini ra menyampaikan pidato historisnya mengungkap undang-undang Kapitulasi.

Imam Khomeini ra

Setelah pemerintah dan parlemen Iran meratifikasi undang-undang Kapitulasi pada bulan Mehr 1342, ternyata undang-undang ini tidak dipublikasikan lewat media-media. Namun beberapa waktu setelah itu, koran internal parlemen yang berisikan teks lengkap pidato, dialog para anggota parlemen dan kepala negara sampai ke tangan Imam Khomeini ra. Imam memutuskan untuk menyampaikan hakikat yang ada ini kepada masyarakat agar mereka mengetahui tragedi besar yang telah terjadi.

Imam Khomeini ra baru beberapa bulan dibebaskan dari penjara rezim Shah Pahlevi. Namun hal itu tidak menyurutkan niat beliau mengungkapkan apa yang terjadi. Imam menyampaikan pidato historisnya dengan memrotes keras ratifikasi undang-undang Kapitulasi atau pemberian kekebalan hukum kepada warga Amerika yang tinggal di Iran.

Pernyataan penting Imam dalam pidatonya pada 4 Aban 1342 HS di depan para rohaniwan dan rakyat Qom pada hakikatnya merupakan pengadilan terhadap pemerintah Amerika atas campur tangan mereka dalam urusan dalam negeri Iran, sekaligus mengungkap kejahatan Shah Pahlevi terhadap Islam dan bangsa Iran. Imam Khomeini juga mengutuk rezim Zionis Israel dan dukungan Amerika terhadapnya.

Imam Khomeini ra dalam pengumuman yang disebarkan ke seluruh penjuru Iran menyatakan ratifikasi Kapitulasi bertentangan dengan Islam dan al-Quran dan sikap ini sama dengan mengakui Iran dijajah Amerika.

Pidato Imam Khomeini dan pernyataan kerasnya diliput luas media, sehingga rezim Shah Pahlevi kembali diprotes rakyat Iran. Rezim Shah tidak menyangka bakal mendapat protes sehebat ini. Karena gerakan protes ini berubah menjadi protes umum yang terjadi di seluruh negeri. Melihat kenyataan ini, rezim Shah Pahlevi mulai menerapkan aturan baru yang membatasi gerak-gerik Imam Khomeini ra. Beberapa hari setelah itu, tepatnya tanggal 13 Aban 1342 (4 November 1963) beliau ditahan dan diasingkan ke Turki.

Periode ini sangat penting dalam sejarah kebangkitan Islam di Iran. Karena perlawanan terhadap rezim despotik Shah Pahlevi berubah menjadi revolusi melawan arogansi internasional.

Fathi Syaqaqi Gugur Syahid
 
27 tahun yang lalu, tanggal 26 Oktober 1995, Dokter Fathi Syaqaqi, Sekjen kelompok Jihad Islam Palestina, dan seorang pejuang yang gigih dalam melawan Zionis, gugur syahid di Malta. Beliau menjadi korban teror dari agen rahasia Israel, Mossad.

Dokter Fathi Syaqaqi

Dokter Fathi Syaqaqi terlahir ke dunia pada tahun 1951 di kamp pengungsi Palestina di kota Gaza. Awalnya, ia bekerja sebagai guru. Kemudian, ia masuk universitas dan belajar kedokteran. Setelah lulus, ia menjadi dokter di rumah sakit Baitul Maqdis.
 
Sejak masa mudanya, dokter Fathi telah aktif dalam kegiatan politik melawan Zionis dan pada tahun 1968, ia bergabung dengan kelompok Jihad Islam. Pada tahun 1979, karena menulis buku mengenai Imam Khomeini, dokter Fathi dipenjarakan di Mesir. Setelah bertahun-tahun berjuang bersama kelompok Jihad Islam, akhirnya dia dipilih menjadi sekjen kelompok ini.
 
Pejuang Palestina ini pernah berkata, "Intifada lahir akibat pendudukan Israel, sehingga, selama Israel masih bercokol di bumi Palestina, maka intifada akan terus ada."

Ketika Imam Khomeini menetapkan Hari Quds Sedunia sebagai hari solidaritas terhadap bangsa Palestina, dokter Fathi mengomentarinya dengan menyatakan bahwa hari Quds itu merupakan hari hidupnya kembali Islam dan jihad melawan Zionis di Palestina.