Feb 13, 2016 15:40 Asia/Jakarta

Hari ini, Sabtu tanggal 13 Februari 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 4 Jumadil Awal 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 24 Bahman 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.

Ibnu Atsir Jazari Lahir
 
882 tahun yang lalu, tanggal 4 Jumadil Awal tahun 555 Hijriyah, Ibnu Atsir Jazari, sejarawan dan sastrawan terkemuka muslim, terlahir ke dunia di Irak.

Ibnu Atsir kemudian menuntut ilmu di kota Mosul, Bagdad, dan  Damaskus dari ulama-ulama terkemuka pada masa itu, di antaranya Khatib Thusi.
 
Ibnu Atsir sangat banyak melakukan penelitian dan menuliskan hasil penelitian itu di dalam buku-buku karyanya. Karya Ibnu Atsir yang terpenting berjudul al-Kamil fi at-Tarikh yang merupakan sumber sejarah penting mengenai zaman kekuasaan Mongol.
 
Ibnu Atsir meninggal dunia tahun 630 di Mosul.

Bagdad Jatuh Ke Tangan Hulagu Khan

758 tahun yang lalu, tanggal 13 Februari tahun 1258, kota Bagdad yang saat itu berada di bawah pemerintahan Dinasti Abbasiah, jatuh ke tangan Hulagu Khan dari Mongol.

Raja terakhir Dinasti Abbasiah, yaitu Al-Mu'tashim-billah, dibunuh dan dengan demikian, berakhirlah masa 520 tahun pemerintahan dinasti ini.

Dalam serangan Hulagu Khan tersebut, setengah dari penduduk kota Bagdad dibunuh massal. Bangunan-bangunan bersejarah dan perpustakaan besar kota itu yang menyimpan banyak buku-buku bernilai tinggi, juga hancur dibakar.

English Declaration of Rights Disepakati

327 tahun yang lalu, tanggal 13 Februari tahun 1689, dalam upacara pengangkatan Raja William III dan Ratu Mary di Inggris, Parlemen Inggris membacakan Deklarasi Hak-Hak Inggris.

Raja William III dan Ratu Mary dalam sumpah pengangkatan mereka menyatakan menerima dan akan mematuhi isi deklarasi tersebut. Deklarasi Hak-Hak Inggris yang disusun oleh parlemen Inggris itu, mengakhiri masa pengkultusan raja Inggris.

Deklarasi ini dimaksudkan untuk mengontrol kekuasaan raja Inggris dan melarang raja untuk membubarkan parlemen atau membatalkan hukum yang telah ditetapkan parlemen sekehendak hatinya. Selain itu, hak raja untuk menarik pajak dari Parlemen juga dibatasi melalui deklarasi ini.

Deklarasi Hak-Hak Inggris ini masih terus dijalankan hingga sekarang, sehingga Raja Inggris kini hanyalah berperan sebagai penguasa simbolik dan kekuasaan pemerintahan berada di tangan Perdana Menteri.

Haidar Qali Khan Afghani Meninggal
 
66 tahun yang lalu, tanggal 4 Jumadil Awal tahun 1371 Hijriyah, Haidar Qali Khan Afghani yang terkenal dengan nama Sardar Kabuli, seorang ulama terkemuka muslim, meninggal dunia.

Sardar Kabuli dikenal memiliki ilmu yang tinggi di bidang matematika, astronomi, sejarah, geografi, filsafat, logika, dan sastra Arab.
 
Sardar Kabuli sangat mencintai ahlul bait Rasulullah Saw dan menulis sebuah buku yang membahas kemuliaan yang dimiliki salah seorang Ahlul Bait Rasul, yaitu imam Ali as.
 
Karya Sardar Kabuli yang lain di antaranya berjudul Syarh Doa Nudbah.

Abbas Iqbal Ashtiani Meninggal

60 tahun yang lalu, tanggal 24 Bahman 1334 Hs (13 Februari 1956), Abbas Iqbal Ashtiani, seorang peneliti, penulis, ahli bahasa, dan sejarawan kontemporer Iran, meninggal dunia.

Beliau dilahirkan pada tahun 1897 dan setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Iran, Ashtiani melanjutkan pendidikannya ke Perancis sampai tahun 1926, ia berhasil meraih gelar sarjana dari Universitas Sorbonne. Setelah kembali ke Iran, Ashtiani mengajar di universitas Teheran dan melakukan berbagai penelitian dan penulisan.

Di antara karya-karya Abbas Iqbal Ashtiani, adalah buku berjudul "Jasa Iran Bagi Peradaban Dunia" dan "Sejarah Iran Sejak Masa Lahirnya Islam Hingga Penguasaan Mongol."

Ayatullah Sheikh Salman Khaqani Wafat

28 tahun yang lalu, tanggal 24 Bahman 1366 Hs, Ayatullah Sheikh Salman Khaqani meninggal dunia dalam usia 76 tahun di kota Qom dan dimakamkan di komplek makam suci Sayidah Fathimah Maksumah.

Ayatullah Sheikh Salman Khaqani lahir pada 1293 Hs di sebuah kota di selatan Irak. Setelah melewati masa kanak-kanaknya, pada usia 13 tahun beliau pergi ke Najaf al-Asyraf dan belajar kepada guru-guru besar seperti Muhammad Jawad al-Balaghi, Muhammad Ali Kazhemaini, Mirza Bagher Zanjani dan Sayid Abul Qasim al-Khui.

Pasca wafatnya ayah beliau, Ayatullah Khaqani yang waktu itu berusia 43 tahun akhirnya memilih kembali ke kota aslinya Khorramshahr. Selama tiga dekade hidup di kota ini, beliau menuntun masyarakat dalam urusan agama. Ketika Irak menyerang Iran, terutama kota Khorramshar, rumah beliau menjadi tempat berlindung masyarakat, sampai menjadi sasaran mortir musuh, sehingga terpaksa meninggalkan rumah dan kota tersebut menuju Qom. Dalam agresi rezim Baath, rumah, masjid dan perpustakaan Ayatullah Khaqani mengalami rusak parah.