Lintasan Sejarah 21 Januari 2023
Hari ini Sabtu, 21 Januari 2023 bertepatan dengan 28 Jumadil Tsani 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 1 Bahman 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Abul Qasim Syatibi Wafat
854 tahun yang lalu, tanggal 28 Jumadil Tsani 590 HQ, Abul Qasim Syatibi ulama dan pembaca al-Quranul Karim asal Mesir, meninggal dunia.
Meskipun buta, Syatibi yang termasyhur dengan nama Imamul Qurra'. Selain menguasai ilmu pembacaan al-Quran, juga menguasai ilmu tajwid, nahwu, tafsir Quran, hadis, bahasa, dan ilmu-ilmu agama lainnya. Dia juga sangat banyak menghapal hadis.
Abul Qasim Syatibi banyak meninggalkan karya di antaranya "Qasidah Syatibiah" yang berisi berbagai masalah tajwid dan telah dicetak berkali-kali di Mesir dan India.
Lenin Meninggal Dunia
99 tahun yang lalu, tanggal 21 Januari 1924 Vladimir Illych Ulyanov yang dikenal dengan nama Lenin meninggal dunia.
Lenin yang dilahirkan tahun 1870 adalah pemimpin revolusi Sovyet. Sejak muda, Lenin telah aktif dalam gerakan Marxis yang bertujuan menggulingkan kekaisaran Rusia. Akibatnya, dia pernah dipenjara dan dibuang ke Siberia. Setelah menjalani masa pembuangannya, Lenin pergi ke London dan di sana ia mendirikan Partai Buruh Sosial Demokratik Rusia.
Sejak awal, ada dua kubu yang berseteru dalam partai ini. Pertama, kubu Bolshevik yang cenderung pada militerisme di bawah pimpinan Lenin dan kedua, kubu Menshevik yang cenderung demokratis. Pada tahun 1912, Lenin mendirikan Partai Bolshevik.
Setelah kemenangan Revolusi Rusia 1905, Lenin kembali ke Rusia, namun pada tahun 1907 ia dibuang oleh Kaisar Nicholas II yang berkuasa saat itu. Pada tahun 1914, meletuslah Perang Dunia Pertama yang mengakibatkan tergulingnya Kaisar Nicholas II dan berakhirnya era kekaisaran di Rusia.
Pada tahun 1917, Lenin memimpin pemberontakan Bolshevik di Rusia. Partai Bolshevik di bawah pimpinan Lenin menggulingkan pemerintah Rusia saat itu dan dalam dua hari, terbentuklah pemerintahan baru dengan Lenin sebagai pemimpinnya. Pemerintahan Bolshevik Rusia kemudian berganti nama dengan Republik Sosialis Uni Soviet dan merupakan negara Marxis pertama di dunia.
Imam Khomeini Mengawali Kuliah Hukumat-e Islami di Najaf
53 tahun yang lalu, tanggal 1 Bahman 1348 HS merupakan hari pertama Imam Khomeini ra mengawali mata kuliah Wilayah Faqih atau Hukumat-e Islami.
Setelah Imam Khomeini ra melewati beberapa tahun dari masa pengasingannya di Najaf al-Asyraf, beliau tetap memimpin gerakan menentukan melawan rezim Shah Pahlevi dengan mengajak para pemuda dan kalangan akademi untuk mengkaji kembali seluruh undang-undang Islam. Di samping itu, beliau kemudian menyampaikan mata kuliah Hukumat-e Islami dalam 12 pertemuan di masjid Syeikh Anshari.
Pembahasan ilmiah mengenai pemerintahan Islam ini tidak hanya membuktikan tidak terpisahnya agama dan politik kepada Hauzah Ilmiyah, tapi juga dapat diterima di lingkungan akademi. Bahkan pembahasan ini menjadi teori sempurna dan ilahi bagi pemerintahan Islam. Dampak dari teori ini juga mampu menepis ketidakpercayaan diri umat Islam di linkungan budaya Barat.
Ucapan Imam Khomeini ra dalam pembahasan ini dikemudian hari dicetak dalam bentuk buku dengan judul Hukumat-e Islami. Sekalipun SAVAK Iran melarang beredarnya buku ini, namun secara sembunyi-sembunyi buku ini sampai juga kepada para pejuang Islam di dalan negeri Iran. Buku ini pada mulanya hanya berada di tangan para pengikut Imam Khomeini ra dan dikaji secara serius, tapi tidak terlalu mendapat perhatian dunia, namun pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, buku ini menjadi rujukan penting terkait teori pemerintahan Islam.